7.

982 166 4
                                    

"Dengar, karena jabatan mu masih sekretaris Bonten, maka kau hanya perlu memanipulasi musuh dan mengulur waktu sampai Sanzu datang. Oh ya, pasti nanti ada perjudian dilakukan disana, usaha kan lah dapat uang sebanyak yang kau mampu."

Ucapnya dari seberang sana dengan telepon, memberikan instruksi padamu sebelum 5 menit masuk ke area misi. Kau sempat kecewa karena belum bisa menyerang bersama mereka. Ya mau bagaimana lagi.

"Baiklah, terima kasih arahannya."
Ucapmu, lalu memutuskan sambungan telepon.

"Siapa?"
Tanya orang disebelahmu, itu partner misi mu malam ini. Sanzu Haruchiyo.


"Takeomi."
Sanzu hanya ber-oh sambil menganggukkan kepala.  Saat ini ia masih saja membersihkan pistol juga katana nya.


"Aku tidak suka padamu, tapi entah kenapa aku rasa kau bisa dipercaya."
Katanya.


"Kau bisa percayakan semuanya padaku."


"Kenapa harus begitu?"



"Karena aku tidak pernah mengecewakan siapa pun yang percaya padaku."


"Aku tidak percaya."


"Dulu kau percaya bahwa aku akan kembali kan? Lihatlah sekarang, aku berada di depanmu."


"Aku tidak mengerti kata-kata mu sejak kita bertemu."


"Tak apa, semakin berjalannya waktu kau juga akan paham."



"Bersiap, misi dimulai."


———

"Apa yang kau pertaruhkan?"


"Aku akan mempertaruhkan semua kekayaan yang ku punya."
Ucapmu merentangkan tangan sambil tertawa bebas.

Benar kata Takeomi tadi, pasti diadakan perjudian dengan musuh, tetapi kau tidak menyangka ternyata lawanmu ini adalah seorang wanita juga. Apa boleh buat, hanya ini jalannya untuk mengulur waktu.

"Hey bodoh, apa yang kau lakukan? Mempertaruhkan semua kekayaanmu? Jangan gila."
Suara itu berdenging di earphone yang terpasang di telingamu. Kokonoi Hajime yang sedang mengawasimu juga seluruh anggota Bonten yang lain.


"Aku tidak peduli, aku akan memenangkan perjudian ini."

"Brengsek. Jangan meremehkan ku, aku juga akan pertaruhkan semua yang ku punya."

"Berapa kekayaanmu?"


"3 Triliun."

Kau tersenyum lebar mendengarnya dengan mata yang berbinar.

"Ayo, mulai perjudian ini."



———

"Waduh waduh, bagaimana ini? Aku menang telak hehehe."

Keringat dingin mulai bercucuran di pelipis musuhmu, tatapan matanya yang ketakutan juga gelisah seperti ingin menangis.


"KURANG AJAR! INI PASTI KECURANGAN. AKU TIDAK PERNAH KALAH SEBELUMNYA. KITA TANDING ULANG"


"Aku tidak punya banyak waktu. Sekarang berikan seluruh yang kau punya padaku sebelum aku tembus perutmu dengan pisau ini."

Dia menghembuskan nafas secara kasar, ketakutan tapi detik berikutnya malah mengambil pistol lalu mulai mengarahkannya padamu. Sedetik lagi pistol itu akan mengenai mu tetapi Sanzu sudah terlebih dulu datang lalu membekap mulut musuh dengan pistol berada didepan kepalanya.

"Siapa yang menang?" Ia bertanya padamu.

"Eh kau meragukan ku ya? Tentu saja aku yang menang."
Jawabmu, Sanzu tertawa keras mendegarnya.

"Dengar, transfer semua uangmu sekarang."
Ucap Sanzu tepat di telinga musuh. Yang mendengar hanya menuruti dengan air mata yang bercucuran deras. Setelah selesai Sanzu mengajakmu keluar dari sana, tetapi baru 2 langkah menjauhi pintu wanita itu memanggil kalian.

"Tolong, bunuh saja aku." Katanya.

"Tidak mau." Sanzu menjawab.

"Kumohon, bunuh lah aku."

"Pecundang mana yang setelah kalah langsung ingin mati? Aku tidak mau membunuhmu, bunuh saja dirimu sendiri."

Setelah Sanzu mengatakan itu, wanita itu benar-benar menembakkan pistol di kepala nya. Kau bergidik ngeri melihatnya. Tanpa pikir panjang kalian berjalan meninggalkan tempat itu.



"Laporan, misi selesai. Keberuntungan di pihak Bonten malam ini."

Bad Romance [ Bonten x fem!reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang