13 🌱

1K 60 3
                                    

Keesokan paginya, Jeonghan sudah berada di sekolah. Kedua sahabatnya belum datang ke sekolah juga.

"Tumben sekali mereka belum datang"

Baru juga bicara seperti itu mereka sudah datang. Mereka langsung datang menghampiri Jeonghan.

"Selamat pagi" ucap Jisoo.

"Pagi. Tumben baru datang" ucap Jeonghan.

"Pulang lagi karena ada barangnya yang tinggal" ucap Jihoon sambil menatap Jisoo.

"Kebiasaan" ucap Jeonghan.

Jihoon salah fokus dengan leher Jeonghan. Dia mendekat untuk melihatnya dengan jelas.

"Jeonghan-ah, leher kenapa?" tanya Jihoon.

Jisoo langsung melihat ke arah leher Jeonghan yang merah. Ya itu ulah Seungcheol semalam yang memberi tanda di lehernya.

"Jeonghan, tidak mungkin kan?" tanya Jisoo sambil menatap Jeonghan.

"Siapa yang memulainya duluan? Kau apa dia?" goda Jihoon.

Jihoon dan Jisoo sudah pasti tahu, karena kemarin Jeonghan bilang dia akan menginap di rumah Seungcheol. Tetapi, masih tidak percaya saja atas kelakuan mereka ini.

"Benar-benar gila kalian. Kenapa bisa?" tanya Jisoo.

Jeonghan sebenarnya tidak tahu dengan lehernya dan saat Jihoon menanyakan lehernya dia baru sadar. Mana itu terlihat jelas lagi, untung saat Jeonghan datang belum ada yang datang ke sekolah. Lagian bodoh juga Seungcheol kenapa dia tidak memberitahunya.

"Aku tidak tahu kalau Seungcheol membuat ini" ucap Jeonghan. Bisa-bisanya dia terang-terangan seperti ini agak kagetlah mereka.

"Jeonghan, pelankan suaramu, nanti yang lain dengar. Ini pakai plaster" ucap Jihoon. Jihoon memang suka bawa plaster ke sekolah. Jika dia butuh, tidak perlu lagi jalan ke UKS hanya minta plaster.

"Makasih" ucap Jeonghan.
.
.
.
Jeonghan berjalan menuju halte bus dan menunggu Seokmin menjemputnya. Hari ini Seungcheol ada rapat dadakan jadi dia menyuruh Seokmin untuk menjemputnya.

"Seungcheol udah makan belum?" tanya Jeonghan.

"Sepertinya belum, mau beli makan dulu?" tanya Seokmin.

"Yaudah, antar aku ke restoran Soonyoung aja. Kita pesan makan dulu" ucap Jeonghan.

"Oke"

Seokmin melihat Jeonghan yang sedang melepas plasternya yang ada di lehernya tadi. Agak kaget sih, Seokmin juga paham yang di leher Jeonghan itu bukan luka atau apa. Tapi itu kissmark, sudah pasti ulah Seungcheol gila itu. Tidak ingin bertanya, dia tetap fokus untuk menyetir saja.
___

Setelah memesan, Seokmin kaget karena Jeonghan pesannya banyak. Apa dia memesannya untuk orang kantor juga?

"Pak, taruh saja di belakang ya. Seokmin, buka " ucap Jeonghan.

"O-oh iya"

Setelah semua di letakkan di belakang mobil. Jeonghan mengucapkan terima kasih lalu masuk mobil.

"Banyak sekali, untuk orang kantor ya?" tanya Seokmin.

"Iya. Ini ada punya mu juga, khusus buat kau" ucap Jeonghan.

"Terima kasih, untuk Seungcheol pasti spesial" goda Seokmin.

Jeonghan hanya tersenyum malu, iya memang punya Seungcheol paling spesial. Kebetulan ATM Seungcheol ada dengan Jeonghan. Seungcheol memberi 1 ATM untuk Jeonghan.

"Jeonghan kau beruntung" ucap Seokmin.

"Kenapa?"

"Seungcheol secepat ini jatuh cinta dengan dirimu. Dia orangnya tidak gampang yang namanya jatuh cinta. Banyak wanita yang menyukainya, tapi dia tidak mau. Dan kau orang pertama yang bisa membuatnya seperti ini. Selamat" ucap Seokmin.

HEY,BABY! || JEONGCHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang