BAB 3 AD [HA]

771 268 35
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

💗💗💗

"Adam."

"Iya Hana?"

"Hana mau ke gramedia, mau temenin gak?"

"Sendiri aja. Gue lagi ada latihan futsal."

"Tap--"

"Jangan manja, Han."

Hana tidak berhenti tersenyum karena beberapa menit yang lalu Helda memberi uang untuk jajan novel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hana tidak berhenti tersenyum karena beberapa menit yang lalu Helda memberi uang untuk jajan novel. Sebenarnya Hana sempat menolak, tetapi Helda memaksa hingga Hana mau.

Helda sudah janji untuk membelikan Hana novel, tetapi karena kakinya habis keseleo, wanita itu tidak bisa pergi ke gramedia dan akhirnya memberi uang pada Hana untuk pergi beli sendiri.

Meski begitu Hana masih tetap merasa bersalah, tapi senyuman tulus Helda selalu membuat gadis cantik itu luluh.

Hana selalu mau cari kerja, tapi kemana?

Selesai dandan simpel, seperti memakai bedak padat, maskara, liptint, dan eyeliner, Hana lalu keluar dari kamar. Ia menjauhi ruangan tercinta itu dengan membawa tas pinggang berwarna pink muda yang belum dia gantungkan ke bahu.

"Mama, Hana pamit," kata Hana pada Helda yang sedang menonton TV.

"Hati-hati. Kalau nyebrang liat kanan kiri, oke?" pesan Helda. Dia selalu mengingatkan Hana baik saat Hana berangkat menuju sekolah atau pergi bersantai seperti ini.

Hana tersenyum kecil. Mungkin sudah ribuan kali dia mendengar Helda mengatakannya. "Iya, ma. Hana hati-hati, kok. Assalamu'alaikum," kata Hana sembari menyalami tangan Helda.

"Wa'alaikumussalam."

Setelah mengecup punggung tangan Helda, Hana pun beranjak dan  meninggalkan rumah dengan berjalan kaki hingga depan kompleks rumah. Hana tidak mau menunggu ojek di depan rumahnya, sebab beberapa akhir ini ada berita dengan topik seorang gadis diikuti oleh ojek online hingga masuk ke rumah. Sampai sekarang Hana terus merinding ketika mengingat berita tersebut.

Matahari siang itu lumayan terik, Hana tidak mau menunggu di tempat yang cahaya matahari bebas menyentuh kulitnya. Ia pun melanjutkan langkah menuju kafe yang tepat berada di depan kompleks perumahannya.

Gadis ini sampai di depan pintu kafe. Namun, sesuatu membuat kakinya tertahan untuk melangkah masuk. Di depan Hana ternyata Adam sedang bersama dengan beberapa pemuda lain, tampaknya mereka lagi nongkrong dengan mengenakan baju olahraga dan sepatu. Hana tebak Adam akan berangkat menuju lapangan futsal karena rutinitas Adam di jam ini adalah olahraga futsal.

Hana membuka pintu kafe, ia masuk dan yang pertama kali ia rasakan yaitu hembusan angin dari AC yang dipasang tepat di atas pintu.

"Eh, Adam. Kebetulan banget ketemu di sini?" sahut Hana dengan raut yang seolah terkejut.

Ad [Ha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang