BAB 37 AD [HA]

178 14 0
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

💗💗💗

"Jangan."

"Jangan ke sini."

"Berhenti, Hana."

Hana selesai bersiap, hari ini belum ada pesan yang dikirimkan oleh Adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana selesai bersiap, hari ini belum ada pesan yang dikirimkan oleh Adam. Hana tidak tahu apakah hari ini dia akan dijemput oleh Adam atau tidak, dia takut berangkat duluan menggunakan taksi dan Adam dalam perjalanan menuju rumahnya.  

Situasi ini benar-benar menyulitkan untuknya.

Hana tidak mau mengecewakan Adam, tapi Hana juga takut terlambat meski masih ada waktu untuk menunggu Adam.

Gadis itu sudah mengirimi Adam pesan dan belum dibalas hingga sekarang. Hana mulai gelisah, ia tak tahu harus bertindak bagaimana. 

"Hana tunggu aja deh di depan," gumamnya lalu meraih tas di atas meja belajar kemudian beranjak dari kamar untuk menunggu di teras. 

Setelah memastikan pintu rumahnya benar-benar sudah dikunci, Hana pun dapat menunggu Adam dengan tenang di teras sembari menunggu Abang cuanki lewat. Hari ini dia tidak memasak karena merasa akan memakan banyak waktu dan akan membuatnya terlambat ke sekolah.

Helda juga sudah mengirimi Hana uang untuk jajan hari ini dan bagi Hana nominal yang dikirimkan cukup banyak sehingga ia tak akan sanggup menghabiskan. Mungkin juga isi tabungan Hana sudah banyak sebab semua uang yang tak bisa ia habiskan akan dimasukkan ke dalam tabungan.

Tak lama, dari kejauhan Hana mendengar suara kleting mangkok dan sendok yang akan menghampiri rumahnya. Gadis itu segera bangkit dan berlari kecil keluar pagar.

"Bang!" panggil Hana sedikit berteriak dengan tangannya melambai ke udara.

"Mau beli bakso semangkok, pakai mie ya," ucap Hana kepada penjual bakso begitu sudah sampai di hadapannya.

"Iya Neng," jawab penjual. "Mau bakso apa, Neng?" 

"Campur aja, Bang." Hana menunggu pesanannya dibuatkan sembari ia mengecek ponselnya berharap sudah ada balasan dari pacarnya. Namun, ternyata Adam belum membalas pesannya.

Hana kembali gelisah, ia masih tidak tahu Adam akan menjemput atau tidak. Hana celingak-celinguk melihat ke belakang, harap-harap Adam datang untuk menjemputnya. 

"Nih Neng."

Hana kembali menoleh ke penjual bakso, ia melihat pesanannya sudah siap dan Hana hanya tinggal mencampurkan saos ke mangkoknya.

"Pagi-pagi udah makan bakso, Neng. Orang rumah gak masak, tah?" ucap pria itu basa-basi.

"Rumah sepi, Bang. Mama udah pergi," jawab Hana masih fokus mengaduk semangkok mi bakso yang masih panas.

Ad [Ha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang