BAB 46 AD [HA]

182 16 2
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

💗💗💗

"Lo gak bisa mikir kah, Dam?"

"Kalau lo belum siap untuk menjaga perasaan Hana, harusnya dari awal lo gak usah pacaran sama dia!"

"Lo mau pacaran sama Hana, tapi lo masih jaga perasaan Adira?"

"Lo mau embat keduanya?" 

Suasana ruang kamar Adam cukup ramai, diisi oleh teriakan Gala yang kegirangan mengalahkan Rafka dalam permainan dan Rafka mendengus kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana ruang kamar Adam cukup ramai, diisi oleh teriakan Gala yang kegirangan mengalahkan Rafka dalam permainan dan Rafka mendengus kesal. Sudah tiga putaran mereka bermain, tetapi satu orang di antara mereka masih tetap tutup mulut seolah dia tak ada di sana.  

Rafka menoleh, melihat Adam yang sedang duduk melamun di meja belajar. Helaan kecil keluar dari mulutnya, situasi Hana dan Adam ternyata tidak jauh berbeda.

Rafka meletakkan ponselnya, ia kemudian bangkit dan meregangkan badan. Sedikit terasa pegal di bagian-bagian tertentu karena duduk cukup lama.

"Lah udah?" celetuk Gala begitu melihat ponsel Rafka mati. 

Rafka menunduk, melihat lawan bicaranya. "Capek, lo lanjut aja sendiri," jawab Rafka.

"Bilang aja capek kalah dari gue," jawab Gala.

Gala setuju, kurang menantang jika melawawan Rafka yang selalu kalah. Sementara itu, Rafka menghampiri Adam dan menepuk pelan bahunya.

Adam menoleh. "Apa?" tanyanya.

"Entar lo kesambet," tegur Rafka, ia lantas bergeser dan bersandar di meja, di sisi kiri Adam. Rafka mencari titik nyaman, dengan kaki menyilang dan tangan dilipat di depan dada.

"Lo lagi banyak pikiran, ya?" ucap Rafka, membuat Adam melirik ke arahnya.

"Nggak," kelit Adam. Namun, Rafka dapat melihat Adam yang tenggelam dalam pikiran dan matanya menatap lurus ke depan tanpa fokus.

Tidak pernah Rafka melihat Adam begini, seingatnya Adam adalah orang berhati dingin, ketus, dan tidak berperasaan. Namun, siapa sangka Hana berhasil membuat Adam seberantakan ini. 

Rafka teringat saat dulu Hana masih mati-matian mengejar Adam, berusaha sekeras mungkin agar Adam menyukainya. Kini, ia merasa sepertinya Adam yang akan gila karena Hana.

"Lo pacaran sama Hana?" Rafka langsung ke intinya, malas basa-basi dan muak sejak kemarin.

Adam terdiam sejenak, wajahnya menunjukkan ekspresi yang sulit dibaca. "Nggak, lo dengar dari mana?"

Rafka menatap Adam dengan serius. "Dari Hana." 

Mendapati reaksi Adam yang semakin gugup, Rafka segera sadar penyebabnya. Ia pun mendekati Gala yang sangat fokus bermain game. 

Ad [Ha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang