BAB 44 AD [HA]

201 16 6
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

💗💗💗

"Hana ada salah, ya?"  

"Pasti Hana salah."

Hana duduk di tepi kasur sembari menatap lama layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana duduk di tepi kasur sembari menatap lama layar ponselnya. Baru saja lima menit yang lalu dia terbangun karena merasa haus. Setelah minum, dia berkutat di hadapan ponselnya, menunggu dengan sabar masuk notifikasi dari Adam yang dia harapkan sejak kemarin, sejak dia pulang dari rumah sakit. 

Gadis itu melirik jam di sudut kanan atas ponselnya yang menunjukkan pukul lima pagi. Tengah malam tadi dia terbangun begitu saja dan sudah tidak bisa tidur sehingga memilih untuk menunggu hingga pagi.

Dia mencoba mencari-cari alasan yang masuk akal, berusaha menenangkan pikirannya yang cemas. Segala rekaan kejadian sudah Hana susun di dalam kepala, mungkin saja Adam tertidur atau sedang mengerjakan tugas sehingga tidak sempat mengabarinya. 

"Adam pasti sibuk, 'kan?" bisik Hana kepada dirinya sendiri.

Meski sudah berusaha untuk tidak berpikir yang macam-macam, tetap saja kenyataan bahwa Adam tidak menghubunginya untuk sekadar bertanya keadaan Hana membuat Hana semakin sadar bahwa dia tidak berharga bagi Adam. Menurut Hana, sesibuk apapun seseorang, dia akan tetap menghubungi orang yang berarti baginya. 

Hana menunduk, meratapi ponselnya yang masih belum juga mendapat notifikasi dari Adam. Namun, dengan cepat Hana menggeleng untuk membuang jauh-jauh perasaan itu. Dia ingat dengan ucapan Adam terakhir kali, saat Adam mengungkapkan perasannya dengan suara yang sedikit bergetar.

Pasti Adam terlalu lelah untuk menghubunginya, gadis itu pun membuang jauh-jauh rasa gengsinya dan mengetikkan pesan untuk Adam. Jika hanya menunggu, hanya akan membuat hatinya semakin tidak tenang.

Lebih baik Hana yang memulai.

Hana buru-buru menyimpan kembali ponselnya, entah kenapa dia berdebar karena mengirim pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana buru-buru menyimpan kembali ponselnya, entah kenapa dia berdebar karena mengirim pesan itu. Seolah dirinya kembali ke awal saat masih mengejar Adam. 

Lima menit berlalu, Hana mondar mandir di samping kasur dengan kepala yang menunduk menatap lurus ke ponselnya yang belum juga berdering. Setelah sepuluh menit berlalu, Hana memutuskan untuk menunggu jawaban Adam sembari menyiapkan sarapan agar tidak terlambat ke sekolah.

Ad [Ha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang