BAB 24 AD [HA]

396 38 1
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

💗💗💗

"Ha ... Hana, anak Papa sayang."

"Hana sayang."

"Hana jaga diri, ya. Hana anak kuat, Papa minta maaf."

Jam kosong, itulah yang disukai oleh kebanyakan siswa pada umumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam kosong, itulah yang disukai oleh kebanyakan siswa pada umumnya. Tak biasanya BHS mengalami hal seperti ini, semuanya disebabkan oleh kejadian tak terduga yang membuat nama sekolah itu sedang naik di sosial media. Tak ada yang tahu secara pasti apa masalahnya, tetapi simpang siur terdengar berita seorang siswi dihamili oleh seorang guru.

Jelas sangat mencoreng nama sekolah dari beribu macam prestasi yang terdengar jelas hingga keluar negara. Tiba-tiba hari ini mereka digemparkan oleh berita yang berhasil lolos dan viral.

Tak sedikit yang tahu, koneksi dan kemampuan sekolah dalam menyembunyikan blunder yang terjadi. Namun, entah kenapa berita itu lolos dari pantauan pihak sekolah, atau memang ada orang dalam yang membocorkan?

Semua orang panik dan heboh, tidak hanya pihak sekolah, tapi seluruh siswa siswi BHS mengikuti berita itu. Pertama kalinya dalam sejarah BHS mendapat kelas kosong dalam ketatnya mereka belajar.

"Kacau!" teriak seorang pemuda yang langsung berdiri dari duduknya setelah sibuk bermain ponsel. Mungkin dia menemukan berita terkait masalah sekolah pada saat itu.

"Gila sih, parah." Ditimpali oleh seorang gadis, wajah pemuda tadi semakin bersemangat.

"Sekolah bagus sekalinya viral malah karena masalah kek begini."

Hana melirik, teman-temannya sedang heboh setelah menemukan kabar buruk tentang BHS. Sepertinya masalah ini sangat serius hingga guru, kepala sekolah, pemilik sekolah, bahkan top 5 donatur mengadakan rapat secara mendadak.

Meski begitu, tetap saja pelajar di sekolah itu tidak dibiarkan pulang agar orang luar tidak tahu bagaimana kacaunya di dalam. Wali kelas juga berjanji proses ajar mengajar akan tetap dilaksanakan.

Meski yang lain sedang ribut membahas masalah yang terjadi, Hana memilih tak acuh karena kepalanya dipenuhi oleh ucapan-ucapan manis Adam kemarin. Tidurnya bahkan tidak nyenyak karena ucapan Adam terus terngiang bak melodi yang terus diputar tepat di samping telinga. Hana bingung, apakah kali ini dia memiliki kesempatan dan harapan atau dirinya harus ragu.

Sampai sekarang Adam belum menemuinya dan menjelaskan apa maksud dari ucapannya kemarin hingga membuat perasaan Hana terus campur aduk. Hana ingin percaya dan yakin untuk menunggu Adam, tetapi bayang-bayang kekecewaan masa lalu terus mengusik pikiran. Jujur, Hana ragu dan takut kembali terluka karena memilih percaya dengan hatinya, ia hanya tak mau kembali menangis ketika ekspetasi tidak sesuai realita.

Ketika Hana melirik Adira, gadis itu sedang menatap keluar jendela, mengamati beberapa siswa yang sedang pemanasan di lapangan dan di antaranya ada Adam. Helaan napas keluar dari mulut Hana, terdengar pelan, melihat Adira membuat hatinya gundah dan kembali berpikir untuk menyerah.

Ad [Ha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang