SATU

960 80 10
                                    

-Happy Reading-


Seluruh anggota keluarga besar tengah berkumpul di rumah Kakek, tiba-tiba saja tadi penyakit kakek kambuh, Relina dan keluarganya dipanggil untuk segera kerumah kakek dan berakhilah mereka dikamar Kakek.

Mereka semua hanya diam tak ada yang ingin membuka suara, Papa dan Reynand adik Relina masih sibuk memijat Kakek dan Tantenya sibuk menyiapkan makanan, sisanya hanya diam dan duduk.

Kakek memegang lengan tangan Reynand, tangan rapuh dengan kulit keriput itu mulai mengelus lengan Reynand.

"Doain, kakek biar sehat lagi ya Rey, Kakek masih pengin lihat kamu sama kakakmu nikah sama punya anak" ujarnya.

Relina tak mampu berkata-kata lagi, kata-kata yang tak ingin Relina dengar barusan saja diucap, Relina berusaha menahan air matanya agar tak jatuh saat itu juga, hatinya sesak melihat Kakeknya yang terbaring lemas dikasur.

"Ya allah, sembuhkanlah kakekku" batin Relina berdoa.

Papa dan Reynand berhenti memijat karena Kakek sudah lumayan mendingan, suasana benar-benar hening dan dingin, perasaan Relina mulai tak enak sekarang.

Kakek tiba-tiba memanggil Papa untuk mendekat lalu beliau berkata "Ceraikan istrimu."

Relina yang dari tadi menundukkan kepala langsung saja menatap Kakeknya dengan tatapan tak percaya, sejujurnya inilah hal yang Relina harapkan sebenernya tapi tidak secepat ini juga.

"Kenapa kek?" tanya Mama kecewa.

Kakek menatap Mama sinis "Tak usah berakting aku tau kelakuan aslimu"

"Baguslah aku juga sudah tidak betah dengan lelaki yang tak berpenghasilan cukup seperti itu" ujar Mama.

Relina memang sudah menduganya, Orangtuanya memang sudah tak akur sejak lama, hanya permasalahan ekonomi Mamanya menjadi sosok seperti ini, beliau selalu mengeluh dan mengomeli suaminya karena uang yang suaminya berikan tidak cukup, berulang kali pula mereka berdua bertengkar hebat, Relina tak bisa melakukan apa-apa lagi, mungkin ini pilihan yang sangat tepat.

Relina memang bukan berasal dari keluarga terpandang ya meskipun Kakeknya itu pengusaha Ternak dan Kebun. Beliau sempat memberi satu hektar kebun kepada Papanya untuk dikelola, tapi kebun itu malah dijual oleh Papanya, dengan harga ratusan juta, tetapi Mamanya atau pun Relina sama sekali tak menerima uang tersebut sepeser pun, jika ditanya oleh Kakek dimana hasil uang jual kebun? Papanya selalu menjawab bahwa uangnya digunakan untuk membayar hutang.

Dan sampai sekarang tak ada yang tau kemana uang hasil tanah tersebut, hanya Papa seorang yang tahu, Relina sempat curiga bahwa Papanya mempunyai wanita lain, tapi menurut Relina tidak mungkin, tapi jika Mamanya, Relina yakin seratus persen jika ia mempunyai pria lain.

Back to topic.

"Jalang sepertimu memang tak pantas bersanding dengan kakakku" ujar Tante yang baru masuk sembari membawa makanan.

"Apa maksudmu?!" bentak Mama.

"Memang kenyataannya bukan? aku tau kau sering jalan dengan pria lain, aku juga tau kau pernah membawa pria lain kerumah saat tidak ada orang dirumah, aku juga tau kau sering bergonta-ganti pasangan" jelas Tante yang membuat seluruh orang kaget kecuali Relina dan Reynand.

Relina memang sudah mengetahuinya, sebenernya saat itu Relina tidak pergi tetapi berada dikamar dan bersembunyi didalam lemari, jadi ketika Mamanya mengecek kamarnya beliau mengira Relina tengah pergi dan tak ada dirumah.

"Terserah kau saja lah" ujar Mama.

"Aku ingin bercerai denganmu, tetapi anak-anak harus ikut denganku" ujar Mama sembari menunjuk Relina dan Reynand.

RELINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang