Saat ini Fiat tengah berkunjung ke rumah daddy dan papanya, ia membawa banyak oleh-oleh karna dia baru saja pulang dari liburan bersama suami dan anaknya.
"Apa kong dan Arthit masih sering bertengkar, dad?" Tanya Fiat pada Krist.
"Mereka bertengkar setiap hari dan semua karna kamu, seharusnya kamu menjaga mulut mu waktu itu" Ucap Krist.
"Aku tak tahu akan jadi seperti ini. Maafkan aku" ucap Fiat, dia merasa sangat bersalah, seharusnya dia tak mengatakan kebenaran itu pada Kongpob.
"Papa akan memanggil mereka" Ucap Singto sembari beranjak dari duduknya, dia naik ke lantai atas memanggil kedua anaknya itu.
Tak lama Kong dan Arthit turun ke bawah menemui phi Fiat-nya.
"Apa phi ajun tak ikut phi?" Ucap Arthit saat melihat hanya ada Fiat dan Dita.
"Phi ajun sedang sibuk, apa kamu baik-baik saja, thit?" Tanya Fiat.
"Memangnya aku kenapa?" Ucap Arthit.
"Oh... Baguslah, ini untuk kamu" ucap Fiat, ia memberikan sebuah jam tangan kepada Arthit.
"Phi membeli itu di jepang" ucap Fiat.
"Wow, jamnya benar-benar bagus! Terima kasih, phi" ucap Arthit senang.
"Mana untuk ku, phi?" Tanya Kongpob.
"Ini..." Ucap Fiat sembari memberikan jam yang sama seperti milik Arthit pada Kongpob.
"Kenapa jamnya sama?" Tanya Kong.
"Itu jam couple" Ucap Fiat sambil terkekeh kecil
"Cih... Aku tak mau menerima ini! Apa phi menyamakan aku dengan anak jalang ini" Ucap Kongpob sinis.
"Mulutmu, Kong!" Tegur Krist.
"Untuk malam ini saja jangan bertengkar, ada aku disini, kita sudah lama tak berkumpul seperti ini 'kan?" ucap Fiat.
"Jalang itu apa, pa?" Tanya Dita pada Fiat.
"Jalang itu om Arthit, Dita. Dia anak jalang" ucap Kongpob sinis.
*Bughhh... Satu tinjuan mendarat di pipi Kongpob dari Arthit.
"Mau ku bunuh kamu, Kong!!" Geram Arthit sembari mencengkram kerah baju Kongpob.
*Plakkkk... Satu tamparan dari Singto mendarat di pipi kongpob sehingga membuat Krist, Fiat, dan Dita terkejut melihat itu.
"Kamu sebagai orang dewasa harusnya mengajari Dita perkataan yang baik, Kong! Bukan malah mengatakan hal buruk seperti tadi. Kapan kamu akan bersikap dewasa!!" Ucap Singto marah.
"Sudah dua kali papa menampar ku hanya karna anak jalang ini!!" Ucap Kongpob sambil tersenyum sinis.
"Itu karna kamu sudah sangat keterlaluan, Kong!" Ucap Singto.
Kongpob beranjak dari duduknya berjalan pergi dari sana, dia masuk ke kamarnya, mengunci pintu kemudian mengamuk di memberantakan isi kamarnya.
"Aku benar-benar akan menyingkirkan mu nanti Arthit!!" Teriak Kongpob sambil melempar apa yang ada di dekatnya.
Setelah puas mengamuk Kongpob duduk di kasur sambil memikirkan cara untuk membalas arthit.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dua hari lagi Krist dan Singto akan melakukan penerbangan ke negara Jepang untuk mengurus bisnis Krist yang ada disana. Sebenarnya Krist ingin pergi sendiri, namun Singto yang tak mau ditinggal memaksa suaminya untuk ikut. Akhirnya krist mengalah dan membiarkan Singto ikut dengannya, lagi pula Kongpob dan Arthit sudah dewasa, mereka bisa menjaga diri mereka sendiri. Krist juga tak kuat jika harus berjauhan dengan Singto walau hanya 1 minggu.Singto memanggil kedua anaknya agar turun kebawah, disana sudah ada Krist yang menunggu mereka.
"Daddy dan papa akan pergi ke jepang selama 1 minggu, daddy harap kalian tak bertengkar selama daddy dan papa pergi" Ucap Krist.
"Kong yang lebih dulu memulai, dad." Ucap Arthit.
"Kenapa papa harus ikut? Aku tak mau berduaan dengan Arthit di rumah ini. Bagaimana jika nanti aku mati karna di pukul Arthit? Papa dan daddy tahu sendiri, Arthit sering memukul ku" Rengek Kongpob.
"Tapi itu karna kamu yang memulai lebih dulu, Kong. Jangan mencari masalah dengan Arthit" ucap Singto.
"Cih... Aku akan tetap mencari masalah dengannya sampai dia keluar dari rumah ini!" Ucap Kongpob.
"Mau ku pukul lagi kamu, Kong!" Ucap Arthit.
"Daddy akan meminta phi Fiat menemani kalian di rumah nanti" ucap Krist.
Setelah itu krist dan Singto masuk ke kamar mereka meninggalkan kedua anaknya.
"Aku khawatir dengan Kong dan Arthit, phi" ucap Singto.
"Aku juga bingung, Sing. Seharusnya tidak secepat ini mereka mengetahui jika mereka bukan saudara" ucap Krist.
"Bagaimana jika Kong tahu Arthit bukan anak kandung phi? Kong pasti akan semakin menghina Arthit" Ucap Singto.
"Untuk itu sebaiknya kita sembunyikan dulu dari mereka, kasian Arthit jika dia tahu kebenaran itu" Ucap Krist.
Kongpob yang berdiri di depan pintu kamar mendengar semua apa yang di katakan oleh papa dan daddynya. Dia langsung pergi dari sana sebelum dia ketahuan, Kongpob menatap sinis kamar Arthit dan masuk ke kamarnya.
"Jadi Arthit bukan anak kandung daddy? Berarti Arthit tak punya ayah dan hanya punya mama? Itu artinya Arthit benar-benar anak jalang 'kan? Dia bahkan tak punya ayah, itu artinya tak jelas siapa ayahnya" Gumam kongpob.
.
.
.
.
.
.
Hari ini hari keberangkatan Singto dan Krist ke jepang, Arthit mengantar kedua orang tuanya ke bandara. Sedangkan kongpob? Dia hilang entah kemana. Dia seakan tak peduli dengan orang tuanya yang ingin berangkat ke luar negri.Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother ✓
FanfictionAntara cinta dan benci yang Kongpob rasakan! Sequel "maaf untuk itu" Lebih baik baca "maaf untuk itu" dulu baru baca ini, agar ceritanya nyambung dan nggak mikir aneh-aneh nantinya :') *Top Kong, bot Arthit, Mpreg!