Baru saja Arthit menginjakan kaki di rumah tapi dia sudah mendapatkan tatapan tajam dari Krist.
"Kenapa pulang terlambat?" Tanya Krist datar.
"Mobil ku bocor lagi, dad" Ucap Arthit.
"Apa benar saat daddy keluar negri kamu tak pulang ke rumah?" Ucap Krist.
"Huh..."
"Jangan berpura-pura bingung, daddy tahu dari Kong, dia mengatakan kamu mabuk-mabukkan di luar sana dan Kamu juga menginap dirumah pacar mu!?" Ucap Krist.
"T-tidak, dad." Ucap Arthit.
"Lalu setelah kamu pulang, kamu memukul kongpob!!" Ucap Krist, terlihat dari tatapan matanya jika Krist sangat marah sekarang.
"Tidak... Kong berbohong!" Ucap Arthit.
"Arthit, kamu tahu sendiri daddy orang penting di negara ini, semua orang tahu daddy dan ketiga anak daddy, termasuk kamu! Jangan membuat daddy malu! Apa lagi sampai wartawan tahu dengan kegilaan yang kamu lakukan saat diluar! Nama daddy bisa berubah menjadi buruk nanti!" Ucap Krist.
"M-maafkan aku, dad." Ucap Arthit sambil menundukkan pandangannya, sekeras apapun Arthit mengelak, Krist tak akan percaya padanya, itu sebabnya Arthit lebih memilih untuk meminta maaf.
"Jaga tingkah laku mu saat di luar! Jangan sampai kamu mempermalukan daddy"
"Baik, dad. Aku ke kamar dulu" Ucap Arthit.
Ini kali pertama Krist memarahinya membuat Arthit merasa sedih, dia menahan air matanya agar tak keluar membasahi pipinya.
Saat Arthit masuk ke kamarnya disana banyak bertebaran foto dirinya tanpa memakai pakaian dan terdapat banyak kiss mark di dada putihnya. Wajah Arthit memerah menahan amarah. Dia bergegas pergi ke kamar Kongpob dan mengetuk pintunya dengan kencang.
Saat pintu kamar terbuka, Arthit langsung memukul wajah Kongpob tanpa ampun, Kong juga tidak berusaha melawan, bukankah kekuatan Arthit memang lebih besar darinya? Apa yang bisa Kong lakukan selain berusaha menghindar?
"Apa maksud mu, Kong!!" Ucap Arthit setelah dia puas memukul wajah Kongpob.
Kongpob menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Pilihan mu hanya ada 2, Arthit. Jadi jalang ku atau foto itu akan ku perlihatkan pada media dan daddy akan marah besar pada mu, bahkan bisa saja daddy akan mengusirmu dari rumah ini karna telah mencoreng nama baik daddy" ucap Kongpob.
Kali ini Arthit terdiam, tak berani melawan atau memukul wajah Kongpob lagi, Kongpob benar-benar licik. Nafas Arthit memburu menahan amarah, dia meremas tangannya sendiri menahan amarahnya.
"Hapus foto itu, Kong! Kamu tahu sendiri foto itu akan mencoreng nama baik daddy, apa kamu mau itu terjadi!"
"Jika itu bisa membuat daddy membenci mu, aku tak masalah!" Ucap Kongpob.
"Baiklah... Aku juga akan mengatakan pada daddy jika kamu memperkosa ku!!" Ucap Arthit.
"Aku tak yakin daddy akan percaya pada mu" Ucap Kongpob.
Arthit mencengkram kerah baju kongpob dan kembali memukul wajahnya, Kongpob hanya diam membiarkan Arthit memukulnya, percuma jika dia melawan, dia tak akan bisa menang jika berkelahi dengan Arthit.
"Kamu benar-Benar brengsek!" Ucap Arthit di sela-sela kegiatannya memukul Kongpob.
Karna mendengar keributan di lantai atas, Krist langsung berjalan mencari asal suara, di lihatnya Arthit sedang memukul Kongpob, dan Kongpob terlihat pasrah tak melawan.
"Apa yang kamu lakukan, Arthit!" Bentak Krist sehingga membuat Arthit menghentikan pukulannya.
Kongpob tersenyum puas saat melihat kedatangan daddy mereka, dia memasang wajah mengiba agar Krist semakin memarahi Arthit.
"Arthit memukul ku, dad." Lirih Kongpob.
"Katakan apa alasannya!? Arthit tak mungkin memukul mu tanpa alasan 'kan?" Ucap Krist.
"Aku hanya memperlihatkan sebuah foto padanya" Ucap Kongpob.
"Foto apa?" Tanya Krist.
"Apa daddy ingin melihatnya?" Ucap kongpob dengan senyum liciknya.
"Dad, Kongpob mengejek ku anak haram tadi, itu sebabnya aku memukul Kongpob" Ucap Arthit.
"Aku bisa membuktikan itu, apa daddy ingin melihat fotonya?" Ucap Kongpob.
"Mau ku pukul lagi, Kong!" Ucap Arthit.
"Foto apa?" Tanya Krist.
"A-apa papa sudah selesai memasak? Aku lapar, ayo makan" ucap Arthit sambil menarik tangan Krist membawanya pergi dari sana.
Kongpob tersenyum puas melihat Arthit yang tampak ketakutan, mulai sekarang Kongpob akan mengancam Arthit menggunakan foto itu.
Mereka makan malam bersama berempat, dengan kongpob yang duduk di samping Arthit, tangan kongpob tak henti-hentinya meraba paha Arthit sejak tadi sehingga membuat Arthit risih.
"Arthit apa masakan papa tak enak?" Tanya singto, saat melihat Arthit sedari tadi bergerak gelisah, dia bahkan tidak memakan makananya.
"E-enak pa. Tapi ada semut di paha ku, a-aku ingin mandi membuang semut-semut itu" ucap Arthit.
Arthit langsung beranjak pergi dari sana. Tubuhnya benar-benar merinding saat di raba oleh Kongpob. Apa lagi dia dalam keadaan sadar, tanpa pengaruh obat perangsang seperti malam itu, ingin rasanya Arthit memukul wajah Kongpob, andai tadi tak ada daddy dan papa mereka, Arthit pasti akan langsung membunuh Kongpob.
Arthit masuk ke kamarnya, tak lupa dia mengunci pintunya, mulai sekarang Arthit harus lebih waspada terhadap Kongpob.
Setelah makan malam Kongpob naik ke lantai atas, dia mengetuk pintu kamar Arthit, berharap Arthit membukakan pintu kamar untuknya.
Kongpob mengetuk pintunya dengan kencang sehingga membuat Singto berjalan ke lantai atas untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Apa lagi, Kongpob!" Ucap Singto.
"Aku hanya ingin ke kamar Arthit, tapi dia tak mau membukakan ku pintu" Ucap Kongpob.
"Sejak kapan kalian akur? Kenapa kamu ingin ke kamarnya?" Ucap Singto.
Benar juga... Kongpob melupakan itu, setelah mendengar ucapan papanya Kongpob langsung masuk ke kamarnya sendiri.
Kongpob mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan kepada Arthit.
"Untuk malam ini kamu selamat" isi pesan dari Kongpob.
Arthit hanya membuka pesan itu, tanpa berniat untuk membalasnya. Arthit menjadi semakin takut dengan kongpob sekarang.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother ✓
FanfictionAntara cinta dan benci yang Kongpob rasakan! Sequel "maaf untuk itu" Lebih baik baca "maaf untuk itu" dulu baru baca ini, agar ceritanya nyambung dan nggak mikir aneh-aneh nantinya :') *Top Kong, bot Arthit, Mpreg!