3. Kembali Cuek

37.7K 1K 66
                                    

Kaget gak update lagi? Gpp lah soalnya masih baru ceritanya biar gak sepi² bet😂

Jangan lupa sama komen disemua part cerita ini ya🤩

***

"Ray, gue mau ke toilet dulu kebelet pipis." Clara menahan lengan Ray saat keduanya tengah berjalan keluar kelas.

"Ck! Banyak acara aja lo dari pagi," decak Ray kesal.

Ray masih mengingat kejadian pagi tadi ketika mereka hampir saja terlambat di hari senin karena Clara.

Ray yang saat itu sudah lebih dulu sampai di sekolah terpaksa harus menjemput Clara karena perintah Alex yang tidak bisa ia tolak.

"Maaf, Ray." Clara hanya menyengir tanpa dosa.

"Yaudah gue tunggu di parkiran. Jangan lama-lama, gue udah laper."

"Nitip tas ya." Clara segera berlari ke arah toilet yang tempatnya tidak jauh dari kelas mereka.

Clara terkikik mendengar umpan Ray karena laki-laki itu keberatan jika harus membawa tasnya.

Clara memasuki pintu toilet yang kebetulan sepi dan memasuki salah satu biliknya.

Saat sudah selesai dan akan membuka pintu tiba-tiba saja dari atas toilet air mengguyur tubuh Clara hingga basah kuyup disusul dengan ember berukuran sedang dijatuhkan hingga mengenai kepala Clara.

"Awssh sakit." Clara mendesis melihat ember itu kini tergeletak di atas lantai.

"Siapa itu?" Clara berteriak nyaring mencari pelaku yang mengusilinya.

Suara sepatu yang berlarian terdengar disusul suara pintu toilet yang dikunci.

Clara dengan cepat membuka bilik toilet dan berlari ke pintu yang benar saja kini terkunci dari luar.

"Buka pintunya! Buka, tolong Buka pintunya!"

Clara menggedor pintu sambil terus berteriak meminta pertolongan siapapun yang berada di luar.

"Tolong siapapun diluar buka pintunya!"

Clara terus berteriak hingga suaranya nyaris habis beserta tenaganya. Dengan lemas ia meluruhkan tubuhnya ke lantai dan bersandar dipintu.

"Gak usah cengeng, Clara." Clara mengusap air matanya kasar.

Clara menyesal tidak membawa tas sekolahnya yang terdapat ponsel di dalamnya.

Clara takut Ray menunggunya terlalu lama dan yang terparah ialah laki-laki itu menyusulnya kemari.

Clara tidak ingin Ray melihatnya dalam keadaan seperti ini. Ia tidak suka jika harus dikasihani.

Sepertinya pelaku kali ini teman sekelasnya. Clara yakin itu, karena banyak yang tidak menyukainya di kelas.

"Tolong siapapun buka pintunya!" Clara menggedor-gedor pintu berharap pertolongan segera datang.

Hingga ia bisa mendengar suara salah satu OB yang Clara hapal suaranya.

"Loh, siapa yang ngunci?" Suara diluar terdengar heran.

"Pak, tolong buka pintunya!" Clara segera berdiri dan kembali menggedor pintu.

"Loh, ada orang didalam?"

"Iya, Pak. Tolong Buka pintunya."

Clara bernapas lega saat pintu terbuka oleh Pak Amir yang usianya sudah mencapai 70 an.

"Adek, kenapa bisa terkunci?" Amir melihat Clara aneh lalu berubah prihatin, "Terus basah kuyup gitu, kok bisa?"

Clara memaksakan senyumnya, "Ada sedikit masalah tadi, Pak. Makasih banyak ya udah bukain pintu, kalo gak ada Bapak mungkin saya nginep sampe besok."

Passionate Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang