"Kalian darimana jam sepuluh malam baru pulang?"
Tubuh Clara rasanya lemas dan kaku akan kehadiran Ray yang terlalu tiba-tiba baginya. Buru-buru ia menjauhkan tangan Alex dari tubuhnya.
Sedangkan Alex tetap bersikap tenang dan perlahan menampakkan wajah datarnya seperti biasa.
"Baru selesai nonton." Alex menjawab santai tanpa berpikir lagi.
Jawaban Alex semakin membuat Clara gelisah dan tidak tenang. Ia mulai memikirkan alasan yang masuk akal agar Ray tidak curiga.
"Nonton? Kalian nonton bersama? Kok bisa?!" Ray menatap Clara dan Alex dengan berbagai pertanyaan didalam otaknya, "Bukannya Om ada jadwal ketemu partner kencan buta ya hari ini?"
"Gini, Ray. Om Al gak suka sama partner kencan buta dia jadi sengaja ngajakin gue buat ikut kesana kayak pura-pura jadi pasangan gitu. Nah sebagai hadiah Om Al belanjain gue dan nurutin gue buat nonton juga," jelas Clara panjang lebar dalam satu tarikan napas.
"Tapi kenapa harus lo, Ra? Kenapa bukan cewek lain yang bisa aja dibayar sama Om Al?"
"Karena kejadian tadi dadakan banget makanya Om Al gak sempet buat ngajakin orang lain selain gue," jelas Clara dengan wajah meyakinkan.
Ray berganti menatap Alex, "Beneran, Om?"
Alex mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Terus kalo gitu ngapain pas mau masuk Om Al peluk-peluk pinggang Clara?"
"Gue tadi ketiduran di mobil sampe rumah jadi belum terlalu sadar makanya Om Alex dengan baik hati nuntun gue jalan." jelas Clara lagi dengan kebohongan lain.
Sebisa mungkin Clara berusaha menampakkan wajah yang meyakinkan agar Ray percaya karena ia tidak siap jika Ray mengetahui hubungannya dengan Alex.
Ray manggut-manggut lalu menatap Alex dan Clara bergantian, "Tapi sejak kapan kalian jadi deket banget kayak gini ya?"
"Memang apa yang salah, Ray? Sudah Clara jelasin kalo Om minta bantuan dia buat gagalin kencan buta tadi. Om juga minta bantuan Clara karena tidak punya kenalan wanita lain selain Clara." Alex akhirnya ikut menjelaskan karena ia tidak tahan dengan Ray yang penuh keinginantahuan.
Ray akhirnya mulai percaya dengan penjelasan Alex yang terdengar masuk akal, "Syukurlah kalo gitu. Gak kebayang gue kalo Om sama Clara jadi pasangan."
"Emang kenapa?" Tanya Clara bermaksud memancing.
"Ya Om gue kayak gak ada wanita cantik dan seksi aja selain lo, Ra. Ogah banget gue punya Tante yang masih bocah kayak lo."
"Ish, dasar lo!" Clara mendorong tubuh Ray masuk ke dalam dengan perasaan kesal.
Ray hanya tertawa terbahak-bahak karena ia selalu senang membuat Clara naik pitam seperti sekarang.
Clara berbalik menatap Alex lalu merebut paperbag ditangan Alex yang berjumlah empat. Untung saja Alex tidak membawa sepuluh paperbag tadi secara bersamaan karena bisa saja Ray benar-benar curiga pada mereka.
"Aku bawa sendiri aja, Om. Makasih banyak hadiahnya." Clara segera berlalu pergi meninggalkan Alex dan Ray.
"Turun lagi buat makan pizza." Alex mengingatkan saat Clara baru mencapai ujung tangga.
"Iya." Clara segera berlari memasuki kamar dan langsung menghembuskan napas lega.
Clara berharap semoga saja Ray tidak berpikir macam-macam dan melihat semuanya normal.
***
Clara turun sehabis selesai mandi dan berpakaian untuk bergabung ke ruang keluarga.
Ternyata Alex tidak ada disana karena hanya ada Ray yang sudah mendahului memakan pizza seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Love (End)
Roman d'amour• 21+ DEWASA DAN VULGAR • Awalnya kehidupan Clara baik-baik saja. Secara finansial ataupun kasih sayang, Clara tidak pernah kekurangan. Namun saat Clara menginjak bangku terakhir SMA tiba-tiba kehidupannya berubah karena usaha orangtuanya bangkrut...