"Ayo kita Absen," Vola menaikkan kaca mata hitamnya keatas kepalanya. Mata hijaunya yang indah menatap teman-temannya satu persatu.
"Elly sama Dio yang belom ada, tumben. Biasanya Elly paling cepet. Ini lagi DIo, udah tau punya teleport masih aja lama," ucap Vola sambil bertolak pinggang.
"Hehehe, sorry," suara yang tiba-tiba muncul dari belakang Vola itu membuat semuanya menoleh.
"Ya ya ya, gue tau teleport lo sinyalnya lagi botak," ledek Vola yang menjulurkan lidahnya ke Dio.
"Sial, lo kira teleport gue itu kartu hp apa? Butuh sinyal dan kuota," sahut Dio yang berjalan melewati mereka dan pergi ke dapur.
"Ya siapa tau, hahahah," Vola tertawa puas. Ethan dan Keyla hanya bisa memutar bola matanya.
Mereka masih berdiri, Keyla yang merasa risih pun menyuruh Ethan dan Vola untuk duduk di sofa berwarna hitam lembut itu. Mereka menonton film Big Hero 6, kaset milik Keyla yang paling favorit untuknya.
"Keyla, lo masak mie ya?" teriak Dio dari dapur.
"Iya Yoo," sahut Keyla kencang.
"GOSONG KEYY, GOSOOOONGG," teriak Dio lebih kencang dari sebelumnya. Membuat Keyla kaget dan berjengit bangun karena kaget.
"HUAAAAAA, GOSOOOOONG," teriak Keyla sambil berlari ke dapur.
Keyla sampai di dapur dan mengecek mie nya. Wajahnya di penuhi raut kebingungan, tapi sedetik kemudian terdengar gelak tawa Dio memenuhi dapur dan terdengar ke ruang keluarga dan tamu.
"Kenapa ketawa Yo?" Tanya Keyla heran. Matanya beralih ke panic.
"Nggak kok nggak gosong," kata Keyla polos.
"Ya iyalah, kan mie rebus Keyla," kata Dio lagi, ia tertawa sampai harus memegang perutnya karena sakit.
"OH IYAAAA, DIO MAAAHHH NYEBELIIIIIINNN."
Semuanya tertawa melihat tampang lemot Keyla. Kecuali Elly dan Ethan yang hanya tersenyum tipis.
"Semuanya udah siap kan? Peralatan yang kalian butuhin juga?" Tanya Elly sambil melipat tangannya di depan dada.
"Udah semua Ly," jawab Vola pasti.
"Oke, kita berangkat sekarang."
Semuanya mulai berjalan keluar mengikuti Elly dari belakang.
"Mie gue gimana?" kata Keyla tiba-tiba. Ia berhenti berjalan sambil mencebikkan bibirnya. Dan itu membuat Ethan, Dio, Elly, dan Vola menengok ke arahnya.
Elly kembali berbalik dan berjalan tak memperdulikan, "Nanti kita makan di luar aja. Kompornya udah di matiin kan?"
"Udah," Jawab Keyla lesu.
Elly mengedikkan bahunya sebagai jawaban.
Selalu aja begitu, pikir Keyla.
"Gue Cuma pengen kita nggak kehilangan jejak dia," kata ELly yang membaca pikiran Keyla dengan cepat.
"Untunglah dia baru masuk," kata Ethan yang kini berjalan sambil menutup mata. Dia sedang melacak keberadaan Roni.
+++++
Ethan menghentikan mobilnya. Vola menyipitkan matanya mencari keberadaan sosok itu sambil melepas seatbelt nya. Begitu juga dengan Keyla. Elly masih menelepon adiknya Hanna saat ini. Dio sudah berpindah tempat ke sebuah semak-semak yang digunakannya untuk menutupi dirinya, ia mencari dimana sosok itu juga.
Ia memberikan jempolnya kea rah teman-temannya yang masih di mobil.
Ethan menunjuk dimana tempat duduk yang diduduki sosok itu. Untung saja masih bisa terlihat dari sini.
Roni kini sedang menggunakan earphone nya yang dicolokkan ke sebuah laptop yang ada di hadapannya. Ia seperti sedang di dunianya sendiri. Sehingga tidak menyadari sekitarnya.
Vola melepas resleting jaket biru tuanya, dan menguncir rambut pirangnya lalu dimasukkan ke dalam jaket. Rambutnya sudah terlalu panjang. Jika tidak di masukkan nanti akan terlihat. Walau ia sendiri tidak yakin apa Roni hapal dengan rambutnya.
Vola keluar mobil sambil menutup kepalanya dengan topi jaket. Ia mengantongi tangannya di saku jaket. Kaca mata hitamnya membuatnya semakin tidak terlihat seorang Vola. Karena biasanya seorang Vola itu berpenampilan manis walau selalu ada headset yang menggantung ditelinganya.
Tapi, jika kita melihatnya sekarang. Ia seorang gadis cantik yang bergaya elegan.
Ia memilih duduk di sebuah tempat yang khusus untuk memesan sendiri. Ia memanggil seorang pelayan dan memesan segelas lemon tea dan pudding coklat.
Elly berjalan keluar di ikuti Ethan, ia juga mengumpat di semak-semak, nanmun berbeda dengan Dio.
Keyla berjalan keluar mobil paling akhir. Dan ia memasuki restoran tersebut. Menghampiri Roni. Dan menyapanya.
"Lo disini juga?" Tanya Roni.
"Iya, gue suka banget kesini. Boleh gue duduk disini kan?" kata Keyla sambil menunjuk kursi yang berhadapan dengan Roni.
Roni mengangguk diikuti Keyla yang sudah duduk.
"Sorry kalo lo nanti ada kalanya gue cuekin, soalnya kalo udah berhadapan dengan laptop gue suka lupa sekitar." Roni nyengir menampikan gigi putihnya. Dan ini baru pertama kali ekspresi seorang Roni yang berbeda yang selalu ditujukan kepadanya.
"Iya, nggak papa. Tenang aja. Lagian gue juga mau main game," jawab Keyla yang menunjukkan hp-nya.
Roni tersenyum dan kembali pada laptopnya.
Beberapa menit berlalu dengan hening. Mungkin sudah setengah jam berlalu. Mereka berkomunikasi melalui hp mereka.
Vola : Gerak geriknya nggak mencurigakan.
Dio : Dia belom beranjak dari bangkunya. Jadi gue nggak tau dia mau kemana dan ngapain. Kayaknya dia orang normal deh.
Vola : Iya Yo, kayaknya.
Itu pesan terakhir.
Kalau dilihat, dari tadi tidak ada percakapan Ethan, Keyla, dan Elly. Yang ada hanya Vola dan Dio.
Karena apa? Karena memang sejak mulai dari mereka datang dan menyelidiki perihal tentang Roni. Ada sesuatu yang membuat kening mereka berkerut, bahkan Keyla sendiri shock. Pertanyaan berkeliaran di pikiran mereka.
Elly : Gue ngerasa ada yang aneh.
Ethan : Sama.
Keyla : Bagaimana bisa?
=====
A/N: hoho :O yeyyy, updateeee. Ide jalan nihh muehehehehe. Padahal sekolah masuk siang dan gue maksain :3 abis kalo ide ngalir dan nggak dituangin jadinya grrrrrrrr.
Oke, sorry kalo ada typo dan nggak memuaskan. :D jangan lupa vomment *sepertibiasa* di tunggu ya~
Salam hangat, Sarah *hug*
30 Maret 2015
08:51 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Colour of Heart
FantasyKeyla adalah gadis pemilik mata bernama Colour of Heart, mata itu dapat berubah warna sesuai perasaan sang pemilik. Bukan Keyla saja yang memiliki kespesialan, tapi ke empat temannya, orang terdekat, dan keluarganya juga memilikinya. Walau dengan ke...