CoH 9 - Pemecahan Misi

979 56 12
                                    

Elly : Gue ngerasa ada yang aneh.

Ethan : Sama.

Keyla : Bagaimana bisa?

=====

Mereka semua pulang pulang dengan suasana yang sangat, sangat, hening. Saling sibuk dengan pikiran masing-masing.

Ethan yang biasanya santai sambil menggunakan headsetnya sekarang sedang berfikir keras, karena itu sangat terlihat jelas dari wajahnya yang tampan kini sedang mengerutkan dahinya dalam dengan alis tebalnya yang hampir menyatu.

Keyla, terdiam sambil menatap kosong apapun yang ada di hadapannya.

Elly, yang duduk di dekat pintu mobil itu hanya bersidekap sambil menatap keluar mobil dengan kerutan dahi yang sama dalam dengan Ethan.

Vola yang menatap temannya heran itu hanya mengedikkan bahu dan mendengarkan lagu menggunakan headsetnya. Ia sudah membuka jaketnya dan melepas ikatan rambutnya.

Dio yang sangat tidak suka dengan keadaan hening hanya bisa menegakkan tubuhnya yang tadi bersandar. Ia menghela nafas jengkel. "Aku duluan ya, haus juga tau berteleportasi berkali-kali."

Dan Dio pun menghilang seketika.

Vola yang duduk di sebelah dia hanya mengernyit tidak suka sambil menggerutu, "Bentar lagi juga nyampe, ngak ada satu kilometer lagi elaahh. Lebay banget."

Mereka pun sampai. Turun satu persatu. Dan berpencar ke ruangan yang mereka tuju.

"Wuidiiihhh ada nasi goreng udang," teriak Dio dari dapur, "Ohhh dari Mama, banyak banget lagi. WOOYY, MAU PADA NASI GORENG KAGAK?"

Dio menongolkan kepalanya ke ruang tamu. Teman-temannya sudah duduk berkumpul di sofa-sofa empuk disana.

"Berisik," ketus Elly.

"Mendingan lo sini," kata Vola sambil menepuk sofa kosong yang terdapat di sebelahnya.

Dio mengerucutkan bibirnya,"Laper tau gue."

Kruyuuukkkk~

Keyla menundukkan kepalanya menatap perut kempisnya nanar, "Gue juga Yo."

Dio berbinar menatap Keyla yang kini membalas tatapannya, mereka saling menatap haru, "Kita sehati Key."

"Gue...gue nggak nyangka Yo...ternyata kita...."

"Ah bukan bukan, kita seperut," elak Dio namun ia tersenyum manis dengan mata puppy eyes.

"Iya~...,"-Keyla mengernyit-"nggak nggak, kalo seperut gue nggak mau. Amit amit."

"Eh iya ya," Dio menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Dio dan Keyla saling menatap.

"Aku tau sebenarnya kita di takdirkan untuk bersama," kata Dio menatap Keyla lembut.

"Ya, hidupku terasa bahagia sekali. Jika bisa bersamamu," balas Keyla tak kalah lembut.

"Kita...Keyla, kita bersama..."

"Selamanya." Dio dan Keyla kini sudah saling berpegangan tangan satu sama lain.

Dengan gerakan serentak dan cepat, Elly dan Vola menarik keduanya untuk duduk. Elly menarik Keyla, dan Vola menarik Dio.

"Lo rese kalo lagi laper," kata Elly dan Vola serempak.

Dio menatap Vola sebal, "Dikira gue iklan."

"Ya, iklan menjijikan. Baru kali ini gue liat orang lagi laper malah berdrama kayak itu. Perasaan lo suka nonton film action dan Keyla film berbau fantasi kartun. Gue heran." Vola menatap aneh ke keduanya yang kini hanya nyengir tak berdosa.

"Habis, kau tak tau seberapa diriku ini menanti sesuatu yang harus ku makan dan masuk kedalam lambungku yang sudah berbunyi layaknya alarm jam yang memekakkan telinga. Dan mengganggu akal sehatku," kata Keyla yang mulai memainkan dramanya lagi.

"Ya, dan apalagi dengan harum semerbak yang sangat menggiurkan dan tercium sedap di indra penciumanku saat di dapur tadi hingga membuatku ingin segera mencicipinya. Tidakkah kau lihat air liurku menetes sekarang?" lanjut Dio.

"Nggak," jawab Vola dan Elly bersamaan dengan datar.

Dio dan Keyla semakin mengerucutkan bibirnya.

"Oke, dari pada kalian manyun kayak gitu selama berjam-jam dan dapat membuat bibir kalian menjadi jebleh dan tidak berbentuk lagi. Setelah masalah yang kita pecahkan selesai, kalian boleh makan," kata Elly pada akhirnya setelah menghela nafas panjang sambil memutar bola matanya.

"YEEEEAAAYYYY," teriak Dio dan Keyla yang kini berdiri dan menari tarian ubur-ubur.

"Ya ampuuuunnn," Vola menepuk jidatnya lumayan kencang.

Dio berlutut di depan Elly dengan mata berbinar senang, "Terima kasih Elly, kau memang sahabat terbaikku. Yang selalu dan selalu mengertiku. Ohh Elly."

Keyla memeluk Elly dari samping, "Kau memang pahlawan kesorean ku."

"GRRRRR, UDAH," teriak Elly sambil menyuruh Dio pergi dan kembali ke tempat duduknya, dan melepas paksa peluka n erat Keyla.

"Gue kira lemotnya Keyla bakalan ilang juga kalo lagi laper, ternyata nggak." Vola terbahak bahak melihat wajah ketiga temannya itu.

Ethan yang memang biasanya seperti robot yang selalu diam dan tersenyum tipis. Kini ikut terbahak sambil memegang perutnya.

"Sudah, kita mulai saja." Elly mengatakannya dengan tangan bersedekap di dada. Wajahnya memerah entah karena malu atau marah.

"dan Keyla, Dio gue kira kalian udah balik ke semula."

"SUDAH," terika keduanya lantang dengan senyum sumringah.

Semuanya terdiam. Berusaha fokus.

"Jadi, ada masalah apa tadi pas di restoran," kata Vola mulai membuka pembicaraan.

"Ya, kenapa kalian terlihat se-terkejut itu," lanjut Dio penasaran.

Ethan menutup mata, menyenderkan tubuhnya ke sofa. Menghirup nafas dan membuangnya perlahan.

"Aku tidak bisa melihat hal-hal yang bersangkutan dengannya. Biodata, keluarga, saudara, sifat, atau apapun itu. semuanya tidak ada. Aku tidak bisa melihat apa-apa. Saat berusaha keras mencari infonya. Selalu saja kosong. Tak ada sedikit pun," kata Ethan setelah membuka matanya.

"Kalau aku, tak bisa membaca pikirannya. Seberusaha apapun aku, selalu tak ada suara yang keluar dari pikirannya. Haning, sepi, tak bersuara. Bukan berarti dia bisa menyembunyikan pikirannya ya. Yang pasti, yang namanya manusia tidak mungkin dia tidak pernah memikirkan sesuatu. apalasi saat itu ia sedang mendengar lagu dan membuka internet. Sungguh, aku benar-benar tak percaya," sambung Elly menambahkan.

Mereka semua saling berfikir setelah mendengar dua penjelasan tadi. Dio yang merasa ada yang kurang, menoleh kea rah Keyla.

"Kalau kamu Key? Bukankah kau sama terkejutnya dengan Ethan dan Elly?"

"Aku...aku..., aku melihatnya dengan jelas. Matanya yang sehari-harinya berwarna biru itu. Berganti nila dan kuning."

=====

A/N: nononoooo~ gak jelasss. >///< huaaaaaa *larikekolongkasur*

Udah yah, Cuma bisa bilang makasih sama yang masih mau baca dan nunggu sampe sini J hehe

Jangan lupa vomment~

Salam Hangat, Sarah.

16 April 2015

10:24 WIB

Colour of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang