CoH 21 - Keyla's Mission

538 40 0
                                    

Orang polos sama orang bego itu susah dibedain.

Orang polos sama orang lemot juga.

Nah, kalo orang bego sama orang lemot?

Polos, lemot, bego.

Keyla berdecak kesal. Sudah beberapa menit yang lalu teman-temannya ini--Vola, Elly, Dio, dan Ethan--membahas tentang tiga hal itu. Dikarenakan mereka sekarang bisa dikatakan sudah 'gondok' serta bosan dengan pikiran Keyla yang sebenarnya mereka tidak tau apa kata yang bisa menggambarkannya, hingga sekarang. Walau mereka suka mengambil kesimpulan seenaknya dengan menceploskan, lemot.

"Nyari artinya di kamus bahasa indonesia udah, wikipedia udah, web lainnya udah, kamus bahasa inggris kayaknya juga iya, baca buku 'Mengenali Nama Sifat dan Karakter Seseorang' udah," Vola mengeluarkan jari dari genggamannya sudah sampai kelima-limanya, lalu mendongak, "tetep aja gue nggak tau apa yang pas buat ngegambarin lo, Key."

"Ya lagian kalian kerajinan," sembur Keyla dengan bibir mengerut.

Tadi itu awal mula masalahnya bukan dari pikirannya yang lagi-lagi tidak bisa memahami sesuatu dari temannya itu. Tapi melainkan, hanya karena ia lupa dengan misinya selama dua minggu ini untuk menggunakan telepathynya ke Roni. Dan itu hanya dikarenakan, badannya selalu saja lemas ketika memikirkan, mengucapkan, bahkan mendengar nama Roni.

Ukh, kenapa mikirin Roni lagi, batinnya seraya mengusap kedua lengannya sendiri karena tiba-tiba merasakan gelitikan yang menyenangkan, di sekujur tubuhnya.

Dan bukan karena apa lagi,

Akhir-akhir ini Roni sering berada didekatnya--oh bukan, tapi disekitarnya. Sekalipun mereka lumayan jauh, Keyla selalu menangkap bola mata biru laut Roni sedang mengarah ke dirinya, yang tapi kemudian dialihkan oleh si empunya setelah tau Keyla menangkap basah dirinya.

Misalnya seperti saat pelajaran olah raga. Keyla tau Roni menatap dirinya dengan pandangan khawatir? mungkin karena ia tau Keyla tidak bisa bermain bola dan sering kali tertimpuk secara tidak sengaja lebih dari dua kali setiap main, pastinya. Lalu saat Keyla disuruh mengambil buku di perpus, Roni mengajukan diri untuk membantu. Saat ada tugas membuat kelompok bebas, Roni tau-tau saja sudah duduk di bagian kelompoknya. Masih banyak lagi hal lainnya.

Tapi masalahnya, dibalik tingkahnya yang membuat jantung Keyla berpacu. Roni masih saja bersikap dingin dan mengacuhkan Keyla seperti sebelumnya. Bukankah itu aneh?

Keyla masih mendengar pembicaraan teman-temannya itu belum beralih ke topik yang lain, dengan sebal ia menutup kedua telinganya, "Nyebelin."

Itu adalah kata baru yang Keyla keluarkan. Dan lebih banyak berlaku untuk Roni si aneh.

Boleh juga tuh panggilannya, batin Keyla menyeringai.

Fokus Keyla dengan pikirannya buyar karena merasa dirinya diperhatikan. Benar, keempat temannya kini memandang ia dengan kepala mengangguk berirama bagaikan boneka penyambut hoka-hoka bento.

Mereka bicara serempak, "Jadi kesimpulannya, Keyla itu LEMOT."

"Oh ya ampun," Keyla menepuk dahinya kencang.

"Bener eh, iya bener, itu yang paling tepat," Dio mengerutkan bibirnya.

"He-emh," Ethan mengangguk kecil.

Elly dan Vola ber-highfive ria, "Wuuu, kita gitu!"

Sial, rutuk Keyla. "Udah sono, kalian bubar, buubaaar. Gue mau tenang sendirian."

Keyla mendorong pundak teman-temannya itu bergantian, bibirnya mencebik.

"It's okay, no problem, Keyla berani ngusir gue, nggak gue anter pake teleport lagi!" Dio manggut-manggut.

Colour of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang