Dinginnya angin malam yang berhembus dari jendela kamar menyentuh kulitku. Yang kini membuatku sedikit menggeliat di atas kasur king size ku dan sedikit meringkuk. Aku menggunakan baju tidur tanpa lengan yang tipis sedengkul berwarna pastel, itu adalah hal biasa untukku. Rumahku memang di tumbuhi tanam-tanaman...sehingga rumahku selalu terasa sejuk. Tapi sekarang musim hujan mau datang, jadi angin semakin dingin di sekitar rumahku.
Sudah berjam-jam aku berbaring disini, sambil memegang cermin sebesar wajah untuk memandang mata unikku.
Aku mengubah-ubah perasaanku sambil membayangkan masa lalu dan melihat apa warna matanya. Mulai dari kesedihan sampai kebahagiaan. Di buku tua milik ayah memang sudah ada daftar warna mata dan apa saja yang dirasakan, tapi itu tak menghilangkan rasa penasaranku.
Aku menaruh kaca itu disamping tempat tidurku, lalu memejamkan mata.
Mungkin aku sudah terlalu lama sampai tidak menyadari selimut tipis sudah di tarik ke atas tubuhku dengan lembut,dan ada yang mencium keningku.
*****
Keyla kecil menangis tersendu-sendu, sambil menggoyangkan lengan sang ayah dengan tangan kanannya dan tangan satunya lagi untuk menghapus air mata dipipi cuby nya yang memerah.
Elly kecil hanya diam melihatnya.
"Ayahhh....hiks..hiks..bantu aku."
"Huh dacal cengeng, kalo memang gak bica ya gakk ucah," ujar Elly kecil cadel.
Ayahnya yang sedang membaca koran itu sedikit terganggu, namun tersenyum melihat anaknya yang sekarang bermata biru gelap. Mata ayahnya pun berubah menjadi nila melihat putri kecilnya itu.
"Dia memang seperti itu Elly...,"-Ayah Cat terkekeh-"Cat...Kau harus sabar, bonekamu pasti tidak bisa keluar dan akan terus tersangkut disana bila kau hanya menariknya dengan keras.
"Coba kau tarik lembut sambil digerakkan ke kanan dan kiri secara perlahan."
Ia mengusap sedikit matanya. Walau masih ada jejak air mata di pipi cuby nya, Keyla kecil pun langsung mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan. Sekarang matanya berubah menjadi emas.
"Ayo bantu aku Elly." Cat menoleh ke arah Elly.
"Tidak, aku lelah membereskan semua mainanmu," sahut Elly yang melengos pergi.
"Baiklah,Ukhhh..kanan kili kanan ki-li."
Ia mulai melakukan yang ayahnya katakan, ketika kepala bonekanya sudah terlihat separuh ia jadi makin semangat.
"Kaaaaaa-naann kiii-liii Ukkkhh"
Ia melakukannya lagi dengan sabar, ayahnya pun hanya tersenyum. Akhirnya boneka Keyla bisa keluar dari lemari buku kakaknya.
"yeay...bunny!!!," pekik Keyla yang bersorak gembira sambil memeluk bonekanya.
"Hmm...Cat kecil ayah pintar." Ayahnya tersenyum senang.
Bukan ayahnya tidak mau membantunya, tapi ayahnya selalu mengajarkan kesabaran padanya saat dalam masa kesulitan dan selalu berusaha sendiri. Walau dirinya masih berumur 4 tahun.
"Wah..baru kakak ingin membantumu, tapi bonekanya sudah keluar," ucap kakak laki-lakinya senang sambil menggandeng Elly yang melihatnya datar.
"Brian...ayah di panggil ibumu," ujar Ayah tiba-tiba, "Dimana dia?"
"Wah...ayah pasti bertelepathy sama ibu dengan mata lagi, aku juga ingin yah. Kapan aku bisa melakukannya!?" kata Brian setelah melihat mata ayahnya yang berwarna abu-abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colour of Heart
FantasíaKeyla adalah gadis pemilik mata bernama Colour of Heart, mata itu dapat berubah warna sesuai perasaan sang pemilik. Bukan Keyla saja yang memiliki kespesialan, tapi ke empat temannya, orang terdekat, dan keluarganya juga memilikinya. Walau dengan ke...