Menjalankan misi seharian, mencari tau, bertanya kepada yang mengerti, meminta tolong vensa dan hanna untuk membantu, menyelesaikannya dengan cepat, lalu semua jalan keluarnya sudah ketemu, itu sangat mustahil.
Mereka memutuskan untuk melupakan hal itu sejenak, sudah enam hari mereka bersepakat fokus dengan sekolah, kumpul hanya sekedar ngobrol dan makan bareng bersama. Memikirkan kespesialan orang yang baru dikenal dengan kepribadian tertutup itu sangat merepotkan. Namun bagaimana lagi jika rasa penasaran mendera begitu besar.
Dengan beberapa bukti yang sudah mereka temukan saja belum membuat mereka merasa puas.
Keyla kini kembali malas berangkat sekolah naik mobil. Katanya ia takut badannya ini kurang gerak dan lemak mengumpul ditubuhnya. Makanya ia meminta dengan baik-baik kepada Mama dan Papanya untuk tidak memaksa kehendaknya itu. Pak Ian, supir yang biasa mengantarnya hanya mengangguk mengerti.
Brian menghela nafas sambil memutar kedua bola matanya. Warna matanya kini jingga. Ia juga berpamitan kepada kedua orang tuanya itu dan menolak tawaran Pak Ian.
Lagipula sekarang masih jam enam kurang, berangkat dengan berjalan kaki bersama Keyla tidak buruk juga. Kebetulan ia juga penasaran, perihal tentang adik satu-satunya ini yang terakhir belakangan selalu melamun. Kadang juga suka menggumam sendiri, tapi yang sering ia dengar 'Sok misterius banget jadi orang'.
Mereka melambaikan tangannya ke arah rumah dari depan pagar ketika melihat Mamanya yang mengintip dari kaca jendela sambil melambaikan tangan.
Keyla menatap Brian, "Tumben Kakak jalan kaki."
"Biarin," Brian menyisir rambutnya yang sudah mau kering itu kebelakang.
Keyla sedikit menyisir rambutnya juga, menggunakan jari-jari mungilnya. Rambutnya masih sedikit basah, tapi bukan Keyla namanya kalo urusan rambut ada orang yang ngatur. Ia malah mengambil rambutnya dari atas, samping dan bawah bergantian, mengumpulkannya berniat menguncirnya. Menyisakan anak rambut kecil di kudua sisi wajahnya, rambut gelombangnya kini semakin memanjang saja. Ia mengambil kuncir rambut kesayangannya di kantong seragam, kali ini ia tidak lupa.
Setelah menguncirnya dan merasa sudah rapi, ia membereskan seragamnya sedikit akibat acara menguncirnya tadi.
Sebenernya tadi mereka belom terlalu siap-siap. Baru seragam mereka saja yang lengkap berserta atribut.
Brian yang memerhatikan Keyla dari tadi hanya tersenyum. Adik satu-satunya ini semakin beranjak dewasa memang semakin cantik. Makanya tak jarang ada teman sekelasnya yang tertarik dengab Keyla dan menanyakannya padanya. Tapi ia sangat takut dengan sifat ceroboh dan pikiran Keyla yang kadang lemot itu. Ia takut jika ada cowok yang mendekatinya hanya karena suatu alasan. Keyla mudah saja dibodohi.
Keyla menoleh ke Brian karena merasa risih. Keningnya berkerut dalam.
"Kakak ngapain ngeliatin aku? acak-acakan ya kuncirannya?"
Keyla baru saja ingin membuka kuncirannya, tapi ditahan Brian, "Eh jangan, nggak kok, Kakak baru nyadar aja adik Kakak cantik."
Keyla hanya mengerjap lucu, lalu mengedikkan bahunya.
Lihat, benar kan? dia itu berbeda dari gadis lainnya.
drrtt drrttt
Merasa ponselnya bergetar Keyla mengambilnya didalam tas. Ia membuka passwordnya sebelum melihat ada sebuah notifikasi LINE. Ia mengernyit.
Vola mengundangnya ke grup Special Spy. Ah, pasti ini kerjaan Vola yang maksa temen-temennya buat bikin grup. Biasanya mereka hanya menggunakan multichat, yang kalo sudah tidak ada yang dibutuhin akan mereka tinggalkan dengan menghapusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colour of Heart
FantasiaKeyla adalah gadis pemilik mata bernama Colour of Heart, mata itu dapat berubah warna sesuai perasaan sang pemilik. Bukan Keyla saja yang memiliki kespesialan, tapi ke empat temannya, orang terdekat, dan keluarganya juga memilikinya. Walau dengan ke...