Jaemin menatap kalender pada meja nakas disebelahnya. Hari ini adalah hari dimana sang mantan tunangan bertambahnya usia. Yangyang berulang tahun ditanggal ini. Jaemin mengambil ponselnya yang bergetar sebentar menandakan baru saja ada pesan masuk. Ia membuka ponselnya dan ternyata adalah grup dirinya dan teman-temannya. Ia membaca dari atas hingga akhir, ternyata Yangyang merayakan ulang tahunnya yang kesekian kalinya.
Jaemin menutup kembali layar ponselnya dan menghela nafas panjang. Ia menoleh ke arah kursi putih milik Yangyang dan beserta boneka kelinci kesayangannya, pemberian dari Jaemin saat mereka berkencan di pasar malam. Yangyang dan Jaemin selama menjalin status sebagai tunangan, mereka dipaksa untuk satu rumah. Lebih tepatnya satu apartemen oleh kedua orang tua mereka. Awalnya Jaemin menolak karena tidak terbiasa dengan kehadiran orang lain di apartemennya, tetapi sang ibu mengancam akan menyita semua fasilitas miliknya jika tidak menurut. Akhirnya, Jaemin menyanggupi meskipun merasa hatinya dongkol.
Mereka pun satu apartemen dan satu kamar. Karena apartemen Jaemin hanya memiliki satu kamar saja. Tidur di ranjang bersama, meskipun diberi sekat guling oleh Jaemin agar tidak terlalu dekat selama mereka tidur. Yangyang saat itu pun mengiyakan peraturan Jaemin. Tapi semenjak Yangyang memutus hubungan mereka, apartemennya terasa kosong. Pria dengan celotehan, jail, dan suara musik yang sering ia putar di dvd miliknya itu sudah menghilang tanpa jejak. Jaemin merindukan hal itu.
Padahal jika Yangyang sudah memutar dvd player nya, Jaemin akan mengomel karena mengganggu tidurnya. Padahal yang di putar pemuda manis itu adalah lagu-lagu pop ballad. Bukan genre rock. Tapi namanya Jaemin, akan selalu terganggu jika itu sudah menyangkut nama sang mantan tunangan. Jaemin mengingat itu hanya tertawa kecil, bagaimana muka ceria itu harus cemberut ketika dirinya mematikan paksa dvd player nya. Atau tidak menghentakkan kakinya kala Jaemin mencabut paksa kabel dvd tersebut seraya berkacak pinggang. Begitu lucu dan menggemaskan.
Jaemin berdiri dari duduknya. Mendekati boneka milik mantan tunangannya itu seraya duduk di kursi putih tersebut. Ia memeluk boneka sedang itu dan melihat meja belajar Yangyang yang masih terdapat barangnya disini. Pemuda manis itu sama sekali belum mengambil barangnya yang berada di apartemen Jaemin. Jaemin bersyukur karena Yangyang tidak meminta untuk mengambil barangnya karena dirinya masih bisa menyentuh bahkan mencium aroma parfum beraroma peach Yangyang yang masih tertinggal di barang pemilik pemuda manis tersebut.
Ia mencium boneka kelinci tersebut, samar-samar Jaemin masih bisa merasakan aroma peach diboneka Yangyang. Ia bisa membayangkan wajah pemuda itu jika tertidur memeluk boneka yang diberi olehnya. Wajah polos, indah, dan cantik dalam satu waktu. Jaemin membuka matanya dan menatap satu figura, yang terdapat foto Yangyang disana bersama dirinya. Tapi terlihat bahwa Jaemin tidak begitu terlihat tersenyum sedikit pun.
Ia mengambil figura itu dan mengelus wajah Yangyang yang terlihat manis dan begitu bahagianya. Padahal foto itu hanya foto biasa tetapi entah kenapa Yangyang begitu bahagia. Satu tetes air mata turun dari mata sehitam arang tersebut. Lagi-lagi, ia menyesali semuanya. Apalagi mengingat kala tahun lalu, ketika sang tunangan merayakan ulang tahunnya, Jaemin tidak hadir di acaranya. Ia hanya mengirimkan sebuah bucket bunga dan sebuah secarik kertas bertuliskan 'happy birthday, Liu. Wish u all the best. -Na Jaemin'
Padahal ia tak tau begitu hancurnya kala tau bahwa sang tunangan tidak hadir karena sedang berkencan dengan kekasihnya. Yangyang tau dari unggahan terbaru dari kekasih tunangannya. Jaemin tidak tau hal itu. Yang ia tau waktu itu hanya bagaimana bersenang-senang dengan sang kekasih tetapi tanpa harus diketahui tunangannya.
drttt... drttt...
Jaemin menghapus air matanya seraya bangkit dari duduknya. Mengambil ponselnya dan tertera nama Jeno disana, ia mengernyit bingung tetapi tetap pemuda jangkung tersebut angkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
December 25th [JAEMYANG]✔️
FanfictionDia tersenyum kepadaku ketika salju pertama turun, hari Natal dirayakan, dan perpisahan diungkapkan. Ia melepaskanku demi kebahagiaanku tanpa memikirkan dirinya. Aku tau dia begitu mencintaiku tetapi entah kenapa hingga 2 tahun kami terikat oleh per...