Pemuda manis itu sudah berdiri di depan pagar hitam tinggi menjulang keluarga Na. Setelah meminta saran apakah dirinya harus menjenguk mantan tunangannya itu yang sedang sakit? Dengan sedikit suara tinggi, Haechan dan Renjun mengharuskan pemuda manis itu untuk menjenguknya. Akhirnya, Yangyang memutuskan untuk mengunjungi mansion keluarga Na.
Sebelumnya, Yangyang diberi tahu oleh Jeno bahwa semenjak sakit, Jaemin tidak pernah tinggal di apartemennya. Ia dibawa ke mansion keluarganya karena lebih bisa merawat pemuda jangkung itu ketika sakit. Apalagi ada maid yang siap siaga jika si tuan mudanya membutuhkan pertolongan mereka. Dengan segenap jiwa dan raga, Yangyang memantapkan diri dengan membawa satu buah bubur kesukaan Jaemin ketika pemuda itu sakit.
Biasanya Yangyang akan membuatkan Jaemin bubur ketika sakit tetapi untuk kali ini Yangyang tidak bisa membuatkan untuknya karena terlalu lama nantinya. Jadi, ia memutuskan membelinya disebuah kedai favorit Jaemin saat pemuda itu menginginkan sebuah bubur. Ia tersenyum menyapa penjaga mansion itu dan langsung masuk ke dalam, ketika penjaga itu mengenal Yangyang.
Semua pekerja mansion Na memang mengetahui dan mengenal dekat Yangyang. Siapa yang tidak akan langsung dekat dengan pemuda yang sangat sopan, manis, dan penuh keramahan itu. Sampai-sampai jika ada pekerjaan yang belum dikerjakan oleh maid di sana, ia akan mengerjakannya sebagai balas atas kebosanannya. Padahal maid di sana sudah melarang dan mengatakan tidak usah karena merasa tidak enak, bagaimana tunangan dari tuan mudanya mengerjakan suatu pekerjaan seorang pesuruh. Tapi bukan Yangyang kalau membantah. Akhirnya, ia pun mengerjakan pekerjaan itu dengan maid yang merasa tidak enak hati.
Memasuki mansion besar dan terlihat sepi itu, Yangyang menatap sekelilingnya. Ia sedikit merindukan suasana disini. Bagaimana biasanya dirinya sering mengunjungi mansion ini untuk berbincang santai dengan ibu dari mantan tunangannya. Suara ketukan sepatu begitu ramai terdengar ke seluruh penjuru ruangan, bahkan sampai maid langsung menghampiri suara tersebut dan terkejut melihat mantan tunangan tuan mudanya berada disini.
"T-tuan muda?"
Yangyang tersenyum ramah menatap ketiga maid yang masih terkesiap melihatnya. Seperti melihat hantu saja. Padahal mereka tidak bertemu hanya sekitar 11 bulan. Tapi kenapa mereka begitu terkejut melihat Yangyang. Sang maid langsung menunduk hormat dan mempersilahkan Yangyang untuk duduk. Mereka akan membawakan minuman dan makanan ringan bagi Yangyang. Tapi langsung dihentikan oleh Yangyang, karena pemuda itu hanya ingin bertemu dengan Jaemin.
"Tidak usah repot-repot, Anna. Aku kemari ingin menjenguk Jaemin yang katanya sedang sakit? Apa ia di kamarnya?"
Maid berambut pirang itu mengangguk menjawab pertanyaan Yangyang. Sementara kedua maid yang lain masih diam memperhatikan keelokan wajah sang mantan tunangan anak dari keluarga Na ini. Bagaimana wajahnya semakin cantik, manis, dan beraura kuat. Padahal 2 tahun yang lalu, aura yang ditampilkan Yangyang tidak sekuat ini. Mereka begitu terpesona.
"Iya tuan muda. Tuan muda Jaemin sedang berada di kamarnya, sedari tadi ia belum memakan apapun karena mengeluh mulutnya pahit. Obatnya pun juga belum diminum sejak pagi tadi tuan"
Yangyang berdecak kesal mendengar penuturan Anna. Sudah menjadi kebiasaan Jaemin jika sakit. Tidak akan mau makan dan meminum obatnya karena alasan mulutnya pahit. Bagaimana bisa sembuh jika tidak melakukan hal yang dianjurkan oleh dokter. Yangyang pun langsung pamit menuju kamar tuan muda mereka dan langsung di angguki oleh mereka bertiga.
"Aku tidak menyangka bahwa tuan muda Yangyang akan secantik dan beraura kuat seperti itu"
"Kau benar. Aku terkesima melihat wajah manis dan cantiknya itu. Wah! Benar-benar gila"
KAMU SEDANG MEMBACA
December 25th [JAEMYANG]✔️
FanfictionDia tersenyum kepadaku ketika salju pertama turun, hari Natal dirayakan, dan perpisahan diungkapkan. Ia melepaskanku demi kebahagiaanku tanpa memikirkan dirinya. Aku tau dia begitu mencintaiku tetapi entah kenapa hingga 2 tahun kami terikat oleh per...