Bagian 3 : Kecurigaan Pelaku

15 15 2
                                    

I'm at a Payphone trying to call home

All of my change I spent on you

Where have the times gone

Baby it's all wrong

Where the plans we made for two

If Happy Ever After did exist

I would still be holding you like this

All those fairy tales are full of sh*t

One more stupid love song

I'll be sick

       Suara Adam Levine terdengar menyatu bersamaan dengan suara hujan di luar. Sudah berulangkali aku terus memutarnya, hal ini terkadang membuatku lebih nyaman dan tenang. Saat aku memutar lagu berulang-ulang, aku tidak bosan, justru pikiranku menjadi lebih terkendali. Seakan semua rasa stres di kepalaku lenyap begitu mendengar suara hujan dan lagu yang aku sukai. Salah satunya lagu dari Maroon 5 yang berkolaborasi dengan Wiz Khalifa yang berjudul 'Payphone'.

Saat ini aku sendirian di rumah. Kakak memberitahu jika ada sebuah urusan yang harus dia selesaikan. Aku bisa tebak, pasti tentang kejadian pembunuhan itu. Tapi apa hubungannya dengan kakakku? Saksi nya 'kan aku, kenapa kakakku yang harus menyelesaikan ini? Atau mungkin Kak Bian yang menjadi pelakunya? Tidak mungkin, kakakku tidak mungkin melakukan itu.

Lagipula apa untungnya jika dia menghabisi Bu Lina, Kak Bian saja tidak terlalu kenal dengan Bu Lina. Aneh sekali, sebenarnya apa yang sedang tim lakukan dengan Kak Bian?

Satu hal lagi yang membuatku terus memikirkannya, kemarin itu kenapa Andira juga ada di sekolah? Dia juga muncul dari Gerbang belakang. Padahal dia sendiri mengatakan ingin menghabiskan waktu untuk hobinya di rumah selama libur, dan masalah tugas, kan, bisa diselesaikan minggu depan, lalu kenapa dia aneh sekali? Apa Andira ... tidak, tidak mungkin. Mana mungkin Andira melakukan itu. Ya aku tahu jika banyak murid-murid yang tidak menyukai Bu Lina, salah satunya adalah Andi, tapi tidak mungkin Andi sampai nekat melakukan hal seperti itu, kan.

Lalu apa Andira tahu sesuatu soal kematian Bu Lina, ya? Kurasa ini lebih memungkinkan, Andira datang dari gerbang belakang, untuk apa dia datang dari sana jika ada urusan? Dia bisa masuk dari gerbang depan, lagipula dia tidak biasanya ke gerbang belakang. Pasti dia mengetahui sesuatu, mungkin tentang barang bukti. Barang bukti itu, kan, dibuang oleh si Pelaku dekat gerbang belakang, mungkin saja Andi mengetahuinya dan mencari barang bukti itu untuk membantu pihak kepolisian.

Jika memang itu benar, tapi yang membuatku bertanya adalah—darimana Andi tahu jika si Pelaku membuang barang bukti di sana? Sedangkan waktu itu sepertinya hanya aku, Pelaku, dan Bu Lina yang berada di sekolah. Apa Andi juga ada di sekolah malam itu?
Dan barang bukti itu … kenapa sudah tidak ada di sana? Apa ada yang sudah menemukannya? Seingatku gunting itu dibuang di semak-semak, jadi susah bagi siapapun untuk menemukannya.

Semua seharusnya selesai saat aku berhasil menangkap dan mengetahui siapa orang itu sebenarnya, sekarang malah jadi berbelit seperti ini. Karena tiba-tiba aku kehilangan kesadaran saat mengejarnya, pelaku berhasil kabur. Andai saja aku bisa menemukan barang buktinya kemarin, dan memberikannya pada kepolisian untuk mencari sidik jari dan sejenisnya. Ini pasti akan cepat selesai.

Hidden LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang