#6#

385 31 4
                                    

Setelah mandi dan mengganti pakaian Yaya pun segera menyusul panglima fang dan nona Ying berjalan keruang makan.ia terlihat sangat cantik mengenai baju hangat tersebut,rasanya sangat cocok dengan wajahnya yang putih dan bibirnya yang mungil.

"Yaya!!"panggil nona Ying yang sedang menyusun makanan dimeja.

Yaya yang sedari tadi bingung dengan ruangan itu pun menghampirinya,disana juga terlihat panglima fang yang sedang duduk santai menikmati hidangan yang dimasak oleh sang istri.

"Yaya kemari,duduk disini!"ucap panglima fang memandang yaya dengan tersenyum manis.

Yaya menatap kedua pasangan itu, rasanya dirinya seperti orang penting diantara kedua pasangan itu.apakah dirinya benar benar adik dari keduanya?Yaya mengalihkan pandangannya dari kedua pasangan tersebut dan menikmati makanan yang sudah berada didepannya.

Malam ini rasanya sangat indah dan tenang.suasananya sangat membuat Yaya santai,rasanya ia sekarang berada di fase menghilangkan kelelahan.sangat berbeda dengan rumahnya,yang dimana isinya hanyalah kekacauan.

"Yaya kau menyukai pangeran halilintar bukan?"pertanyaan nona Ying sontak membuat Yaya terkejud sampai sampai batuk.

"Hokhok,hmm."segera nona Ying memberikan Yaya segelas air minum.

"Maafkan kakak Yaya,mungkin kakak salah bicara."ucap nona Ying yang memperhatikan Yaya yang sedang meminum air yang ia berikan.

Glek glek..

"Hmm,ehh tidak apa kak, pertanyaanmu tidak salah kok."ucap Yaya tersenyum tipis.

"Jadi kau suka dengan Halilintar tidak?"tanya panglima fang yang baru saja ikut nimbrung.

"Ouhh..itu..aku tidak tau,mungkin saja tidak."mana mungkin aku menyukai si es batu itu."batin Yaya membicarakan orang tersebut.

"Serius??bukanya kau..."

Yaya memandang kedua pasangan tersebut dengan menggangkat alisnya sebelah,ia tidak mengerti dengan maksud dari keduanya.

Pangeran Ice, Gempa dan Taufan sudah sampai diistana mereka disambut hangat oleh pelayan pelayan kerajaan.kini mereka berada diruangan para pangeran.

"Akhirnya,aku bisa tidur dengan tenang."ucap ice membaringkan tubuhnya disofa yang tersusun rapi di ruangan tersebut.

Tok..tok..

"Masuk"ucap Taufan yang sedang meminum jus sambil duduk dengan gayanya.

Orang dibalik pintu pun masuk disana terlihat Solar dan Blaze yang sedang berdiri seperti patung.rupanya keduanya sangat kelelahan.

"Kalian,kalian kenapa?apa yang ayah perintahkan kekalian?"tanya Gempa yang tadinya membaca buku memandang kedua saudaranya dengan epreksi kepo.

"Sangat banyak."ucap Solar berjalan menuju sofa didekat Gempa.

"Benar,sampai kami tidak bisa menceritakannya."ucap Blaze duduk didekat Ice.

"Baiklah,aku hanya bisa menyemangati kalian saja."ouhh iya dimana Halilintar dan Thorn?"tanya gempa yang baru sadar kedua saudaranya tidak ada.

"Entah,mungkin dia Masi sibuk dengan gadis itu."lanjut Taufan.

"Hah??apa kau bilang?aku tidak dengar."ucap Blaze pura pura tidak dengar.

"DIA MASI SIBUK DENGAN GADIS ITU!!!."Taufan langsung ngegas setelah mendengar balasan dari Blaze.

"Gadis siapa?apa nona itu lagi?."ucap Solar memikirkan seseorang dengan epreksi wajah yang sulit diartikan.

Another World (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang