Chapter 6 🍭

23 6 11
                                    

Hola! Lama banget ya upnya, sorry. Soalnya sibuk kerja otak juga jadi males di ajak halu, hari ini aku up lagi moga suka!

Jangan bosen" nunggu ya, makasih~

***

Suara erangan khas bangun tidur terdengar, Hara yang baru saja bangun dari tidurnya kini mulai duduk dan mengerjab-ngerjabkan matanya lalu mengusak mata kanannya agar bisa melihat dengan jelas.

Dia bergeming sejenak lalu menatap kain yang menjadi selimutnya selama semalaman. "Ini Coat siapa??" gumam Hara kemudian kembali tidur.

Pintu kantor Kim Seungmin terbuka menampilkan Ibu Na yang datang membawa nampan berisikan makanan untuk Hara. "Selamat pagi Nona, ini sarapannya, Tuan besar bilang jika Nona sudah bangun Nona harus segera angkat kaki dari tempat ini, Nona harus pergi sebelum Tuan besar datang," ucapnya dengan nada lembut, Hara menoleh ke arah Ibu Na yang berdiri tepat di samping tubuhnya.

Hara melirik gerak gerik Ibu Na ketika menaruh nampan tersebut lalu menatap kakinya. "Tapi aku sudah mengangkat kakiku, aku tidak menginjak tempat ini," jawabnya, Ibu Na terkekeh.

"Maksud Tuan, Nona harus pergi sebelum Tuan besar pulang, tenang saja ... Tuan akan kembali nanti sore, ayo makan sarapannya saya akan mengajak Nona keliling perpustakaan mimpi dan menjelaskan tempat ini, tenang saja ini salah satu perintah dari Tuan besar, cepat habiskan dan keluar. Saya menunggu Nona di luar," Hara yang masih mengantuk hanya mengangguk lalu kembali tidur.

Ibu Na yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, tiba-tiba pintu kantor terbuka dengan kasar membuat Hara yang tidur kini terlonjak kaget.

"Kenapa masih belum pergi?!"

Hara yang terkejut kini mulai duduk dan menatap objek yang baru datang dengan sebelah matanya. "Oh kau, ada apa?" katanya dengan nada malas.

Kim Seungmin menatap tajam ke arah Ibu Na. "Maaf Tuan, saya sudah membujuk Nona tapi dia–"

"Keluar."

"Baik Tuan." Ibu Na menunduk hormat lalu keluar dari kantornya.

Kim Seungmin berjalan ke arah Hara dan menatapnya. "Bangun, makan, dan pergi,"

"Bukankah kau datang nanti sore?" tanyanya enteng, Kim Seungmin menghela napas lalu mendongkak dengan kedua mata terpejam karena pusing.

Kim Seungmin menatap Hara lagi dan membulatkan tekat. "Aku ... Aku ...," Hara yang gerah kini mulai duduk dan mengerang kesal.

"Aku apa?!!" bentaknya.

Kim Seungmin yang terkejut mulai naik pitam. "Kau berani membentakku? Anak manusia?!!!" gertaknya dengan nada tinggi cukup membuat Hara ketakutan dan hampir mengompol, gadis itu menunduk takut lalu memainkan Coat milik Kim Seungmin dengan jari-jarinya.

"Maaf ...." lirih Hara.

Kim Seungmin yang mendengar itu hanya diam lalu melirik sekilas jam tangannya kemudian menatap Hara. "Membawamu kemari itu tidak gratis, kau harus membayarnya," Hara mendongkak lalu berdiri menatap Kim Seungmin.

"Ba-bayar? Kenapa aku harus bayar? Bukankah kamu sendiri yang membawaku? Yang aku ingat hanya aku pergi ke bar dan pulang, setelah itu aku tidak ingat, bagaimana caraku membayarnya jika aku saja sedang menjadi pengangguran kelas kakap?" ucapnya dengan nada memelas.

Lucid Dream Marketing Dream Store Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang