Part 1

22 3 0
                                    

Seperti biasanya, tinggalkan jejak berupa vote dan komentar
And jangan siderr
Thanks:)

Sesampainya Shira di kantin, ia mendapati Bara sedang duduk berdua dengan seorang wanita.

Yap, itu adalah wanita yang sedang diperjuangkan oleh Bara. Namun Bara tak ingin menjadikannya pacar, mungkin karena ia tak ingin wanita itu putus hubungan dengannya.

Namun hal itu tak membuat shira goyah, ya walaupun hatinya sedikit tergores melihat pria yang ia cintai duduk berdua dengan wanita lain.

Shirapun menghampiri mereka.

"Hai semuaa, aku duduk di sini ya. Boleh dong, kan ini kantin untuk umum," ujar Shira seraya duduk di tengah-tengah diantara kedua insan itu.

Tentu saja antara Bara dan Laura Syifanazia Thufaila. Siswi yang tersohor karena ia adalah ketua OSIS.

Bara memasang mata malas untuk melihat kekonyolan Shira, tapi Laura hanya tersenyum saja kepada Shira.

"Bara mau aku pesenin makanan gak?" tawar Shira dengan sangat antusias.

Bara tak menggubris Shira yang menatapnya penuh harap.

"Gue gak ditawarin nih?" sela Laura seraya tertawa.

"Gak, Shira kan nawarin Bara bukan Laura," celetuk Shira memasang wajah cemberut.

Saat baru saja Shira menoleh ke arah Bara dan ingin berbicara lagi, Bara sudah pergi dari sana meninggalkan mereka berdua.

Shira tak memilih menyusul Bara, karena kini perutnya sangat lapar. Lebih baik ia mengisi tenaga dulu untuk mengejar Bara nanti, setidaknya ia akan kuat menghadapi keadaan dan masalah apapun nantinya.

***

Seusai Shira menyelesaikan makannya, ia bergegas pergi menuju ke kelas.

Saat ia berjalan, ia bersenandung dengan merdu alias merusak dunia. Tak jadi masalah, itu membuat dirinya senang dan terhibur walaupun Bara kini tak kunjung datang untuknya.

"Hai Shira," sapa Alvan Pramana.

Alvan Pramana adalah sosok pria yang tampan, sopan, ia salah satu sahabatnya Shira. Bohong jika dalam persahabatan antara lawan jenis, tak ada satupun diantara mereka menyukai satu sama lain? Yap, Alvan menyukai gadis konyol ini. Sikap ceria dan lucu dari Shira membuatnya terpesona.

"Hai Alvan."

"Lo mau kemana Ra? Kok gak ngajak gue sih haha," canda Alvan.

"Gue mau ke kelas nyusul Bara, ngapain Alvan ikut. Ganggu tau gakk," serka Shira.

"Gak kapok-kapoknya ya lo ditolak sama Bara? Apa sih yang lo liat dari Bara? Gantengan juga gue haha," ucap Alvan dengan pedenya membanggakan dirinya.

"Ya tentu ganteng Baralahh, dahlah Shira mau pergi. Babayyy," pamit Shira seraya melambaikan tangannya, lalu pergi begitu saja.

Alvan hanya menyinggungkan bibirnya saja, tak tau sampai kapan Shira akan terus mengejar Bara dan sadar bahwa Alvan mencintainya dengan tulus.

Tibalah Shira di kelas, tapi tak terlihat batang hidungnya Bara. Ia pun menelusuri sekolah, dan terakhir di koridor. Akhirnya Shira menemukan cinta sejatinya di sana.

"Baraa," teriak Shira. Namun, tak diacuhkan oleh Bara.

"Bara kenapa? Kok sedih gitu? Shira ada di sini, Bara bisa cerita kok sama Shira," imbuh Shira sangat bersemangat.

"Bisa gak sih lo diem, gak usah ganggu-ganggu hidup gue?" cetus Bara.

"Shira kan cuma mau bantu Bara aja, jadi tempat curhat Bara. Shira gak ganggu Bara kok, justru Shira mau tenangin hati Bara," celoteh Shira.

"Halahh bacot aja lo," balas Bara seraya menendang meja yang ada di dekat mereka.

Shira hanya terdiam, matanya kini mulai berkaca-kaca.

"Gak, Shira gak boleh cengeng," ucap Shira menyemangati dirinya.

Next part selanjutnya yaa, jangan lupa vote and follow
Thanks for All:)

Cinta Untuk BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang