Part 7

8 2 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote, follow dan juga komen
Happy reading:)


Tengg ... tengg ....

Bel istirahat telah berbunyi dengan kerasnya, inilah waktu yang ditunggu-tunggu semua siswa untuk merefreshingkan otak-otak yang tegang dan waktu yang tepat untuk Shira mendekati pujaan hatinya.

"BARAA SHIRA MAU IKUTTT," teriak gadis itu tanpa rasa malu sedikitpun.

"Bara kok jalan terus sih, gak denger Shira ya?" ucap Shira dengan nafas yang tak teratur karena berlari mengejar Bara.

"Gak," balas Bara singkat.

Bara sengaja berpura-pura tak mendengar ocehan Shira, karena sangat terasa panas jika Shira terus saja mengoceh di dekatnya.

Setelah memesan makanan dan sembari menunggu makanan itu tiba, Shira terus saja bercerita tanpa direspon sedikitpun oleh Bara.

Sementara itu, di sisi lain Alvan melihat tingkah lucu yang dilakukan oleh Shira. Andai saja Shira melakukan itu di depannya saat ini, maka tak akan ada hentinya Alvan untuk menatap gadis cantik itu.

Namun tak mungkin Shira akan memiliki perasaan yang sama terhadapnya, karena rasa cinta untuk Bara sudah mendarah daging di dalam tubuhnya Shira.

Walaupun sebagai seorang sahabat, Alvan sudah merasa senang jika bisa melihat Shira dari dekat.

Dekat, tapi tak bisa untuk digapai. Kasihan sekali Alvan ini.

Jika dia mau mencari sosok gadis yang lain saja, banyak sekali pasti gadis-gadis yang mendaftar untuk menjadi kekasihnya. Namun, perasaan tak mungkin bisa dibohongi, ia sudah menaruh hati kepada Shira dari awal mereka kenal.

Beruntung sekali Bara didekati gadis sebaik dan seceria Shira, tapi Bara tak pernah menyadari hal itu.

"Heh ngapain kamu di sini, sana jauhin Bara," ucap seorang gadis seraya menyiram rok milik Shira dengan air es.

"Awhhh panass, eh dinginn."

"Hai kakak, punya masalahkah sama Shira?" tanya Shira.

"Iya gue punya masalah sama bocah ingusan kek lo, gak usah deketin Bara lagi," ujarnya mengancam.

"Shira gak ingusan kok, Shira juga gak pilek. Eh itu bibir kok menor banget ya kak?" ucap Shira dengan polosnya.

Faranisa Inara, sosok gadis yang famous karena dia adalah kakak kelas yang paling ditakutkan oleh cewek-cewek kelas manapun kecuali Shira.

Baru saja Fara akan menjambak rambut Shira, Shira kabur sembari tertawa karena ia sangat merasa puas telah mengejek kakak kelas yang sombong itu.

Kalau tak pemberani, bukan Shira namanya. Guru saja ia usilin, apalagi hanya kakak kelas seperti Fara.

Bara yang melihat kelakukan Shira hanya terkekeh saja di kursi yang ia duduki saat ini, karena ia juga tak suka kepada Fara yang sering memalaki siswa-siswa layaknya seorang preman. Tentu saja Fara bisa melakukan seenaknya seperti itu, karena dia adalah anak dari salah satu guru di sekolah.

Fara memiliki karakter yang sombong, angkuh, dan pastinya memiliki sifat antagonis yang mendarah daging dalam tubuhnya.

Shira sering mengusili Fara, makanya Fara ada dendam pribadi dengan Shira. Shira melakukan itu juga karena ingin membalas perbuatan Fara yang telah angkuh kepada semua orang.

"Kenapa sih lo suka banget cari masalah sama Fara? Udah tau dia itu anaknya Pak Damian, guru killer yang ditakutin oleh semua siswa," celoteh Alvan.

"Kan Shira cuma mau kasih tau yang bener sama tuh kakak cantik," ujar Shira sembari nyengir kuda.

"Iya deh serah lo, sini peluk gue duluu," balas Alvan membentangkan tangannya lebar-lebar.

Shira berpura-pura ingin memeluk Alvan, lalu ia mencubit kuat-kuat perut Alvan.

Langsung saja Alvan meringis kesakitan dan Shira tertawa dengan puasnya.

"Salah sendiri kenapa genit."

Alvan hanya memandangi wajah Shira yang tertawa riang, andai waktu bisa dihentikan sejenak, Alvan masih ingin memandangi wajah Shira untuk waktu yang lama lagi.

Next part selanjutnya yaa
Thanks to readers setia:)

Cinta Untuk BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang