3

59 11 2
                                    

Seperti biasa. Jennie duduk di kelasnya sendirian. Memperhatikan teman teman kelasnya yang sedang berkumpul dengan gosip baru tentang Yunha yang dikeluarkan dari sekolah. Beberapa pasang mata melirik kearahnya, secara terang terangan menuduh Jennie sebagai biang dari perginya Yunha dari sekolah mereka.

Tapi apa peduli Jennie? Pelaku kriminal memang harus mendapatkan ganjaran kan? Dia tidak terima saat ada yang menguntit kakaknya. Apalagi sampai menjadikan objek imajinasi liarnya. Menjijikan.

Masih bagus Yunha hanya dikeluarkan. Jennie bisa saja melakukan hal yang lebih menyeramkan dari sekedar di keluarkan dari sekolah. Membunuh misalnya?

"Jen"

Jennie menaikan kepalanya, menatap Byul —teman kelasnya yang sedang menyodorkan sekotak coklat padanya dengan tangan gemetar.

"Apa?"

"A-ada yang menitipkan ini. Katanya untukmu"

"Siapa?"

Byul menunjuk pria yang sedang berdiri di ambang pintu kelasnya.

Jungkook? Bocah tengil itu?

Sebagai ungkapan terimakasih, Jennie langsung melayangkan jari tengahnya yang dibalas dengan senyuman dan bungkukan sopan Jungkook sebelum pergi dari sana.

Cih. Apa apaan itu tadi? Dia berusaha mengambil hati Jennie sebelum diresmikan menjadi adik? Maaf saja.. Jennie tidak sudi memiliki adik tiri. Apalagi kalau itu si tengil menjengkelkan Jeon Jungkook.

.

.

.

.

Jennie berjalan menuju kelas tiga sains satu. Di dalam sana ada Taehyung dan Jimin yang sedang menata satu persatu coklat pemberian para fans mereka. —yang setia mereka dapatkan setiap hari diatas meja.

Jennie juga kadang dapat beberapa kali. Tapi setelah tragedi Taehyung memukul kakak kelas yang ketahuan menggoda Jennie, semua pria di sekolah tidak ada yang berani mendekatinya lagi.

"Aku dapat satu"

Taehyung menoleh kearahnya yang masih berdiri di depan pintu kelas. Jennie menunjukan coklat pemberian Jungkook tadi pagi sebelum kelas dimulai.

"Dari siapa?"

Jennie mengedikan bahunya. Memilih untuk tidak memberi tahu. Dia takut kalau Taehyung melayangkan tonjokan pada Jungkook, nanti mereka bisa kena marah Ayah lagi.

"Ada di meja. Secret admirer" bohong Jennie

Taehyung merebut coklat di tangannya lalu melemparnya kedalam tong sampah. "Buang saja. Ayo makan Burger. Aku sudah pesan tadi"

Jennie setuju. Burger lebih enak dari cokelat, well, sebenarnya dia benci cokelat. Gumpalan makanan tinggi gula itu bisa membuat berat badan Jennie naik seketika.

Jimin menatap Jennie dan Taehyung bergantian "Bagaimana semalam? Berhasil?"

Taehyung menggeleng. "Ayahku bukan orang bodoh yang bisa kita permainkan"

Jennie mengangguk kaku. mengingat bagaimana marahnya seorang Kim Namjoon membuat Jennie kembali merinding. Aura Ayahnya benar benar menyeramkan. Taehyung dan Jennie kapok berulah lagi di dalam rumah.

Tapi walaupun begitu, misi untuk menggagalkan pernikahan bibi Hyejin dan Kim Namjoon akan tetap berlanjut. Jennie tidak akan membiarkan wanita itu dan anaknya tinggal di rumahnya yang penuh kenangan bersama Ibu.

"Misi berikutnya apa?"

Jimin mengeluarkan kertas keNegaraannya yang sudah terstempel tanda tangan Taehyung. Sebagai sekretaris pergerakan, dia membacakan butir butir misi berisi rencana beserta langkah langkahnya dalam usaha menggagalkan pernikahan Ayah Jennie dan Taehyung selanjutnya.

UMBRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang