7

52 4 0
                                    

Sejak kejadian Jennie yang membawa Jungkook ke rooftop kemarin, Sekolah semakin ramai dengan dunia per shipperan Jenkook. Banner-banner kecil terpajang di sepanjang lorong. Seolah memberi tahu bahwa seluruh penghuni sekolah mendukung hubungan mereka.

Bahkan ada banner ucapan selamat datang berwajah Jennie dan Jungkook yang diedit, terpasang di depan gerbang sekolah seakan sedang menyelamati kehadiran pasangan pengantin yang hendak memasuki pelaminan.

Para siswa benar benar sudah membuat Pak Seo —penjaga kebersihan sekolah, bekerja keras untuk membersihkan semua banner-banner sampah itu.

"Aku tidak menyangka hidup di Neraka yang didistributori oleh Ayahku sendiri"

Jennie menundukan wajahnya. Lesu tidak semangat karna namanya terus terpampang berdampingan dengam bocah tengil ingusan jelek itu.

"Kenapa tidak lapor ayah kalian saja?"

Jennie memutar bola matanya, bersungut sungut memandang Jimin "Kau fikir aku tidak melakukannya?!!"

"Pfft menggemaskan.. masa remaja memang menyenangkan ya,"

AAAKKKHHHHHH

Jennie frustasi mengingat respon Ayahnya saat mengadu tentang banner banner konyol itu.

"Oppa!! Aku bisa gila kalau begini terus!!" Rengeknya pada Taehyung. Rasa-rasanya Jennie sudah tidak sanggup lagi kalau harus meneruskan rencana yang sudah disusunnya sendiri —mendekati Jungkook sampai mendapatkan hatinya.

"Cepat lakukan sesuatu!!!"
.

.

.

.

Sesampainya dikelas. Jennie menjadi pusat perhatian para kumpulan siswi. Mereka secara tiba-tiba menaruh tatapan benci padanya setelah menggandeng Jungkook kemarin.

Bahkan Jennie mendengar salah satu dari mereka tengah mencibirnya. Mereka mengatakan kalau Jennie menelan ludah sendiri.

Jennie memutar bola matanya jengah. Enggan menanggapi orang-orang tidak berguna itu. Walaupun yaa sebenarnya dia diam-diam merasa sesak juga karna merasa terpojokkan. Dia belum pernah menjadi pusat perhatian dengan pandangan yang mengintimidasi seperti ini sebelumnya.

"Kalau kalian punya masalah denganku. Katakan saja. Ayo bicara empat mata"

Suasana kelas seketika hening. Tidak ada yang berani membalas ucapan Jennie. Menatapnya saja mata mereka tidak mampu. Jennie terlalu menyeramkan bagi mereka. Dia dikenal akan melakukan apapun untuk menyingkirkan seseorang yang tidak disukainya.

Tidak ada yang berani dengan Kim Jennie. Tidak ada. Mereka semua sudah kalah nyali. Aura yang dipancarkan gadis 18 tahun itu terlalu kuat dan mendominasi.

Lagipula, siapa yang mau melawan anak dari donatur utama sekolah. mengingat belum satu bulan juga Jennie berhasil mengeluarkan Yunha, —teman sekelasnya karna ketahuan mengintip Taehyung di kamar mandi pria. mereka mamilih untuk mencari aman.

Tapi walaupun begitu, Jennie tetap harus menjalankan rencananya mendekati Jungkook. Dia harus mendapatkan hati bocah itu dan meremukkannya hingga tak tersisa.

Ini semua.. demi sang Ayah tercinta.

.

.

.

.

.

"Aku mual"

Jennie menatap pizza yang sama sekali tidak tersentuh. Hampir saja ia muntah karna melihat banner berisi wajahnya yang diedit berdampingan dengan Jungkook mengenakan gaun pengantin terbentang di dinding kantin.

UMBRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang