12

18 2 0
                                    

Mulut Jennie terbuka tak percaya. ia memandang Jungkook iba, bingung, dan.. agak geli?

"K-kau tinggal ditempat seperti ini?"

Bagaimana dia tidak geli? saat dihadapkan dengan bangunan kumuh yang Jungkook sebut dengan rumah.
Jennie menatap rumah susun di hadapannya dari dalam mobil mewahnya. ia tidak menyangka akan melihat pemukiman susun dengan mata kepalanya sendiri karna Jennie kira tempat seperti ini hanya ada di film film pembunuhan saja.

"Terus dibelokan sana, ada tempat cuci mobil. aku bekerja disana"

seriously?

Jennie berganti menatap Jungkook dengan tatapan terkejut. HEI, MEMANGNYA ANAK SEKOLAH BOLEH BEKERJA?

"Kalau Ayah tahu Beasiswamu bisa dicabu —eh"

Mulut Jennie langsung mingkem.

Benar. Jungkook kan bukan anak Beasiswa. Ayahnya menyekolahkan Jungkook di SMA Hannam —Sekolah terbaik dan termahal di Seoul itu, dengan cuma-cuma.

"Tolong rahasiakan dari paman Kim ya. sebenarnya Ibu juga tidak tahu kalau aku mengambil part time"

Jennie mengkrenyit, hendak menolak permohonan Jungkook tapi bocah tengil dihadapannya ini memasang mata anak rusa nya —yang sekali lagi berhasil membuat Jennie luluh.

Akkhh semoga Tuhan membantu Jennie menutup mulutnya yang yang mudah bocor ini.

"Paman, kau punya uang cash?"

Mo Johen, Supir Jennie itu merogoh saku celananya dan menemukan beberapa lembar uang pecahan.

"Eww, paman menyimpan uang di celana?"

"Saku celana, Nona" koreksi sang supir.

Sama saja. Jennie tidak suka menyentuh uang lembaran yang lama disimpan dibaju/celana. rasanya lembab dan menjijikan.

"Ini untuk apa?"

Jennie juga tidak tahu, kenapa dia ingin sekali memberi uang saku pada Jungkook. dia kasihan, jengkel dan.. entahlah. Jennie hanya hanya merasa tidak enak hati sudah menjahatinya selama ini. hidup Jungkook tidak seberuntung Jennie, dan Jennie kesal dengan kenyataan itu.

"Terima saja"

"Tidak" Jungkook menggeleng. menolak menerima uang dari Jennie.

"Ini untuk uang tutup mulut bodoh. bisa saja kau membocorkan ke kakakku kalau aku bolos kelas malam dan bermain dengan orang menyebalkan sepertimu"

Jungkook terkekeh dan mau tidak mau menerima uang pemberian Jennie sebelum ditendang keluar dari mobil Buggati Chiron yang mahal itu.

"Noona" panggil Jungkook sebelum menutup pintu mobil.

Jennie yang tadinya sibuk mengelap tangannya dengan tisu basah karna habis memegang uang cash itu langsung menoleh judes.

"Apa?"

"Aku selalu tahu kalau noona itu orang yang baik" ungkap Jungkook tiba-tiba, berhasil membuat wajah Jennie seketika menghangat. "dan juga cantik"

"Terimakasih noona"

Jennie terdiam untuk sesaat. memandang Jungkook yang berjalan riang menuju gedung rumahnya sambil memainkam tas ranselnya.

"Aah apa-apaan dia" Jennie berdengus sambil memegang pipinya sendiri. Dari pantulan kaca mobil ia bisa melihat pipinya yang memerah dan tatapan sang supir yang tampaknya sedang menggoda.

"APA LIHAT LIHAT!!?" Jennie melipat kedua tangannya kesal

"AYO PULANG"

"Baik Nona"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UMBRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang