4

541 58 0
                                    

Hanya saja Ia tak mau gerak geriknya akan di pantau oleh Pamannya sendiri, Apalagi Chenle sudah besar, Ia sudah bisa mengerti banyak hal. Chenle juga butuh Privasi.

Soal Keluarga Chenle yang masih hidup atau tidak, Yuta sama sekali tidak tau menau tentang itu. Ia sendiri tak tau di mana Rumah Chenle, Ia juga tak mau bertanya, Ia tau pasti Chenle sangat trauma dengan kejadian itu. Yuta tak memberitau tentang Mereka kepada Chenle, Jika di Lihat lihat sepertinya Chenle sudah melupakan bentuk nama dan Wajah Keluarganya. Ia sudah memiliki yang lebih baik, Chenle juga tidak terlihat rindu pada Mereka. Chenle tumbuh dewasa bersama Renjun dan Jaemin.

Chenle sudah selesai Memasak. Ia hendak membereskan Baju Jaemin dan juga Renjun, Chenle akan membantu Mereka. Ia tau jika Mereka baru pertama kali ke Kota, Pastinya Mereka lelah. Awalnya biasa biasa saja, Hingga suatu foto yang ada di Tas Jaemin
mengalihkan perhatian Chenle. Terdapat Foto Laki laki menggunakan baju tahanan. Chenle sempat berfikir, Apakah ini Ayahnya? Tidak mungkin, Ayah Jaemin bukanlah Tahanan, Beliau sudah meninggal. Anehnya Chenle tak merasa asing dengan Foto itu.

"Tunggu, Dia buk-." Ucapan Chenle terhenti saat Seseorang mengambil Foto tersebut.

Chenle segera membalik tubuhnya ke belakang. Terdapat Yuta di sana, Yuta di Apartment Chenle? Tanpa izin?. Jika Yuta bukan pamannya mungkin Chenle sudah habis habisan memukulnya, Tak sopan.

"Paman? Sedang Apa Kau di sini? Dan kembalikan foto Temanku." Pinta Chenle meraih Foto yang ada di tangan Yuta.

"Temanmu seorang Tahanan? Keluarkan Dia dari sini." Yuta memandang Chenle datar.

Chenle meneguk ludahnya kasar, Ia menarik tangan Yuta keluar Ruangan. Bukannya apa apa, Chenle hanya tak mau Jaemin dan Renjun terbangun karena pembicaraannya dengan Yuta.

*****

"Ada urusan apa Paman di sini? Kenapa tak izin kepada Ku dulu? Tak bis-."

"Diam dulu!."

Chenle diam, Melaksanakan perintah dari sang Paman. Yuta benar, Chenle juga tak sopan. Ia membentak Orang Tua. Dari Anak Anak Chenle memang sudah menganggap Yuta sebagai Ayahnya.

"Maaf." Chenle meminta maaf walau sudah terlambat. Yuta hanya menggeleng geleng kepala, Ia tau bagaimana sifat Ponakannya ini.

"Kau ingin Kerja Paruh Waktu kan?."

"Ya, Tapi bukan di Kantormu. Aku tidak mau Kau mengawasiku dan Teman Temanku."

"Ya terserah sih, Padahal itu kesempatan bagus loh. Kalian bisa bekerja di tempatku dan Gajinya juga lumayan besar untuk Anak seumuran Kalian." Yuta membujuk Chenle agar mau bekerja di sana.

"Sudah bicaranya? Sekarang pergilah, Aku sudah memutuskan untuk bekerja di tempat lain saja."

"Ck." Yuta berdecih malas dengan jawaban Chenle.

"Oh ya, Teman Tahananmu itu tak akan ku biarkan Dia menyakitimu." Lanjutnya.

Tanpa basa basi lagi Chenle langsung masuk ke dalam Ruangannya, Mengunci Pintunya walau Yuta masih ada di luar. Ia tak peduli, Menurutnya Yuta itu terlalu berlebihan. Baik kepada Ponakan sih bagus, Tapi menurutnya ini terlalu berlebih. Chenle itu juga punya privasi, Namun Chenle hanya bisa memaklumi Yuta, Ia tak memiliki Anak ataupun Ponakan lain selain Chenle. Terlebih lagi Adiknya sudah meninggal, Jadi wajar saja jika Ia kesepian.

Saat Masuk Chenle di kejutkan dengan Jaemin yang sudah duduk di atas kasur. Tunggu, Jangan bilang jika Jaemin mendengar perbicangan Chenle dengan Yuta?, Jika Iya, Mungkin Chenle akan merasa bersalah. Yuta seperti menghina Jaemin tadi. Chenle segera menghampiri Jaemin yang tengah tersenyum sejak tadi.

KEMBAR - CHENLE JISUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang