2

690 73 1
                                    

"Kau berasal dari mana?." Tanya Renjun penasaran. Ia benar, Desa yang di tempatinya memang sangat tersembunyi. Bahkan orang yang tinggal di kota tidak akan pernah tau.

"Aku tidak tau Aku berasal dari mana, Tapi yang pasti, Jaemin lah yang membawa Ku Kesini. Ia bilang akan mengizinkanku untuk tinggal di sini."

Penjelasan yang Chenle berikan cukup membuat Renjun paham. Ia tau Jaemin orang yang seperti apa, Terlalu baik. Untungnya di Desa tidak ada orang yang memiliki niat jahat. Jadi kebaikan Jaemin tak akan di manfaatkan. Berbeda dengan Renjun yang jika di mintai tolong harus beserta penyebab dan bukti, Ia tak sudi jika akan di manfaatkan.

Tak lama dari itu Renjun mengajak Chenle untuk pergi bekerja. Awalnya Chenle bingung, Ia tidak bisa bekerja, Apalagi di usia yang masih anak anak. Tetapi Renjun berkali kali meyakinkan padanya jika pekerjaan yang mereka lakukan tak akan berat dan Chenle pasti bisa melewatinya, Lagipula mau tidak mau Chenle harus bisa bekerja. Jika tidak, Ia tak akan bisa makan. Chenle hanya bisa pasrah, Ia harus bekerja. Renjun ada benarnya juga, Ia tak bisa terus terus an meminta kepada Jaemin. Ia tak mau menambah beban seseorang hanya karena untuk mengurus dirinya.

*****

Chenle berada di tengah hutan bersama Renjun dan beberapa orang yang tak Ia kenal. Renjun membawa karung dengan ukuran yang lumayan besar sementara Chenle hanya ukuran kecil, Itu karena Chenle baru pertama kali bekerja di Desa itu. Chenle hanya bisa diam melihat Renjun memotong batang dengan Pisau yang Ia bawa, Chenle bisa saja mengikutinya hanya saja Ia masih tak mengerti untuk apa ini di lakukan? Kenapa mereka menebang pohon yang sudah jelas di larang.

"Tenang saja, Kami akan menanamnya lagi kok. Sekarang cepatlah bekerja! Waktu tidaklah banyak!." Renjun memperingati Chenle sekali lagi.

"Bisakah.. Kau menjelaskannya lagi? Untuk apa kalian melakukan hal semacam ini?." Chenle sedikit ragu ragu memintanya dari Renjun, Bagaimana pun juga. Ia baru saja berkenalan dengan Renjun, Tak enak jika terus terus an meminta.

"Lihat Aku, Dan dengarkan. Kami melakukan ini juga untuk orang lain, Ada fungsinya juga kok. Bisa di buat Kertas, Tisu, Bangunan dan Masih banyak lagi. Cepatlah lakukan pekerjaanmu, Kau mengertikan caranya?."

Chenle mengangguk lalu melakukan hal yang sama dengan Renjun yaitu memotong ranting kayu. Chenle hanya melakukannya dengan satu pukulan ajaibnya rating itu langsung terpotong, Padahal Pisau yang di gunakan Chenle Tak terlalu tajam. Entahlah, Renjun pun melongo di buatnya. Ia tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada Chenle. Hebat, Batinnya.

Sementara Chenle biasa biasa saja dengan yang barusan Ia lakukan, Menurutnya itu adalah hal yang biasa. Sudah di pastikan bahwa Ia sudah terbiasa melakukan ini, Bedanya bukan dengan pohon. Dengan apa ya?.

"Chenle, Kau hebat!." Pujinya.

"Kenapa?."

"Pokoknya Kau hebat."

Chenle hanya diam tak menanggapi pendapat Renjun tentangnya, Entah itu Buruk ataupun baik. Chenle tak peduli. Yang terpenting Ia harus melakukan kegiatan agar Ia bisa makan, Chenle pun melanjutkan kegiatannya kembali.

Tak lama dari itu Jaemin datang, Ia terkejut kenapa Chenle bisa berada di sini bersama Renjun. Seharusnya Chenle berdiam diri di rumah, Padahal Ia tak menyuruh Chenle untuk bekerja. Jaemin tau penyebabnya siapa, Ia segera menghampiri kedua temannya itu.

"Chenle?." Jaemin memastikan.

"Ya?."

Setelah mendengar jawaban dari Chenle, Jaemin menarik kasar tangan Renjun. Menjauh dari Chenle. Ia terlihat kesal dengan Renjun karena sudah menyuruh Chenle bekerja, Kenapa Jaemin bisa seyakin itu? Jaemin sudah bertahun tahun hidup dengan Renjun, Ia tau betul bagaimana sifatnya, Julid.

KEMBAR - CHENLE JISUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang