9

515 52 0
                                    

Haechan memanggil Mark tak sopan. Tenang saja, Mark sudah terbiasa di panggil seperti itu. Wajar kok, Haechan dan Mark sudah akrab.

Mark yang mendengar panggilan Haechan bergegas ke dalam, Penasaran ada apa dengan Temannya itu.

"Mark juga ikut ya." Tanpa menunggu jawaban dari Mark, Haechan langsung meminta izin kepada Renjun untuk mengajak Mark.

Renjun hanya mengangguk saja, Sementara Mark masih bingung dengan semua yang terjadi. Mark sedari tadi hanya menikmati hembusan angin di luar.

"Haha, Kau akan ikut ke Bukit bersama Kami semua Mark." Chenle menjelaskan lalu tertawa. Tak hanya Chenle bahkan Semua orang di sana menertawakan Mark entah di mana letak lucunya.

"Ha.. Haha." Mark tertawa garing. Lalu Ia menatap Jisung yang hanya diam sedari tadi, Jisung juga tak ikut tertawa. Ia hanya menunduk saja.

*****

Malam pun tiba, Mereka hendak pergi ke Bukit di ketuai oleh Jaemin serta Chenle. Sementara Renjun berada di paling belakang, Untuk berjaga jaga katanya. Berjaga jaga?. Renjun membawa Tas yang begitu besar, Entah apa isinya. Padahal yang lain taka da yang membawa Tas, Hanya Renjun seorang.

"Untuk apa Kau membawa Tas?." Tanya Jeno kepada Renjun.

"Aku membawa Kopi untuk Kalian. Agar Kita bersenang senang."

"Ah begitu ya.."

"Memangnya Kau kira isi nya apa?."

"Racun."

"Racun? Haha bodoh sekali! Lupakan saja pikiran bodohmu itu, Kau sendiri membawa apa?."

"Aku tidak membawa apa apa."

"Bohong, Aku melihat saku Mu loh."

Jeno membawa Pistol yang sama seperti Jisung. Tentu saja Pistol itu juga merupakan Pistol mainan, Mana boleh Remaja seusia Mereka di perbolehkan menyimpan Pistol. Takut jika akan salah di gunakan. Kecuali jika Mereka adalah Polisi.

"Maksudmu adalah Pistol? Ini hanyalah Pistol mainan, Untuk apa Aku membawa Pistol ke Bukit? Untuk memburu? Aku sama sekali tak ada niatan menyiksa Hewan."

"Lalu untuk apa?."

"Sama seperti Mu, Bersenang senang."

Setelah mendengar ucapan Jeno, Renjun langsung pergi menghampiri Chenle dan juga Jaemin yang berada di depan. Jisung berada tepat di belakang Chenle, Sudah jelas bukan alasannya? Ya, Menjaga Chenle. Itu adalah kewajibannya sebagai Anak Kembar.

"Renjun? Kenapa Kau lari ke depan? Kau takut denganku? Haha." Jeno meledek Renjun.

Haechan dan yang lainnya menoleh ke arah Jeno, Tak ada yang aneh sih. Hanya setiap perkataan Jeno seperti "Mengancam" Renjun.

"Renjun? Ada apa?." Tanya Chenle kepada Renjun yang berada di sampingnya.

"Tak ada."

Haechan mundur beberapa langkah agar bersampingan dengan Jeno. Ia penasaran apa yang telah terjadi, Bukan Haechan jika tidak kepo an. Mereka berdua kini tengah berbisik bisik sekarang?.

"Jeno, Apa yang Kau lakukan kepadanya?." Bisik Haechan menatap Jeno dengan penuh harap.

"Aku hanya menggodanya saja."

"Tidak seru."

"Haechan."

"Kenapa?."

"Berhati hati lah Padanya, Aku merasa ada yang Aneh."

"Padanya? Siapa? Renjun?."

"Mereka bertiga. Renjun, Jaemin, Dan juga Chenle. Aku merasa ada yang janggal di antara Mereka."

KEMBAR - CHENLE JISUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang