6

511 60 0
                                    

Dari Kecil Jisung harus menahan pedihnya kesepian, Ia sangat ingin mengobrol pada sang Ayah. Tapi di sisi lain Ia juga haris mengerti keadaan. Ia ingin bercerita tentang masalahnya kepada Haechan namun entah kenapa Ia masih menganggap Haechan sebagai Orang Lain dan hanya menginginkan Chenle dan hanya Chenle.

Jisung sangat berharap bisa melakukan itu semua. Sayangnya semua harapannya hancur ketika tau bahwa ternyata Chenle melupakannya, Jisung tau Chenle pasti melupakannya. Jika Chenle mengingatnya mengapa Ia tak menyapa Jisung dan malah menatapnya saja. Jisung juga ingin menghampiri Chenle, Tapi hatinya merasa sakit di lupakan oleh Kembarannya sendiri. Sekarang Jisung tak tau apakah Ia harus menyerah atau kembalu berjuang? Bisakah Ia kembali berharap kepada Chenle?.

"Kenapa Kau melupakanku Chenle-ya? Siapa Orang yang bersamamu tadi? Apakah Ia Temanmu? Aku akan sangat senang jika Kau memiliki Teman, Tak sepertiku yang setiap hari hanya bersama Haechan, Jeno, Dan Mark." Batin Jisung yang perasannya masih bercampur aduk. Menurutnya hari ini adalah hari yang aneh.

Jisung pun tertidur, Kebetulan besok Ia harus Sekolah. Tadi Pagi di daftarkan oleh Jeno dan juga Mark.

.
.

"Ayolah, Ada apa dengan Mereka?." Batin Haechan kesal melihat Jisung dan Chenle. Mereka bertiga kini tengah berada di depan Kelas menunggu Guru memanggil Mereka.

Bagaimana tidak? Mereka adalah Kembaran, Tetapi tak saling menegur bahkan Jisung membuang muka, Padahal Chenle memperhatikannya sejak tadi. Haechan paham bagaimana perasaan Jisung saat Chenle bertanya namanya, Pasti harapannya hancur seketika, Ia sudah berjuang bertahun tahun mencari Chenle tetapi ternyata malah di lupakan begitu saja.

Apalagi wajah polos Chenle yang terlihat penasaran dengan Jisung. Ia berdiri tepat di depan Jisung, Ia berdiri tegak, Membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

Karena merasa kasihan dengan Chenle yang sedari tadi di cuekkan oleh Jisung, Akhirnya Haechan berniat untuk berkenalan dengan Chenle, Untuk membuka obrolan agar tak terlalu hening.

"Hey!." Panggil Haechan, Tak hanya Chenle, Bahkan Jisung ikut menoleh ke arahnya.

"Kenapa?."

"Namamu siapa?." Jisung sedikit lega saat Haechan tak membocorkan Identitasnya.

"Chenle, Park Chenle."

"Sama dengan Jisung ya? Namanya Park Jisung." Haechan mengode namun sayangnya Chenle bukanlah orang yang peka, Mana mungkin Ia akan mengerti kode dari Haechan.

"Oh ya? Jadi Namamu Park Jisung? Aku tidak peduli sih, Tapi tak apa." Ketus Chenle menatap Jisung dengan tatapan Jengkel, Hati Jisung sedikit sakit melihat itu. Tak mau kalah dengan Chenle Ia berniat membalasnya.

"Siapa juga yang ingin tau Namamu? Bahkan Aku tidak ingin mendengarnya."

Chenle hendak memukul Jisung, Untungnya Haechan mencegahnya, Haechan tak ingin melihat pertengkaran setelah adegan cuek mencuek dari Kedua Saudara ini.

Jisung tersenyum puas, Ia merasa menang karena sudah berhasil membuat Chenle marah. Ia tersenyum karena senang melihat Chenle yang terlihat lucu ketika marah. Ini akan menjadi pertama kali Interaksi Jisung dan Chenle setelah 8 Tahun.

"Kau akan melihat pembalasan Jisung, Park Chenle." Batin Haechan. Sepertinya Ia mengetahui sesuatu, Perlu di ingatkan jika Jisung bukanlah orang Pendendam, Katanya sih.

Tak lama dari itu Mereka bertiga di panggil Guru dan masuk ke Kelas, Mereka tak sekelas dengan yang lainnya. Jaemin sekelas dengan Jeno dan Mark, Sementara Renjun sendiri.

"Silahkan perkenalkan diri Kalian."

"Annyeonghaseo, Park Jisung Imnida."

"Park Chenle imnida.."

KEMBAR - CHENLE JISUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang