5

543 60 0
                                    

Haechan sendiri tak tau bentuk wajah Chenle. Kenapa? Karena Mereka jarang bertemu. Sang Ayah melarang Jisung dan Chenle untuk keluar rumah. Dan saat Kejadian itu, Barulah Jisung berkenalan dengan saudara saudaranya.

"Besok adalah Sekolah terakhir ya? Setelah itu Kau harus fokus pada dirimu sendiri, Soal Chenle urusan belakangan saja. Aku yakin Dia baik baik saja, Percayalah padaku." Haechan berusaha membujuk Jisung.

Haechan itu dari kecil sudah bersama dengan Jisung di banding dengan Keluarganya. Buat apa Ia di rumah, Toh Kedua Orang Tuanya juga sibuk bekerja, Lebih baik tinggal bersama Jisung yang kesepian. Haechan tak hanya numpang tinggal saja, Tetapi Ia juga membantu Jisung, Dari memasak, Membereskan Rumah, Tetapi Haechan tak di izinkan Jisung untuk mengurus Ayahnya. Biarlah Ayahku menjadi urusanku sendiri, Katanya.

Untuk apa Haechan melakukan itu semua? Tentunya karena Haechan sama seperti Jisung, Ia kesepian, Ia tak memiliki saudara.

"Ya."

*****

Kemudian scene beralih pada Chenle, dan Jaemin yang sedang berada di Sebuah Sekolah, Mereka sedang mendaftar. Renjun tak ikut katanya Ia masih lelah dengan perjalanan kemarin. Jangan kira Renjun akan meminta nya secara mudah, Ia harus berdebat dulu dengan Jaemin. Jaemin sedikit tak suka jika Renjun terus bermalas malas an padahal di Desa Ia selalu paling rajin, Apakah ada sesuatu yang menganganjal pikirannya? Ataukah Renjun sudah menemukan sesuatu yang Ia inginkan?.

"Udah selesai belum, Le?."

"Sudah, Cepat kan?."

Jaemin mengangguk. Mereka bertiga pun pergi dari Sekolah, Saat pulang Mereka berpapasan dengan Dua Orang Remaja Laki laki. Sepertinya juga ingin mendaftar, Ini hanya pendapat Chenle dan Jaemin saja, Tidak tau juga dengan realitanya.

"Eh? Mereka tadi siapa ya?". Tanya salah satu Remaja tersebut kepada Temannya.

"Tidak tau, Mungkin Murid pindahan?."

"Dasar bodoh!".

"Kau yang bodoh, Jeno sialan! Seenaknya menghinaku!."

"Siapa juga yang menghinamu."

Remaja yang satunya hanya diam saja, Frustasi menghadapi Murid bernama Lee Jeno. Sementara yang satunya lagi adalah Lee Mark. Mereka berdua bukan Murid pindahan apalagi Murid baru, Chenle saja yang bodoh. Hari ini adalah Hari Minggu, Semua Sekolah akan libur. Jeno ke Sekolah karena ingin
mendaftarkan Sepupunya sementara Mark hanya menemani saja, Ia juga tidak terlalu mengenal Sepupu Jeno.

*****

Renjun. Ia tidak sedang tidur ataupun beristirahat, Melainkan menatap Cermin dengan tatapan Kosong, Jika Jaemin ada di sana mungkin Ia akan mengatakan bahwa Renjun sudah gila. Namun kali ini berbeda, Renjun tidak sedang main main, Ia lelah menanggung beban yang entah kapan akan selesai.

"Bisakah Aku berharap padamu Ayah?."

Setelah mengatakan ucapan aneh itu Renjun tersenyum, Entah apa yang membuatnya terlihat senang. Tidak, Renjun tidak senang Ia hanya sedang berusaha mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan.

"Kau itu benar benar busuk! Sebaiknya dari awal Kau Tidak usah berpura pura baik kepadaku, Kau boleh menyakitiku secara fisik, Tapi sekali saja ku mohon, Jangan melukai Hati Mungilku ini. Jangan membuatku trauma pada Orang lain, Lihat lah hasil karyamu."

Ujar Renjun sembari membuka Pakaiannya. Terlihat jelas terdapat luka di sana, Sepertinya sudah lama namun berbekas. Sudah di pastikan bahwa itu adalah ulah sang Ayah. Sepertinya Ia memukul Renjun sangat keras sehingga lukanya masih membekas hingga sekarang.

KEMBAR - CHENLE JISUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang