Sebulan sejak perkenalannya dengan Chenle, Jisung hampir setiap hari ke kelas pemuda yang mempunyai senyum ceria itu.
Bahkan saat pagi pun Jisung selalu datang tanpa tangan kosong, dia selalu membawa susu atau roti untuk sarapan bersama.
Sebenarnya mereka bukanlah teman lama, atau bisa dibilang sahabat. Tetapi karena sebuah peristiwa yang hampir menggemparkan satu sekolah lah yang membuat mereka kenal dan menjadi dekat satu sama lain.
Saat itu, setelah bel istirahat berbunyi entah kenapa semua siswa dan siswi sangat bersemangat menuju ke lapangan, ada juga yang melihat dari balkon sekolah.
Jisung yang merupakan tipe orang dengan rasa keingintahuan yang tinggi, menepuk pundak seorang siswa.
"Ada apa sih?"
Siswa itu menunjuk ke arah lapangan, membuat mata Jisung langsung tertuju pada segerombolan siswa yang berdiri di tengah lapangan.
Dari sudut pandang seorang Jisung, dia menyimpulkan bawa ini adalah pembullyan!
Kenapa mereka semua hanya menonton? Bukankah seharusnya dari mereka semua ada yang melerai?
Ada apa dengan hati mereka?
Kenapa hanya menonton?
Tidak, tidak bisa. Jisung harus turun tangan!
Karena rasa keadilan dalam diri Jisung tinggi, dia dengan langkah lebar langsung meninggalkan balkon sekolah, sedikit berlari di tangga walaupun pada akhirnya dia kesulitan saat melewati kumpulan siswa siswi yang berdiri di pinggir lapangan.
Berusaha sekuat tenaga untuk menerobos kerumunan itu, walaupun terinjak-injak dan terkena pukul dari salah satu siswi karena tak sengaja menyenggol buah dadanya. Jisung meringis, mengelus kepalanya yang terkena pukulan keras dari siswi bertubuh kecil namun memiliki tenaga besar.
Sampai akhirnya dia berhasil berada di depan kerumunan, menyaksikan pembullyan itu lebih dekat. Alisnya menukik tidak suka, apa-apaan dengan ke empat siswa itu? Kenapa mereka semua menertawakan salah satu siswa yg berada di tengah mereka.
Siswa itu hanya tersenyum kecil, canggung. Jisung dengan langkah pasti dan percaya diri langsung mendekat dan menarik kerah seragam kakak kelasnya yang bernama Jeno.
"Apa-apaan!" Jeno kesal, namun wajahnya kembali menampilkan senyum saat dia tau siapa pelakunya.
"Hei, kenapa Jisung? Kenapa tarik-tarik kerah seragamku?" Jisung muak. Wajah apa yang sedang dibuat kakak kelasnya itu! Menampilkan senyum polos walaupun sedang membully anak lain. Benar-benar!
"Aku tau kita dekat, hyung. Tapi aku tak menyangka bahwa kau dan teman-temanmu membully siswa ini." Jisung berteriak tepat di wajah Jeno.
Yang diteriaki itu diam, menatap Jisung dengan heran. Pun suara dari siswa yang menonton kini hilang entah kemana. Semuanya diam, Jisung jadi bertanya-tanya.
"Kenapa kalian semua diam? Sadar bahwa perbuatan kalian itu buruk?!" Jisung memutar tubuhnya, berteriak pada semua siswa yang kini hanya diam.
Kemudian dia tertawa sinis, menatap Jeno dengan tajam.
Lalu dia menarik tangan siswa korban bully itu, menyembunyikannya di belakang tubuhnya. Sekarang Jisung bagai pahlawan kesiangan, dalam hatinya dia bangga pada dirinya itu.
Jeno mengerutkan dahinya sambil menggaruk pipinya bingung, kenapa dengan adik kelasnya itu.
Yang lain pun ikut bingung, Haechan menoleh ke kanan dan ke kiri, siapa yang melakukan perbuatan buruk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story [jichen]
FanfictionKisah cinta Jisung dan Chenle dalam bentuk oneshoot-twoshoot