Chenle sudah hidup selama ratusan tahun, karena dia menjadi “pasangan” dengan merman.
***
Chenle turun dari mobilnya setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Matanya menatap lelah pada luasnya lautan di seberang yang berkilau terkena sinar bulan. Udara malam yang dingin sedikit membuat tubuh Chenle kaku, namun dia harus tetap datang. Helaan nafas keluar dari mulutnya, walaupun begitu kakinya tetap melangkah menuju tepi laut. Ketika sampai di dekat bebatuan Chenle naik dan duduk di atas nya, menunggu.
“Sepertinya aku terlalu cepat.”
Namun, tiba-tiba percikan air membasahi pakaian dan wajahnya. Sesuatu menloncat ke udara, sesuatu yang besar yang cukup membuat bagian depan pakaiannya basah. Kibasan dari ekor ikan itu penuh semangat sambil meneriaki namanya. “Ah Chenle!!”
Tubuh Chenle terhuyung ke samping saat sesuatu memeluknya, tangan dingin itu dengan erat menarik tubuhnya ke dalam sebuah pelukan. “Aku merindukanmu.” Bisiknya yang rendah membuat Chenle menggigil.
“Lepas.” Chenle berusaha membebaskan tubuhnya dari pelukan.
“Kenapa? Aku sangat merindukanmu setelah 50 tahun kita tidak bertemu.” Ucapnya sedih, Chenle hanya menghela nafas kemudian berdiri.
“Dingin, pakaianku juga basah, Jisung.”
Yang disebut namanya hanya mendongak menatap Chenle dari bawah, Jisung tidak bisa berdiri fakta bahwa dia adalah merman membuat Chenle seketika berjongkok di hadapan lelaki itu.
“Kalau begitu aku akan pulang.” Chenle mengatakan dengan tegas, Jisung menarik tangan Chenle dengan wajah murung.
“Aku tidak ikut?” tunjuk pada dirinya sendiri, Jisung menatap sedih pada bagian bawahnya, dia tidak punya kaki. Chenle menatap heran, dia menarik sedikit tangan Jisung dan kembali berjongkok, ikut menatap ke arah Jisung. “Ayo, aku kedinginan.” Ajaknya lembut.
Senyum cerah hadir di wajah Jisung dengan cepat, namun lagi-lagi wajahnya kembali murung. Bagaimana cara dia mengikuti Chenle tanpa adanya kaki, dia tidak mau merepotkan Chenle. Namun melihat kegelisahan Jisung, Chenle segera membawa Jisung dalam gendongan. Tanpa banyak bicara Chenle menggendong Jisung sampai di mana mobilnya terparkir. Beruntungnya Jisung tidak banyak tingkah dan tidak banyak bertanya, Chenle sudah cukup lelah untuk meladeni Jisung saat ini.
Ketika berhasil membawa Jisung ke dalam mobil kini keduanya terdiam, Chenle sibuk melepas jaket yang dia kenakan dan hal itu tak lepas dari mata Jisung. Kulit putih Chenle dan tetesan air itu membuatnya tampak jauh lebih cantik, 50 tahun Jisung baru bertemu lagi dengan kekasihnya. Senyum kecil itu tanda bahwa Jisung sungguh merindukan Chenle dan sangat senang bahwa kekasihnya masih menepati janjinya.
“Ada apa?” tanya Chenle heran.
Jisung hanya menggeleng, dia menatap ke bawah dimana tubuh ikan nya bergerak kecil. “Tidak, aku hanya senang kamu masih datang.” Ucapnya sambil tersenyum ke arah Chenle.
Ucapan Jisung membuat hati Chenle sakit, dia tidak mengharapkan wajah senang Jisung saat ini. Suasana hatinya tidak menentu, akhir-akhir ini dia selalu berpikir untuk apa dirinya hidup beratus-ratus tahun di dunia ini. Apa tujuan dia sebenarnya? Kerabat nya sudah tidak ada lagi di dunia ini, dia sendirian. Hanya ada Jisung yang dia punya namun lelaki itu hidup di laut dan mereka hanya bertemu setiap 50 tahun.
“Chenle, kamu baik-baik saja?” Jisung menatap bingung ke arah Chenle yang terlihat murung, lelaki putih itu menatap kosong ke depan.
“Aku baik-baik saja. Jika aku beruntung mungkin aku akan mati.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story [jichen]
FanfictionKisah cinta Jisung dan Chenle dalam bentuk oneshoot-twoshoot