Monkey Dream

2.9K 377 39
                                    

Pagi ini Chenle berangkat sekolah menggunakan sepeda nya, menggoes nya tidak tergesa agar ia bisa menikmati suasana pagi di kota ini.

Banyak pejalan kaki dan anak kecil dengan ekspresi berbeda. Dia bahkan bisa melihat jika seseorang dekat pohon disana sedang memberi makan seekor kucing.

Tidak ada yang special selama perjalanan menuju sekolah, hanya saja terasa sangat menyenangkan bagi nya.

Setelah sampai di parkiran sekolah, Chenle segera melepas helm dan menaruh nya di pos. Tidak perlu merante sepeda nya karna tidak akan hilang, hanya perlu menitipkan helm nya saja.

Lalu dengan wajah ceria nya ia berjalan menuju kelas. Sesekali membalas sapaan dari beberapa siswa dan siswi yang menyapa nya walau mereka tengah sibuk piket kelas.

Sampai di depan kelas nya, Chenle melihat Jeongin yang keluar dari kelas dengan wajah pucat. Tak menunggu waktu lama ia segera menghampiri teman nya itu dan merangkul nya.

"Kenapa lo?"

Jeongin tak menjawab, dia bahkan hanya memandang ke depan dengan tatapan kosong.

Chenle yang merasa terabaikan tidak marah. Ia yakin teman nya ini tengah mendapat masalah, jadi sebagai teman yang baik Chenle mengajak Jeongin ke kantin.

"Ayok kantin deh, gue traktir!"

Tanpa di duga, entah kemana wajah pucat Jeongin yang ia lihat tadi. Sekarang lelaki itu malah tertawa dan menarik tangan nya.

Selama di perjalanan menuju kantin Chenle tak henti-henti nya merutuk dalam hati.

'Harusnya gue tau kalo itu cuma akal-akalan si rubah.'

Sesampai nya mereka di kantin, dengan ga tau dirinya Jeongin memesan nasi goreng dan teh manis hangat. Jangan lupa dengan beberapa roti dan susu untuk jaga-jaga di kelas kata Jeongin.

Chenle senyum kok, masih dia tahan. Liat aja pas bel pulang nanti-

20 menit berlalu, akhirnya mereka kembali ke kelas dengan perut yang sudah terisi. Siap deh mereka buat bertempur di dalam kelas nanti sama pelajaran kimia.

Chenle duduk di bangku nya setelah Jeongin mempersilahkan dia duduk, iya mereka sebangku emang lebay banget Jeongin anaknya.

Setelah melepas tas nya, Chenle langsung menidurkan kepalanya di atas meja. Mata nya agak berat tapi sebelum menutup mata, Chenle ga sengaja natap buku dengan sampul hitam bergambar bulan di hadapan Jeongin.

Dengan hati-hati ia meraih buku tersebut, takut jika pemilik nya sadar dan berakhir mereka baku hantam. Ya, buku itu milik Jeongin, Chenle selalu dilarang membaca isi dari buku misterius itu. Biasanya jika dilarang akan menimbulkan sifat-sifat bejat seseorang menguar tiba-tiba.

Kesempatan ga akan datang dua kali bagi Chenle, jadi dengan cepat ia membaca buku tersebut. Jeongin tengah mengobrol dengan teman di belakang nya, Hyunjin.

Chenle membuka halaman pertama, ada beberapa gambar abstrak di sudut kertas. Dan tulisan nya pun mengerikan, bagaimana tidak mengerikan jika tulisan ini seperti goresan bolpoin berulang kali dengan beberapa tanda seru.

Aneh, satu kata untuk Chenle menjelaskan tulisan itu. Pertama, ada kata gerbong kereta. Tulisan dibawah kata itu adalah sashimi. Oh, apakah Jeongin ingin berjalan jalan menggunakan kereta dan memakan sashimi dalam perjalanan? Pikir Chenle.

Chenle melanjutkan baca nya, dan terhenti di kalimat terakhir.

Selamatkan dirimu, atau kau akan mati.



...



Chenle membuka matanya, ia menyerngit heran saat menatap sekeliling. Kepala yang terasa berdenyut itu ia senderkan di jendela kereta, tunggu.. Kereta?

Short Story [jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang