Chenle menguap sambil menutupi mulutnya dengan buku, sore itu seperti biasa dia akan menaruh bukunya di loker sebelum pulang sekolah. Dia sengaja mengerjakan tugas rumah di sekolah, Chenle tidak mau pulang dengan membawa buku. Bahkan hari ini dia tidak membawa tas.
Sebuah amplop berada ditumpukan atas bukunya, tanpa pikir panjang Chenle mengambil dan membukanya dengan tergesa.
'I have a crush on you, ditolak gak apa-apa kok. Gue cuma mau menyampaikan perasaan gue aja.'
Chenle menutup mulutnya tidak percaya, dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Barang kali orang yang mengirim surat ini masih ada di sana. Namun hanya ada dirinya di sana, tapi tak apa Chenle puas saat mendapatkan surat pengakuan seperti ini.
Pasalnya baru kali ini Chenle mendapat surat pengakuan selama lebih dari 2 tahun bersekolah di sana. Surat pertama dan tanpa nama, kalau gini caranya dia akan kesulitan mencari pemilik surat tersebut.
"Ah bodo amat, baru kali ini gue nerima pengakuan. Haha." Gumamnya sedikit miris namun tetap bahagia.
Sambil berjalan menuju gerbang Chenle mengantongi surat tersebut ke cardigan hitam nya, matanya melirik ke tempat parkir, masih ada 1 motor di sana yang berarti masih ada siswa di dalam gedung.
Tiba-tiba Chenle sedikit penasaran, dia menghampiri motor itu dan menatapnya dengan serius.
"Motor siapa ini? Kok keren, mau juga." Gumamnya sambil tersenyum kecut.
Chenle mengusap lembut jok motor tersebut, dia berharap suatu hari nanti dia bisa memiliki satu yang seperti ini. Kemudian dia menatap sepeda yang tak jauh dari sana.
"Sepeda gue juga nggak kalah keren sih, tapi ada keranjangnya."
Dengan lesu dia melangkah mendekati sepeda nya, sambil sesekali melirik motor tersebut. Karena tak memperhatikan, Chenle menabrak seseorang.
Sakit. Kepalanya menabrak sesuatu yang keras, setelah melihat apa yang dia tabrak Chenle menahan air matanya.
Bgst, sepatu futsal. Siapa yang mengalungi sepatu futsal di leher?!
Ketika dia mendongak sendikit Chenle menganga, sial dia adalah Park Jisung siswa populer yang setiap hari dia dengar dari siswi maupun siswa, bahkan guru pun terus-terusan membahas orang itu. Padahal cuma menang olimpiade beberapali dan memenangi kejuaran lainnya. Cuma itu.
Lebih keren kalau menang tawuran, Chenle sedikit berbangga diri pasalnya dia pernah menang tawuran antar sekolah satu kali.
"Sakit?" Tanya Jisung dengan suara nya yang rendah, seram.
Chenle mengusap sudut matanya sekilas sambil mengalihkan wajahnya. "Gitu doang."
Bohong, Chenle hanya ingin terlihat keren. Sekarang dia sudah memasang wajah tengil dengan tatapan mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story [jichen]
FanfictionKisah cinta Jisung dan Chenle dalam bentuk oneshoot-twoshoot