IV

331 80 5
                                    

Izana sedang berdiri depan ruangan [Name]. Keduanya berjanjian pukul 3 sore waktu Jepang. Izana sedikit gugup karena dia tidak tahu apakah orang lain bisa melihat [Name] atau [Name] berubah menjadi sesuatu karena keluar dari ruangannya.

Pintu terbuka menampilkan [Name] menggunakan dress bermotif bunga matahari. Rambut berwarna hitamnya dibuat kepang, dia terlihat anggun karena penampilkannya. 

"Ayok, kita harus berangkat sebelum malam," ucap [Name] tersenyum lalu memegang tangan Izana.

Pipi Izana sedikit memerah karena perlakukan gadis itu. Kedua berjalan melewati lorong gelap kemudian bertemu dengan lorong-lorong yang terang akibat sinar matahari. 

Beberapa anak terkejut ketika melihat gadis cantik menggandeng Izana bahkan mereka pikir gadis itu akan mengadopsi Izana. Namun yang membuat Izana terkejut adalah bibi penjaga yang menyapa [Name].

"[Name]-chan, lama tidak melihatmu keluar dari kamarmu, apa kabar?" Tanya bibi penjaga.

"Aku baik bibi, bagaimana denganmu? Apakah punggungmu masih terasa sakit?" Tanya [Name] penuh perhatian.

"Iya, astaga andai anak perempuanku baik sepertimu, boleh aku datang dan meminta pijitan darimu lagi?" Tanya bibi penjaga.

"Tentu boleh dan dengan senang hati, oh astaga aku harus buru-buru, sampai jumpa lagi bibi," ucap [Name] pamit.

Izana ikut membungkuk kepada bibi penjaga kemudian berjalan bersama dengan [Name]. Selama perjalan beberapa orang juga menyapa [Name], seakan mereka sudah pernah bertemu dengan [Name].

Mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar. Rumah sekaligus sebuah dojo. Mereka juga dapat melihat nama keluarga Sano di depan pintu. 

[Name] menoleh ke arah Izana yang ragu dengan apa yang mereka lakukan namun dengan cepat gadis itu mengelus tangan Izana dengan ibu jarinya.

"Tenang, aku ada di sini," ucap [Name] tersenyum kemudian mereka masuk dan memencet bel rumah tersebut.

Seorang pria dengan rambut hitam keluar dan mematung ketika matanya bertatapan dengan mata [Name]. [Name] tersenyum untuk menanggapi tatapan tersebut kemudian berkata, "Apa benar ini rumah Sano Shinichiro? Aku [Name] dan ini adikku Kurokawa Izana."

"Ha? Oh iya," Shinichiro tersadar ketika mendengar suara [Name] kemudian sedikit menunduk untuk melihat Izana, "Aku kira kau tidak akan datang Izana, ayok masuk."

Keduanya masuk dengan sopan. Shinichiro mengarahkan keduanya menuju ruang tamu. [Name] terlihat biasa saja seakan ini bukan hal yang harus membuat mereka canggung namun berbeda dengan Izana.

"Aku yakin mereka akan menyukaimu, kau juga sudah pernah hidup dengan Emma, kan? Itu bukan masalah untuk memulai semuanya dari awal," ucap [Name] tersenyum ke arah Izana.

Izana mengangguk untuk menanggapi perkataan itu namun tangannya masih setia memegang lengan [Name]. Tidak lama kemudian Shinichiro datang membawa 2 gelas minuman dan kedua anak kecil mengikuti dia.

"Ah maaf, aku hanya bisa menyiapkan ini," ucap Shinichiro kemudian duduk berhadapan dengan [Name].

"Tidak apa-apa, ini sudah cukup dan sebelumnya maaf jika aku datang padahal aku bukan keluarga kandung kalian," ucap [Name].

"Jadi kau bukan?" [Name] menggeleng untuk menjawab pertanyaan tersebut. Shinichiro tersenyum dan menghela napas, terlihat bahwa dia tidak sanggup dengan kelakukan ayahnya. "Ah aku lupa memperkenalkannya, ini adikku Emma dan ini Manjiro."

[Name] melihat ke arah Emma dan Manjiro yang masih bersembunyi di belakang Shinichiro. [Name] tersenyum ke arah mereka membuat keduanya bersemu malu.

Magic Shop || Izana KurokawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang