V

331 73 6
                                    

Hari demi hari sudah dilewati, bulan demi bulan sudah tergantikan. Tidak terasa bahwa bulan sudah banyak berputar untuk mengelilingi bumi. Waktu berjalan terus tanpa tahu kata lelah namun tidak dengan manusia, dia akan berhenti walau waktu terus berjalan.

Hari itu adalah hari ulang tahun [Name], Izana meyakini bahwa tanggal 6 bulan Juni adalah ulang tahun [Name]. Pria itu melakukan kesimpulan karena setiap tanggal tersebut [Name] selalu menerima sebuah paket.

Izana berniat untuk membelikan [Name] sebuah pakaian, pria itu tidak terlalu mengerti tentang fashion wanita, itu sebabnya dia mengajak adiknya Emma untuk memilihkan kado tersebut. Emma juga senang ketika Izana mengajaknya karena dia berniat untuk membelikan [Name] sesuatu.

"Aku sudah bilang pada kak Shin namun dia berkata bahwa 'Nanti aku akan membelinya setelah ulang tahunnya' mereka memang tidak mengerti wanita, Manjiro juga sama seperti itu," ucap Emma sambil melihat-lihat jepitan yang tertata rapih.

"Aku juga tidak mengerti wanita, bukannya banyak pria tidak mengerti wanita?" Izana menatap Emma bingung.

Emma berkacak pinggang kemudian berkata, "Kau ini lebih baik dari mereka berdua, bayangkan saja saat aku datang bahkan mereka tidak bisa merayuku, menyebalkan."

"Mereka hanya sedang beradaptasi," ucap Izana bersikap dewasa.

"Tidak tuh, saat kau datang malah Mikey langsung mengajakmu bertengkar, bukankah begitu cara laki-laki berkenalan?" Tanya Emma membuat Izana tertawa.

Benar, awal pertemuan Manjiro dan Izana adalah dengan pertengkaran untuk memprebutkan [Name] sebagai kakak mereka.

"Tapi Izana, kenapa [Name]-neesan masih terlihat muda padahal umurnya sudah hampir sama dengan Shin-niisan? Aku iri dengan wajahnya yang selalu awet muda," Emma memegang pipinya dan melihat ke arah kaca, "Seakan dia bukan manusia."

Izana terdiam mendengar itu. Benar kata Emma, [Name] tidak menua sama sekali bahkan tumbuh tinggi walau 2cm saja tidak. Gadis itu penuh dengan misteri yang tidak bisa Izana ketahui, dia gadis yang mungkin eksistensinya tidak diketahui.

"Mungkin dia menggunakan ilmu hitam, makanya awet muda," ucap Izana asal kemudian mendapatkan pukulan di tangan pria itu.

"Mana ada malaikat sepertinya menggunakan ilmu hitam, wajahnya saja bagaikan dewi-dewi olimpus, bagaimana bisa kau mengira dia menggunakan ilmu hitam, baka nii-san," ucap Emma.

Selesai dengan kado [Name], keduanya langsung pulang menuju rumah mereka, sebelum itu Izana harus mengantar Emma menuju stasiun dengan aman.

Selama perjalanan Emma selalu menceritakan hal yang dia lakukan di sekolahnya, dia juga berkata bahwa teman-temannya tidak terlalu banyak ketika mereka mengetahui bahwa Emma memiliki dua kakak brutal seperti Izana dan Mikey.

Izana hanya menatap malas ketika mendengar cerita itu namun juga tidak suka karena adik perempuannya tidak memiliki banyak teman karena kebrutalan pria tersebut. Kemudian langkah Izana terhenti ketika melihat seorang yang dia kenal.

[Name] dan Ibunya sedang berbicara di seberang jalan. Izana dapat melihat [Name] yang marah dan itu adalah pertama kalinya pria itu melihat [Name] marah. Dia juga melihat ibunya yang terlihat kesal dengan keberadaan [Name] bahkan terlihat menghindari gadis itu.

Emma yang menyadari Izana berhenti langsung berbalik dan mengikuti arah pandang Izana. Namun apa yang Emma liat hanya sekumpulan orang yang sedang berbaris memasuki kasino kecil.

"Izana, kenapa?" Tanya Emma membuat Izana tersadar.

Izana langsung menggeleng dan berjalan mendekati Emma. Dia harus mengantar Emma terlebih dahulu kemudian menghampiri [Name] dengan Ibunya. Tidak butuh lama untuk mengantar Emma menuju stasiun dan setelah itu dia langsung berlari menuju tempat dia melihat [Name] dan sang Ibu.

Magic Shop || Izana KurokawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang