Sebenernya aku bertanya-tanya. Kenapa aku bisa berakhir kayak gini. Salahnya darimana? Aku juga gak tau.Kalau kalian tau gimana kondisi keluargaku atau pertemananku, bisa jadi kalian bertanya-tanya juga kok.
Oke oke. Aku akan cerita sedikit gimana kehidupan keluargaku. Orangtuaku masih lengkap. Ayahku pembisnis dibidang properti. Sedangkan ibuku seorang pengusaha dibidang kosmetik. Aku punya satu kakak perempuan yang cantik. Sama cantiknya kayak aku. Dia itu beauty vlogger yang lumayan terkenal. Sering banget diundang acara-acara gede gitu. Perfect kan?
Meskipun kita jarang di rumah karena kesibukan masing-masing, setiap hari Rabu kita selalu sempatkan untuk makan malam bersama. Sesibuk apapun kita. "Gak ada toleransi!" gitu sih kata ayah.
Seperti beberapa Rabu yang lalu, aku lupa tepatnya kapan. Waktu kita kumpul keluarga untuk makan malam. Semua kumpul dan menikmati makan malam yang menurutku enak banget.
Kira-kira ibu pesen makanannya dimana ya?
Karena waktu makan gak boleh ada yang mengeluarkan suara, kata ayah gak sopan, yang terdengar di ruang makan cuma suara sendok dan garpu yang berdentangan dengan piring. Lagian aku juga gak tau mau ngobrolin apa.
Setelah semua beres makan, kami, aku, kakak sama ibu gak ada yang berani meninggalkan meja makan kecuali ayah yang pergi terlebih dahulu. Jadi sambil membunuh waktu, aku scroll-scroll asal aja di hpku.
"kamu kapan ujian dek?" tanya ayahku memecahkan keheningan. Sebenarnya aku cukup kaget dengan pertanyaan tiba-tiba dari ayahku ini. Tumben banget kepo sama kehidupanku?
"bulan depan aku semesteran yah. Kenapa?" tanya ku balik. Jelas heran kan kenapa tiba-tiba perhatian begitu.
"ohh"
Udah gitu doang nih? Aku agak seneng lho ayah tiba-tiba perhatian gitu. Tapi kok cuma sampe situ doang ih tanya nya?
Dan sebenarnya gak sampai situ aja sih, pertanyaan selanjutnya cukup bikin aku kaget, syok dan susah nafas karena sangking anehnya.
"kamu mau kuliah dimana?"
Serius deh. Muka kagetku pasti kelihatan jelek. Mataku melotot, untung gak copot. Ini kalau lalat lewat bisa lho masuk ke mulutku. Dan untungnya hp ku gak kenapa-napa karena aku jatuhin, tanganku lemes seketika.
"dek, ayah tanya tuh, gak dijawab?" aku makin syok sama pertanyaan kakakku. Aku liat wajah ibuku, meminta bantuan. Tapi...
"Xena, dijawab dong nak"
Duar. Sumpah, mungkin aku yang gila karena rasanya ini lucu banget.
MASA IYA, GAK ADA YANG INGET AKU UDAH KULIAH?! Udah semester 5 malah!
Aku cuma senyum kecil, sambil nundukin kepala. Sebenarnya aku nahan ketawa sih.
Aku ambil nafas banyak-banyak buat netralin perasaanku. Aku ambil nafas beberapa kali dan kemudian berdiri. Mungkin karena terlalu bersemangat atau apa, kursi tempatku duduk sampai terjengkang. Yang bikin keluargaku kaget dan melihatku dengan tatapan kebingungan.
"waah, yah. Makasih udah perhatian sama aku. Tapi pertanyaan ayah bikin aku syok lho yah" ayahku makin kebingungan dengan kalimatku barusan.
"Ayah. Aneh banget gak sih ayah tanya begitu sekarang?" kerutan di dahi ayah makin dalem.
Aku gak tau perasaan beliau gimana. Mungkin bingung campur marah karena aku gak kunjung menjawab pertanyaannya tadi. Aku malah mempertanyakan secuil perhatian yang udah ayahku berikan.
Ahh. Ada sesuatu yang tertahan di tenggorokanku. Rasanya panas dan bikin sesak napas. Mataku juga memanas. Aku harus gimana biar perasaan sesak ini, hilang.
"Xena! Gak sopan tau. Kamu berdiri begitu padahal ayah masih duduk," emang deh, kakakku yang paling cantik ini the best kalau ikut campur sama urusan orang lain. Bukannya diem malah bikin keruh suasana.
"Xena, ibu gak pernah ajarin kamu berperilaku gak sopan kayak gitu ya," ini lagi, ibuku tercinta. Kok bisa-bisanya malah bilang begitu.
"emang ibu pernah ngajarin aku sesuatu? Ibu kan sibuk. Makanya aku di titipin dipanti asuhan sampe lulus SD," ini beneran lho.
Aku beneran dititipin di panti asuhan punya kakekku dari bayi umur sebulan sampe umur 12 tahun. Alasannya sih ayah sama ibu lagi sibuk-sibuknya ngurus kerjaan mereka masing-masing. Sedangkan kakakku juga sibuk casting buat majalah-majalah remaja gitu. Kakek nenek dari ibu udah gak ada. Sedangkan dari ayah, pada sibuk charity kesana kemari. Saudara yang lain? Gak tau ah, sibuk juga kali. Jadi gak ada yang ngurus aku. Berasa kaya gak punya keluarga. Malah, aku sempat percaya kalau aku ini yatim piatu.
"Kamu kenapa sih dek? Lagi PMS?"
"kak Meta bisa diem gak sih? Gak usah ngomong bisa?" aku mulai sedikit marah.
"XENA!" teriak ibuku.
"APA!"
"LO KOK TERIAK KE IBU SIH!"
"LO DIEM AJA DEH!"
"XENA, KOK KAMU GAK SOPAN GITU KE KAKAKMU?!"
"KAK META DULUAN KALI BU YANG PAKE LO LO GITU?!"
"KARENA LO YANG CARI GARA-GARA DULUAN!"
"TUH KAN!"
BRAK!
Gebrakan tangan ayahku menghentikan acara teriak-teriak kami. Wajah ayah merah banget. Tatapan matanya menunjukan kemarahan yang sudah sampe ubun-ubun.
"XENA!" suara menggelegar ayah bikin jendela bergetar. Sebenarnya gak sampe begitu sih. Hiperbola aja.
Aku menarik nafas dalam-dalam. Berusaha menetralkan emosiku.
Cuma karena pertanyaan sepele dari ayah, acara kumpul keluarga yang cuma sekali seminggu ini jadi komedi putar begini. Masih untung kan kita kumpul keluarga seminggu sekali dari pada gak sama sekali. Jadi jangan bikin runyam lebih parah deh Xen. Masa tiap kumpul harus tarik otot leher terus?
Ayahku gak ngomong apa-apa. Emang beliau irit bicara. Dia cuma ngeliatin aku dengan ekspresi marahnya. Lagi-lagi aku tarik nafas dalam dan menghembuskan keras.
"Ayah, ibu, kak Meta. Aku. Udah. Kuliah" de javu. Aku pernah bilang kayak gitu kira-kira bulan lalu, beberapa bulan yang lalu, tahun lalu dan awal aku mau masuk kuliah.
Aku menundukkan kepala melihat wallpaper hp yang tiba-tiba menyala karena notifikasi pesan. Aku gak mau lihat wajah mereka. Ntar yang ada malah bikin marah.
"Sekarang udah semester 5," selesai mengatakan ke mereka apa yang perlu aku katakan, aku langsung melangkah pergi meninggalkan meja makan.
Percuma kita duduk di meja makan kalau yang selalu terjadi adalah pertengkaran. Aku heran aja gitu. Kenapa ayahku tetep kekeuh mempertahankan acara makan malam bareng tiap hari Rabu, kalau ending nya nyakitin perasaan masing-masing dari kita.
Salahnya hubungan keluarga ini tuh dimana dan darimana...
To be continue...
_______________________________________________Gimana? Gimana? Aneh gak? Emang agak berantakan sih. Kalo ada typo kasih tau yaa.. Happy reading guys 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Strawberry My Moment - Short Story
ContoKumpulan cerita pendek Kumpulan cerita soal momen-momen tertentu. Sebenarnya aku ini suka banget menghayal suatu kejadian. Selama ini gak pernah kepikiran buat dijadikan cerita one shot story. Aku selalu berusaha buat jadiin imajinasiku jadi cerita...