Chapter 2

1.3K 109 9
                                    

Hermaphrodite Present



Jihoon x Yedam

--- ROOM ---




Yedam membuka pintu ketika seorang wanita berumur berdiri di depan pintu hendak masuk.

"Loh? Ibu sudah pulang? Kenapa gak bilang? Kan Yedam bisa jemput," ucap Yedam sambil mengambil keranjang yang dipegang oleh sang Ibu.

Sang Ibu hanya tersenyum ringan membiarkan putranya mengambil keranjang tersebut lalu melangkahkan kakinya ke dalam rumah untuk mengistirahatkan kakinya sejenak.

"Lain kali kalau mau pulang bilang yaa. Perjalanan dari pasar ke rumah itu jauh apalagi ibu jalan kaki sambil bawa keranjang besar," tegur Yedam tidak suka dengan tindakan sang Ibu.

"Ibu masih kuat buat jalan kok," sanggahnya merasa anaknya ini terlalu berlebihan.

"Ya tetep aja Yedam gak tega liat Ibu jalan kaki. Kan Yedam udah ada sepeda sekarang jadi bisa bonceng Ibu di belakang. Jadi lain kali jangan gini lagi, oke?" Balas Yedam sambil menyodorkan segelas air putih yang ia ambil dari teko.

Ibu menerima dengan senang hati gelas tersebut lalu minum dengan perlahan, "Makasih ya sayang"

Yedam tersenyum lalu melirik jam dinding sekilas.

"Ibu, Yedam keluar sebentar ya. Ada barang yang harus Yedam beli," ijin Yedam yang hanya dijawab anggukan pelan oleh sang Ibu.


***


Jihoon mengetuk jarinya ringan di atas meja belajarnya, pikirannya melalang buana merasa bingung karena tidak ada aktivitas biasa seperti malam-malam sebelumnya. Sang Ibu sudah terlelap di kamarnya dan Ayahnya belum ada tanda-tanda pulang ke rumah.

Pandangannya teralihkan ke arah cutter yang tergeletak apik di samping tempat tissue.

"Kenapa harus habis?" kesal Jihoon menatap kotak tissue yang sudah tidak ada lagi isinya.

Dirinya beranjak ke arah lemari untuk mengambil jaketnya. Pergi ke luar mencari udara segar sembari membeli beberapa stock tissue tidak ada salahnya bukan? Setidaknya telinganya ingin beristirahat sejenak malam ini.


***


SRETT!!

Yedam menoleh ke orang sebelahnya dan membelalak terkejut ketika tahu bahwa orang tersebut adalah Jihoon.

Pandangannya teralihkan pada keranjang yang teman sekelasnya itu bawa. Tumpukan tissue hampir memenuhi keranjang tersebut.

Yedam mengernyitkan alisnya, "Beli tissuenya banyak banget!"

Merasa omongan tersebut untuk Jihoon, sang empu menoleh ke samping dan menatap teman sekelasnya dengan pandangan datar lalu pergi melenggang begitu saja menjauhi Yedam.

Mengetahui ucapannya diabaikan, dengan segera Yedam berlari menyusul Jihoon ke arah kasir.

"Rumah kamu deket sini ya?" tanya Yedam memecah percakapan tersebut namun lagi-lagi Jihoon hanya diam tidak menanggapi.

"Orang nanya tuh dijawab! Kamu malam-malam begini beli tissue banyak banget mau buat bergadang nonton video porno ya?" kali ini pertanyaan kurang ajar terbungkus nada polos Yedam lontarkan membuat kasir yang sedang melayani Jihoon sedikit terkejut termasuk Jihoon sendiri.

Jihoon menatap tajam Yedam yang merasa tidak bersalah sama sekali dengan kalimat yang dilontarkannya.

"Bisa diem nggak?" ucap Jihoon pertama kalinya membalas perkataan Yedam. Namun bukannya mengerti arti kode Jihoon Yedam malah semakin menjadi.

"Aku emangnya ngapa— JIHOON SAKIT!!" teriak Yedam kaget saat teman sekelasnya itu menarik paksa lengannya untuk ikut bersamanya.

.

.

.

.

.

Yedam terhuyung ketika Jihoon dengan tidak berperikemanusiaan melemparnya begitu saja saat sudah berada di luar toko.

"Kamu kasar banget!" keluh Yedam sambil mengusap lengannya yang sedikit memerah akibat tarikan Jihoon yang tidaklah main-main.

"Baru tahu kan? Yaudah gak usah deket-deket" jawab Jihoon enteng lalu segera berlalu pergi tidak ingin berlama-lama terlibat dalam percakapan.

"Aku kan cuma bilang kasar, bukan berarti mau jauhin kamu. Lagian aku tahu pasti sebenernya kamu orang baik, cuma belum kelihatan aja," balas Yedam sambil tersenyum melihat ke arah punggung Jihoon.

Jihoon berhenti sejenak dan melirik sekilas ke arah Yedam, "Gak usah sok polos, itu yang bikin aku gak suka sama kamu. Gak ada orang baik yang sukanya kasar sama orang,"


***


"Ayo Yedam antar, lagian sekolah masih lama! Kasihan ibu jalan kaki sendirian," ucap Yedam memaksa Ibunya untuk diantar.

Sesungguhnya Yedam tidak tega melihat ibunya setiap hari berjalan kaki dari rumah menuju pasar dengan keranjang besar berisi jajanan basah ditangan yang sudah tidak halus lagi.

"Ibu bisa sendiri, hitung-hitung olahraga, lebih baik kamu mandi siap-siap sekolah. Ketua kelas gak boleh datang siang," balas Ibu tidak mengidahkan omongan Yedam lalu berjalan begitu saja meninggalkan rumah.

Yedam menghela napas pelan, ibunya itu tipikal keras kepala. Merasa dirinya mampu padahal Yedam tahu betul Ibunya tidak sekuat kelihatannya.


***


Tidak biasanya Jihoon berangkat sekolah sepagi ini, harusnya ia bisa tidur lebih lama lagi namun permasalahan kedua orang tuanya yang ribut tidak tahu waktu membuatnya muak dan memilih untuk berangkat lebih pagi.

Jihoon menghela napasnya pelan menatap kea rah langit yang sedikit mendukung, tatapannya sedikit kosong. Perasaan sedih, senang, dan marah sudah lama tidak ia rasakan selama beberapa tahun terakhir ini. Beberapa kali percobaan bunuh diri sudah ia lakukan namu seakan mengejek dirinya, Tuhan sama sekali tidak berbelas kasih dan selalu menyelamatkan nyawanya.

Ah Jihoon sama sekali tidak percaya dengan keberadaan Tuhan itu, jika Tuhan ada pastilah Ia akan menolongnya dari keadaan seperti ini bukan malah memperparah dan membuatnya berlarut-larut bersama cutter dan obat tidur.

SRAK!!

Meong meong meong meong~

Lirihan kesakitan dapat ia dengar dari arah semak-semak. Ia paham betul dari lirikan matanya bahwa kucing yang tengah berujar tersebut baru saja terjatuh dari pohon. Dengan tanpa rasa bersalahnya, Jihoon berlalu pergi tanpa berniat mengecek keadaan kucing tersebut.

Apa yang engkau tanam itulah yang engkau tuai, jika tidak ingin terjatuh dari pohon maka jangan naik ke atas pohon.




TBC

Hai aku balik lagi, maaf lama update. Aku terlalu sibuk di RL dan fokus vote anak-anak di MAMA jadi kayanya bakal slow update deh ehehe. Buat kalian semangat votenya!!

ROOM 🔞 • JIHOON X YEDAM •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang