Chapter 5

1.1K 115 41
                                    





- ROOM -

- JIHOON X YEDAM -









Yedam menggigit era kain yang tersumpal pada mulutnya. Entah sudah berapa banyak bulir keringat yang ia keluarkan karena setiap keringat mulai turun, Jihoon dengan sigap mengusapnya dengan lembut.

"Apa kau sudah mulai menyerah?" tanya Jihoon polos yang sudah paham tidak akan bisa dijawab oleh teman kelasnya tersebut.

"Ayolah, bahkan kita belum sampai inti," lanjut Jihoon kembali mulai pergi menjauh dari tubuh Yedam yang dibilang tidak baik-baik saja.

Bekas kemerahan akibat sabetan rotan mulai terlihat diantara ruam perut Yedam bahkan beberapa sabetan tersebut darah perlahan mulai keluar.

Jihoon mulai menatap kembali tubuh teman sekelasnya tersebut dari meja belajar. Pandangan yang semula datar seketika tersenyum tipis merasa kagum dengan mahakarya yang dibuat oleh tangannya sendiri. Kalau saja ia tahu bahwa tubuh teman sekelasnya sebersih ini seharusnya ia mengijinkan Yedam untuk menjadi temannya daridulu. Jihoon sedikitnya tahu, kalau teman itu saling berbagi rasa sakit maupun nikmat bukan?

Yedam adalah satu-satunya orang yang berhasil membuat Jihoon ingin berbagi rasa tersebut setidaknya untuk saat ini tidak tahu jika nanti, pasalnya apa yang akan Jihoon lakukan akan meninggalkan bekas. Ia paham betul karena sebelum Yedam, Jihoon telah melakukannya pada tubuh miliknya sendiri.

Dengan telaten Jihoon mengambil gelas lalu berjalan mendekati Yedam, merapihkan poni yang jatuh hingga menutupi mata teman sekelasnya tersebut.

"Apa kau haus?" tanya Jihoon lembut membuat Yedam sedikit terpaku.

Jihoon yang didepannya ini membuat Yedam bingung. sikapnya cenderung berubah-ubah membuatnya tampak tidak paham bagaimana jalan pikiran teman kelasnya tersebut. Jihoon yang dihadapannya seperti dua orang yang berbeda.

SRETT~

Dengan gerakan tiba-tiba dan cepat Jihoon menjambak rambut Yedam kasar membuat sang empu merintih tertahan pasalnya tarikan Jihoon mampu membuat Yedam merasa beberapa helai rambutnya akan putus.

"Kenapa kau diam saja? Harusnya kau menjawab sialan!" kesal Jihoon membuat Yedam tanpa sadar menitikan air matanya.

Melihat reaksi Yedam membuat Jihoon tersadar dan merutuki kecerobohannya yang menyumpal mulut teman kelasnya tersebut dengan kain.

"Ah aku lupa kalau kau tidak mungkin menjawabku. Maafkan aku," balas Jihoon sambil mengusap air mata Yedam dan mulai membuka sumpalan mulut teman sekelasnya tersebut.

Dengan telaten Jihoon membantu Yedam untuk minum air di dalam gelas yang tadi ia bawa semenjak Yedam tidak bisa minum sendiri akibat kedua tangannya yang terikat kencang di tempat tidur.

Tanpa sadar saat membantu memegangi gelas, Jihoon mengusap pipi kemerahan Yedam yang sedikit berisi tersebut membuat Yedam lagi-lagi bingung dengan orang dihadapannya tersebut.

"Sepertinya tidak ada acara inti untuk malam ini karena suara bajingan itu harusnya sudah terdengar, sayang sekali padahal aku ingin menunjukan pertunjukan yang menarik padamu," gumam Jihoon sambil menatap lekat Yedam hanya mampu menundukkan wajahnya tak berani menatap orang dihadapannya tersebut.

"Yedam, tatap aku.." ucap Jihoon membuat Yedam dengan reflek mendongakkan wajahnya.

Namun belum sempat matanya menatap Jihoon, tinjuan keras ia dapatkan membuat kepalanya berkunang-kunang. Pandangan matanya mulai mengabur menatap Jihoon yang menatap ke arahnya juga dengan datar.

ROOM 🔞 • JIHOON X YEDAM •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang