🎲 cuatro

7.8K 764 45
                                    


Sky mengelap keringat yang membasahi dahinya, dengan punggung tangan. Sky lantas duduk di pinggir lapangan, matanya memperhatikan siswa dari kelasnya yang berolahraga, sementara yang cewek-cewek sudah mendapatkan giliran bermain voli.

Sky menghela nafas, masih beberapa menit lagi untuk istirahat. Dia tidak begitu menyukai olahraga, selain lari tentunya. Gadis itu refleks mendongak, merasa dirinya diawasi dari atas dan menemukan mata dari oknum yang kemarin membuatnya kesal, Zane Matthew. Sky menatapnya tajam, berharap dengan itu laki-laki itu mengerti bahwa dia tidak suka diawasi, apalagi dipanggil anak kucing dan lebih parah sebagai peliharaan. Tapi alih-alih langsung mengalihkan matanya, Zane justru tersenyum miring ke arahnya. Sky melengos, dasar psycho.

Tidak ingin lagi bertatap mata dengan Zane, Sky kembali mengalihkan atensi ke depan. Sayangnya dia punya salah satu teman paling peka di kelas, siapa lagi kalau bukan Rainanda.

he's looking at you now,” ujarnya. Sky ingin menjawab bahwa dia juga tahu hal itu, tapi gadis itu memilih diam dan mendengar suara helaan nafas dari Rainanda.

Sky tidak peduli.

Rainanda kemudian menatapnya dari samping. “hey, Sky. Kemarin gue belajar bahasa isyarat, belum terlalu nyantol di gue tapi gue lagi berusaha. Supaya gue bisa berkomunikasi dengan lo.”

Sky langsung menoleh. Menatap dengan alis terangkat, kemudian melengos lagi. gue harus gimana, pikirnya.

“Tenang aja, gue mau kok jadi temen lo. Gak perlu khawatir gue gak ngerti apa yang ingin lo bicarakan.”

Sky tidak menjawab, sial, masalahnya gue juga gak bisa bahasa isyarat.

——————

Sky menatap seisi kantin yang penuh, dengan tangan membawa nampan berisi makan siangnya. Sky menghela nafas, tidak ada lagi meja kosong di sana, terpaksa membuatnya harus berdiri menunggu salah satu dari mereka selesai makan, sayangnya pasti itu akan membutuhkan waktu lama sementara dia sudah keburu lapar.

Matanya menangkap sosok Zane Matthew, duduk bersama dengan teman-temannya di satu meja, laki-laki itu masih dengan penampilan seperti kemarin. Dasi yang tidak terpakai dan kancingnya terbuka. mendengkus, Sky mengalihkan matanya tapi sayangnya Zane lebih dulu menangkap tatapan gadis itu ke arahnya.

Kesal, Sky lantas memilih pergi dari sana sambil membawa nampan makanan miliknya. Sky pergi ke tempat yang sepi, di depan ruang laboratorium dan dia meletakkan nampan makanan ke lantai karena tidak ada meja atau kursi di sana, setelah itu dia duduk di sana. Tapi sialnya ketika dia baru saja duduk suara langkah sepatu membuatnya menoleh dan Sky langsung cemberut melihat Zane Matthew menghampirinya dengan santai, mulutnya mengunyah permen karet.

nih orang ganggu mulu, batinnya.

hi, pet.” Laki-laki itu menyapa, lalu duduk jongkok di hadapannya.

Sinting.

Sky berusaha tidak peduli, mulai memegang sendok dan menyuapkan nasi ke mulutnya. Sekolahnya memang menyediakan kantin yang besar, yang kalau kalian cari ciki-ciki tidak ada di sana, mungkin di luar sekolah. Adanya hanya makanan berat seperti nasi, sayur dan sandwich kalau mau, sosis dan lain-lain, tapi tetap berbayar dan tidak gratis.

“Sky yang lucu,” komentar Zane, menghela nafas dan tangannya terulur, Sky menghindari tangan Zane tapi dengan tangan yang lainnya, Zane memegang pipi gadis itu, sementara tangan satunya mengusap bibir Sky.

Sky terdiam, menatap kesal Zane. Sky meletakkan sendok setelah menepis tangan Zane, mengambil ponsel miliknya dari saku dan mengetik penuh dengan huruf capslock.

CHAOTIC (On Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang