🎲 tress

8.8K 728 44
                                    


Zane tidak buta warna, dia hanya punya amplyopia atau bisa disebut juga mata malas. Zane masih bisa melihat warna dengan normal, hanya terkadang sulit bisa membedakan warna lainnya. Paling parah warna merah, seringkali dia bisa melihat warna itu dengan jelas tapi lebih banyak salahnya. Dan itu hanya terjadi di sebelah matanya, ketika dia melihat layar ponsel, Zane seperti melihat dua warna di masing-masing sisinya. Seperti kiri terlihat normal namun sebelahnya tidak, tapi karena terbiasa Zane tidak mempermasalahkan hal itu.

Namun juga seringkali kesal ketika merah jadi warna yang seringkali menganggunya. Warna itu sering tidak terlihat olehnya.

Saat istirahat tiba, Zane pergi ke toilet, pikirnya hanya sedikit membuat sayatan di kulit bisa mengeluarkan warna merah yang asli tanpa buatan, dari darah. Tapi lagi-lagi warnanya tidak sama seperti yang dikiranya. Kemudian Zane membuat sayatan baru, barangkali yang muncul benar-benar merah. Nahas, sama saja.

Pintu terbuka sedikit kasar, Zane yang awalnya tenang langsung menyembunyikan tangannya. Dia terkejut bukan melihat sosok yang berjenis kelamin sama dengannya, melainkan seorang gadis.

what are you doing here, pervert?”

Gadis itu terlihat kaget dan panik, buru-buru akan pergi dari sana tapi Zane menarik kakinya, terlalu kencang hingga membuat gadis itu jatuh. Namanya Summer Sky, Zane melihat dari badge di seragam gadis itu.

Well, karena dia bisu, pasti dia tidak akan bisa memberitahu siapa pun soal dirinya yang melakukan cutting di toilet. Zane pikir melihat wajah galak namun sebenarnya polos dan imut tersebut, Zane tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

Sejujurnya Zane tidak pernah berurusan dengan cewek di sekolah, tapi Sky menarik perhatiannya. Gadis itu menatap tajam layaknya kucing yang baru saja menemukan Tuan barunya, kalau bisa mencakar pasti Sky juga akan mencakarnya.

Zane menarik senyuman miring, menatap wajah kecil yang dihiasi poni dengan rambut agak panjang. Bibirnya tipis dan tebal di bagian bawah, matanya bulat besar dan hidungnya kecil, Sky benar-benar seperti anak kucing.

Zane menangkap tangan mungil Sky yang memegang sumpit ketika akan mengambil sushi dari piringnya, gadis itu mendongak dan menatapnya tajam. Lihat, dia mirip anak kucing yang galak.

Zane tersenyum dan melepaskan tangannya, membuat gadis itu dengan mudah mengambil sushi tersebut, memasukkan ke dalam mulutnya.

“Kaki lo gak papa? Tadi kan jatuh,” kata Zane, tapi Sky tidak meresponnya, gadis itu hanya sibuk mengunyah makanan di depannya. Gadis ini jadi lebih penurut kalau dikasih makan, jadi Zane memesan makanan Jepang.

Melihat Sky masih diam tanpa respon, Zane mengangkat dagu gadis itu untuk melihatnya. Sky menatapnya tidak suka, berniat menjauhkan tangan Zane darinya.

“kawai,” ujarnya, tersenyum miring dan mengundang kerutan di dahi gadis itu, poninya yang sedikit berantakan dirapihkan oleh Zane.

Zane melepaskannya, membiarkan Sky makan makanan yang dia pesan banyak. Mengambil kesempatan saat Sky sedang makan, Zane mengambil ponsel gadis itu yang dia pegang. Membukanya dengan mudah karena Sky sama sekali tidak membuat kunci di ponselnya.

Yang pertama dia buka adalah galeri, tidak banyak foto di sana, hanya kurang dari sepuluh foto selfie Sky di depan jendela yang membuatnya tersenyum miring.

Setelah ke bagian itu, Zane mengetik nomor ponselnya sendiri, menelepon nomornya. Getaran di saku celana membuatnya mengangguk, sekali lagi melihat Sky yang fokus makan laki-laki itu kemudian mengangsurkan ponsel Sky ke atas meja.

Gadis itu langsung mengambilnya buru-buru, lalu menatap tajam Zane tapi Zane balas tersenyum miring dan dengan santai menyuapkan sushi ke mulutnya. Tanpa curiga, Sky lantas memasukkan ponselnya sendiri ke dalam tas.

CHAOTIC (On Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang