🎲 trece

7.1K 775 136
                                    


Siapa yang kangen Sky dan Zane? Cung!

➼➼

Sky menghela nafas, dilihatnya perempuan yang berbicara dengan Zane tadi melenggang pergi. Raut wajahnya datar, namun tersirat rasa sedih juga kecewa yang begitu besar. Membuat Sky bertanya-tanya, hal apa yang mereka bicarakan, meski sebenarnya Sky yakin Zane tidak memarahi Calista hingga gadis itu bersedih hati.

Lamunan Sky buyar, ketika salah satu AirPods di telinganya dicopot tiba-tiba. Sky menatap Zane yang tersenyum miring, lantas mencium pipi Sky membuat gadis itu menatapnya kesal karena tentu saja dia malu sebab mereka berada di tempat umum.

"Manisnya kucing gue." ujarnya, lalu mengelus ujung bibir sky yang terdapat saus dari sate yang dimakannya.

"Gue seneng banget," lanjut laki-laki itu. Membuat kerutan di kening Sky, apa yang ngebuat lo seneng? Cewek itu? Sky hanya bertanya dalam hati, memperhatikan raut wajah Zane yang memang bahagia.

Sky berharap Zane peka dengan kebingungannya, tapi laki-laki justru mulai makan dan Sky diabaikan begitu saja, dalam rasa penasaran yang besar.

Setelah makan, mereka bertemu dengan teman-teman Zane lagi yang memang akan makan juga. Pada akhirnya Zane memilih mengikuti mereka, sebab setelah ini mereka tidak akan masuk lagi ke dalam.

•••

Sky hanya diam menatap jenuh pada teman-teman Zane dan Zane itu sendiri. Bisa-bisanya mereka mengajaknya pergi ke bar alih-alih mengantarnya pulang, dan para brengsek ini seolah melupakan kehadirannya. Mereka bermain game sambil minum dan pada akhirnya setengah mabuk, bahkan ketiga dari mereka seumuran Sky, justru tidak peduli dengan minum alkohol di bawah usia tujuh belas. Mereka bersenang-senang malam ini, dan Zane menyuruhnya duduk di pangkuan tapi Sky menolak dan menatap tajam laki-laki itu. Jika Sky melakukannya, dia akan terlihat seperti perempuan penggoda layaknya kebanyakan perempuan di sana. Sky tidak sudi disamakan.

Pada pukul setengah satu malam, saat Sky berusaha menahan kantuknya dan Zane yang kini sober, teman-teman yang lainnya juga.

Zane menoleh padanya, sudut bibir laki-laki itu terangkat miring sebelum meraih pipi Sky dan menciumnya gemas hingga Sky termundur ke belakang.

Sky ingin marah tapi laki-laki itu menarik tangannya dan berdiri, tubuhnya tegap meskipun dia sedang mabuk. Sky menatap teman-teman Zane yang lain.

"Jangan natap kayak gitu selain ke gue, Sky. Gue gak suka, mata lo cuma buat liat gue doang," ujar Zane setelah menutup pandangan Sky. Laki-laki itu mulai bicara tidak jelas.

Padahal Sky hanya sedang berpikir bagaimana mereka berempat pulang sementara semuanya mabuk.

"Ayo pulang!" titah Zane, menarik pinggangnya dan berjalan ke arah pintu keluar.

Sky tidak diantar pulang ke apartmen miliknya, melainkan ke apartmen milik Zane. Sky ingin protes tapi bagaimana melihat keadaan Zane yang mabuk, dia jadi urung memperlihatkan ketidaksetujuannya. Wajah Zane juga lebih tegas dan tatapan mata sayu tersebut lebih tajam, Zane lebih banyak diam ketika mabuk dari yang dibayangkan oleh Sky.

Zane menggandengnya keluar mobil dan memasuki basement. Laki-laki itu juga tetap menggandengnya ketika memasuki lift, dan sampai ke unit miliknya. Zane baru melepaskannya ketika masuk dan Zane pergi ke arah dapur membuka kulkas dan meraih air mineral, meneguknya hingga tinggal setengah. Kepala laki-laki itu menoleh pada Sky yang berdiri diam, kemudian menghampiri gadis tersebut, yang Zane tahu juga kehausan tapi karena memilih menjadi bisu jadi tidak bisa berkata apapun, egonya terlalu tinggi meski dia seorang cewek.

CHAOTIC (On Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang