🎲 quince.

6K 711 96
                                    


◌⑅⃝●♡⋆♡ chaotic ♡⋆♡●⑅⃝◌

Zane menghela nafas kasar untuk kesekian kalinya, tangannya memetik senar gitar tapi tentu saja pikirannya melayang ke mana-mana. Diliriknya lagi ponsel yang tergeletak di sisinya, menunggu notifikasi pesan muncul tapi tidak ada tanda-tanda pesan baru yang muncul selain dari beberapa orang yang berasal dari grup kelas atau grup angkatan.

Sialan lo Sky, rutuknya dalam hati, karena untuk kesekian kalinya Zane mengecek pesannya sama sekali belum dibaca. Terakhir kali Sky aktif pun itu kemarin sore tepat satu jam sebelum bel pulang berbunyi. Berdecak frustasi, Zane memetik senar gitar kasar sebelum mengakhirinya dengan meletakkan kembali gitar ke tempatnya dan mengambil ponsel. Temannya yang lain sudah lebih dulu pergi ke kantin.

"Lo tahu kenapa Sky gak masuk sekolah hari ini?" Tanya Zane to the point, dan mungkin sangat tidak sopan karena tanpa basa-basi terlebih dahulu, tapi basa-basi bukanlah tipenya lagipula Zane sangat ingin tahu keaadaan sky sekarang melalui teman satu-satunya gadis itu.

Raynanda mendongak, urung menyuap makanan ke mulutnya dan mengangkat alis . Zane tahu dari tatapan sinis gadis itu, Raynanda tidak menyukainya, mungkin karena Sky berpacaran dengan Zane. Tapi sungguh Zane tidak peduli.

"Lo ngomong sama gue?" Gadis itu bertanya, meletakkan sendoknya.

Zane tidak langsung menjawab, dia duduk di depan gadis itu, lantas tatapan Ray makin waspada terhadapnya.

"Iya, lo tahu kenapa Sky gak sekolah hari ini?" Zane mengulangi pertanyaanya.

"Kan lo pacarnya, kenapa lo tanya ke gue yang hanya sekedar teman."

Zane berdecak. "Hp Sky gak bisa dihubungi sama sekali dari kemarin," jawab laki-laki itu, terdengar nada frustasi yang membuat Raynanda memicing.

"Honestly, i don't like you."

"Why tho?" alih-alih menjawab seperti, "gue udah tahu lo benci gue."

Meski tidak peduli zane merasa ingin tahu alasan kenapa gadis itu tidak menyukainya, well, semua terjadi karena suatu alasan. Tapi bahkan Zane tidak akan mengenal gadis di depannya ini kalau bukan karena dia satu-satunya teman Sky.

"Karena lo harus diwaspadai, gue tahu lo pacarin Sky bukan karena lo cinta ke Sky, jadi gue pikir lo hanya memanfaatkan kepolosannya itu," ungkapnya terdengar jujur.

"Terus, gimana sama lo? Lo tulus?"

"Yes, definitely!"

"Itu bukan urusan lo, by the way." Zane tersenyum miring. Dan Raynanda mendengkus karenanya.

"Sampai gue tahu lo nyakitin Sky, lo berurusan sama gue. Gue punya banyak koneksi, jangan macam-macam." ancam gadis itu.

"Gue percaya." Zane mengangguk sekali.

Alis Ray terangkat tinggi, masih dengan tatapan tak sukanya terhadap Zane. Tapi tidak mengatakan apapun meski terlihat ingin banyak mengucapkan kalimat, Ray lanjut makan meski ada Zane di depannya tapi dia belajar dari Sky yang menganggap sekelilingnya hanya angin, transparan tapi bisa dia rasakan.

Dan meski kesal, Zane sejujurnya ingin berterima kasih karena gadis itu berniat melindungi Sky. Zane tersenyum memandang Ray yang membuat gadis itu justru kesal.

"Thanks," ucap Zane.

"Untuk apa?"

"Jadi temen cewek gue."

◉◯◉◯◉◯◉◯◉

Karena perasaannya tidak tenang, Zane pergi ke apartemen Sky sepulang sekolah. Lidahnya terus menerus berdecak karena panggilannya tidak Sky angkat puluhan kali. Dan itu tentu saja membuatnya khawatir dan berpikir yang negativ, meski dia tahu Sky bukan cewek lemah, tapi karena dia tahu cewek itu bisa melakukannya hampir sendiri, Sky tidak akan meninta bantuannya.

CHAOTIC (On Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang