🎲 cinco

7.7K 725 52
                                    

Atas paksaan Zane, mau tidak mau Sky ikut laki-laki itu pulang ke apartemen, milik Zane tentunya. Dengan paksaan karena Sky tidak mau turun dari mobil, Zane mengangkat tubuh Sky, seperti karung beras, Sky diangkat di bahunya.

Sky memegang bagian belakang jaket yang dipakai Zane, kepalanya pusing karena berada di bawah. Saat Zane melangkah masuk ke elevator yang terbuka, Sky mendongak, melihat perempuan dewasa seperti anak kuliahan yang terlihat mengangkat alisnya ketika melihat Zane masuk dengan Sky yang di bahunya.

Sky kesal karena dirinya tidak bisa berbahasa isyarat, jadi dia tidak bisa meminta tolong, lalu dia juga tidak punya wajah memelas atau lebih tepatnya Sky tidak bisa memasang wajah ingin dikasihani. Dia justru melihat intens perempuan di belakang Zane tersebut, membuatnya menyernyit heran.

hehe, my girlfriend, she's mad at me. ” ujar Zane terkekeh singkat, seolah menjelaskan kebingungan perempuan tersebut.

Girlfriend pala lo.

Tidak lama kemudian setelah pintu terbuka, Zane melangkah keluar dan dengan santai berjalan di lorong sambil bersiul. Sky yang kesal lantas mencubit pinggang laki-laki tersebut, alih-alih mengerang kesakitan seperti yang diharapkan Sky, Zane justru membalas mencubit pahanya. Ya Tuhan, kalian tahu bukan, bagian tubuh itu paling sakit meskipun dipukul pelan sekalipun.

Sky memekik refleks kesakitan, gadis itu lalu memukul bagian belakang Zane dan Zane juga membalas, kali ini bukan balas memukul melainkan menggigit paha Sky. Sialan.

Setelah peperangan secara diam tersebut, Zane menghentikan langkahnya di depan pintu dan Sky tahu laki-laki itu sedang membukanya dengan kartu. Pintunya pun terbuka dan Zane membawa dirinya serta Sky masuk, tidak langsung diturunkan Zane membawanya lebih masuk ke dalam dan baru menurunkannya di dapur. Sky hampir oleng karena pusing, tapi Zane memegangi pinggangnya dan terkekeh miring.

Zane menariknya di depan kulkas dan membukanya, Zane memberikannya cola tapi Sky mendongak ke atas untuk melihat Zane. Laki-laki itu tersenyum miring sebelum membuka minuman kaleng tersebut.

“Lo tahu cola? Minuman berkarbonasi, ini enak dan bukan alkohol,” katanya seolah Sky anak ingusan yang tidak pernah tahu.

Sky mendengkus, tapi Zane mengartikan lain, laki-laki itu pikir jawaban Sky adalah dia tidak tahu apa rasa cola karena belum pernah meminumnya.

Zane lalu meminumnya sendiri, bukan langsung dia teguk melainkan mengumpulkan di mulutnya hingga pipinya sedikit mengembung. Lalu menaruh kaleng minumannya di atas kulkas, setelah itu menarik wajah Sky yang terlihat kecil di tangannya, memiringkan wajah Sky dan mengangkatnya sedikit lantas menemplkan bibirnya di atas bibir gadis tersebut yang untungnya terbuka sedikit. Memudahkan untuknya memindahkan cairan dari mulutnya dan berpindah ke mulut Sky yang shock. Terlihat bagaimana mata Sky yang melebar, tapi Zane menahan senyuman justru menjulurkan lidahnya di dalam seakan menyuruh Sky untuk meneguknya.

Karena Sky yang terlalu amatir, cairan tersebut mengalir juga ke pipinya setelah Zane menjauhkan bibirnya, laki-laki itu mengusap pipi Sky yang basah.

It's called cola with a little kiss.”

Sky mendengkus dan menyingkirkan tangan Zane darinya. Apa-apaan, pikirnya. Tangannya terangkat, bersiap untuk menamparnya lagi tetapi Zane menangkap tangan mungilnya dan menarik pinggangnya.

“Kucing galak, lo—” ucapan Zane terpotong mendengar bell pintunya berbunyi, laki-laki itu berdecak, terpaksa melepaskan Sky, padahal waktunya tepat, batinnya.

CHAOTIC (On Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang