"Hehe. Makasih banyak loh kak. Lo emang terbaik pokoknya!" Puji Jihoon pada Hyunsuk, di bibirnya terukir sebuah senyuman lebar. Seketika yang di puji merotasikan matanya.
Jangan tanya mengapa! Apa yang berada di genggaman tangan Jihoon bahkan sudah menjawabnya. Satu plastik yang penuh dengan berbagai makanan ringan.
Semua itu berawal dari permintaan Jihoon saat mereka tengah berada di dalam mobil menuju perjalanan ke rumah.
"Kak, nanti kita mampir ke supermarket sebentar ya,"
Hyunsuk yang sedang bertugas menyetir menganggukkan kepalanya sebagai bentuk jawaban. "Oke. Tapi ntar gue nunggu di luar aja ya."
Namun setibanya mereka di salah satu supermarket terdekat Jihoon malah memaksa Hyunsuk untuk ikut masuk ke dalam.
"Ayolah kak, lo tega adek lo yang ganteng ini di kira jomblo gara-gara gak ada yang nemenin."
"Tapi kan lo emang jomblo anj-" belum selesai umpatannya tapi Jihoon langsung menyela. "Gak boleh ngomong kasar njir!"
Hyunsuk mengelus dadanya. "Sabar, yaudah gue ikut."
"Nah gitu dong.."
Pada awal memasuki supermarket Jihoon langsung mengambil trolley yang tersedia. Hyunsuk yang memang tidak berniat membeli apapun hanya mengekori adik nakalnya itu.
Sekitar 10 menit, akhirnya Jihoon selesai memilih-milih.
"Lo yakin mau beli segitu? Banyak banget." Jihoon membalas dengan senyum andalannya.
Saat sudah sampai di meja kasir Jihoon meraba kantung bajunya (re: berpura-pura) mencari sebuah dompet. "Lah kok gak ada?"
Jihoon memasang wajah panik. "Kak, dompet gue gak ada!"
"Lo jangan ngadi-ngadi deh."
"Beneran!" Jihoon berbisik tepat di telinga Hyunsuk. "Lo yang bayar ya? Ntar gue ganti deh."
Hyunsuk menghela napas mencoba menahan emosinya yang sudah sampai ke puncak. Rasanya dia pengen teriak, "ASTAGA PUNYA ADEK MALU-MALUIN BANGET! MANA ORANG DI BELAKANG UDAH PADA NGANTRI!" Tapi niat itu ia urungkan saat melihat penjaga kasir sedang menatap tajam keduanya.
Hyunsuk mengulas senyum paksa. "Jadi berapa totalnya?"
"359.400 rupiah aja kak."
Hyunsuk mengambil 4 lembar berwarna merah lalu menyodorkannya.
Saat sesi pembayaran sudah di lakukan, mereka kembali ke dalam mobil.
"Kak, mau permen?" Tawar Jihoon yang baru saja membuka bungkusan permen pada Hyunsuk.
"Gak usah, makasih."
"Dih ngambekan. Tenang, duitnya pasti gue ganti kok.. kalau udah kerja tapi,"
"Yee! Lo aja baru kelas 2 sma. Kelamaan!"
"Lo juga kelas 3, kita cuma beda 1 tahun ya kak."
"Tapi kan gue yang lebih dewasa!"
"Iyain aja udah."
Hening. Lalu Hyunsuk memutuskan untuk menyalakan radio dengan volume yang tidak terlalu tinggi. Hanya sekedar untuk memecah keheningan yang ada.
Sampai akhirnya..
"Kak, boleh nanya?"
"Boleh. Mau nanya apa emang?"
"Kok kakak sering banget pake celana panjang?"
Hyunsuk mengeratkan tangannya pada stir. Matanya menatap lurus ke jalanan. "Karena gue harus, Ji."
TBC
Maaf telat yaa..
Beberapa hari ini aku lagi kurang fit
umm, kalian jaga kesehatan yya-!💙
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] maldición: the golden voice (✓)
AcakKarena suatu hal, Jihoon tidak boleh bernyanyi atau bahkan.. bersenandung sekalipun. Dan Jihoon benci itu. Treasure 00L series. ©clovdysuk, 2021.