Ruang sempit yang dingin dan lembap dengan cahaya remang-remang adalah hal pertama yang menyambut gadis itu ketika ia membuka matanya. Kaget, gadis itu langsung terbangun dan terdiam saat mendengar dentingan renyah tabrakan logam. Sensasi dingin yang aneh menjalar di kedua pergelangan tangan dan kakinya. Gadis itu menunduk, melihat kedua tangan dan kakinya yang dipasangi borgol. Dalam gelap, sudut bibirnya terangkat menyeringai sekaligus merendahkan diri sendiri.
Irisbella adalah nama gadis itu, tepatnya Irisbella Ellouise Alastair. Ia kerap dipanggil Iris atau Bella. Dia adalah putri bungsu keluarga Duke Alastair yang angkuh dan arogan. Karena dia putri bungsu, ia mendapat perlakuan paling memanjakan, membuatnya tumbuh menjadi sosok yang manja dan sombong. Hidupnya mungkin baik-baik saja kalau ia tidak bertemu dengan pangeran mahkota dan putri Marques Houston.
Di acara pesta kedewasaan pangeran mahkota, Iris bertemu dengan Reon, pangeran mahkota kerajaan Oswald dan jatuh cinta pada pandangan pertama pada pangeran itu. Dengan segala cara, Iris mengejar Reon, namun ia tidak pernah mendapat perhatian sedikit pun sekeras apa pun ia mengejar. Reon malah tertarik pada Helena, putri Marquess Houston, membuat Iris mulai membenci Helena dan mengganggunya kapan pun ia bisa.
Walau benci, Iris tidak pernah punya niat untuk membunuh saingan cintanya itu. Namun takdir berkehendak lain. Di acara pertunangan Reon dan Helena, kerajaan mengundang Iris untuk datang. Iris merasa dirinya diprovokasi. Ia datang lalu menawarkan minuman pada Helena, untuk memberinya ucapan selamat dengan arogan. Tapi siapa yang tahu, begitu Helena meminum minuman yang disodorkan Iris, ia langsung pingsan seketika.
Dokter mengatakan Helena diracuni dan Iris menjadi tersangka utama. Ia dengan keras kepala menolak mengakui kalau dia yang meracuni Helena, karena itu memang faktanya. Sejak awal, niat Iris memberi minuman pada Helena hanyalah untuk mencibirnya. Ia tidak berniat membunuhnya sama sekali. Dengan begitu, Iris berakhir di penjara dan keluarga Duke Alastair mulai diperiksa kerajaan.
Iris, yang sekarang duduk di penjara hanya tertawa kecil. Walau ia berada di lingkungan degan kondisi terburuk sekalipun, aura seorang bangsawan yang dingin dan arogan masih menguar di sekelilingnya. Dalam hati, gadis itu membuat keputusan kalau ia tidak akan pernah mengakui kejahatan yang tidak ia lakukan sekeras apapun mereka memaksa.
Iris memejamkan matanya kelelahan. Ini sudah masuk Minggu ketiga ia ditahan di penjara. Penjara yang sempit dan kotor, dengan bekas darah di mana-mana dan hewan-hewan kecil yang menjijikkan bertebaran di sekeliling Iris. Makanan sisa yabg selalu dihidangkan membuat Iris tidak selera makan, sehingga tubuhnya kini kurus. Ia dengan susah payah menahan diri untuk tidak melampiaskan amarahnya, karena ia tahu itu percuma.
Mungkin Iris memang sombong dan arogan, namun pikirannya tidaklah bodoh. Ia hanya tercuci otak karena menyukai Reon dan setelah tahu wajah aslinya, Iris bahkan tidak sudi berada di negara yang sama dengan pangeran mahkota yang manipulatif itu. Satu-satunya yang Iris sesali adalah keluarganya. Karena dia, keluarganya hancur. Walaupun dia tidak terlalu dekat dengan keluarganya, namun keluarganya sudah menjadi dukungannya sejak kecil.
Sekarang, dari seluruh keluarga Alastair, hanya Iris satu-satunya yang masih tersisa. Seluruh keluarganya yang lain sudah di eksekusi mati. Iris dalam hati merasa geram. Jelas kesalahan yang sengaja dibuat agar di klaim olehnya ini jebakan. Namun, dalam rangka apa mereka menjebak dirinya? Tidak, lebih tepatnya, Iris hanyalah salah satu pion. Target mereka adalah keluarga Alastair. Iris tidak tahu alasan pastinya, tapi gadis itu yakin semua ini berhubungan dengan rencana Reon si bajingan itu.
"Semua yang terjadi sudah terjadi, apalagi yang terburuk dari ini?" gumam Iris bertanya-tanya.
Ia memejamkan mata, mengingat ucapan sipir penjara malam tadi. Hari ini adalah hari eksekusinya. Semua orang ingin ia dihukum gantung dan kerajaan dengan senang hati mengabulkan usul orang-orang. Iris tertawa dingin. Heh, mereka pikir dia tidak tahu kalau merekalah yang menginginkan kematian Iris lebih dari siapapun?
Lupakan.
Iris pasrah dengan akhir hidupnya. Jika ada kesempatan kedua untuknya, Iris bertekad untuk balas dendam dan tidak lagi ceroboh seperti sekarang. Tapi, alangkah baiknya lagi kalau ia bisa hidup jauh dari segala kekacauan.
Suara langkah kaki para prajurit terdengar bergema di lorong penjara yang gelap. Iris kemudian merasakan tubuhnya di seret paksa keluar. Ia kemudian di bawa ke suatu tanah lapang. Para warga berkumpul mengelilingi sesuatu yang Iris tidak yakin apa itu. Kalau dulu dia akan melihat guillotine di sini, sekarang ia hanya melihat tali tambang yang tebal.
Iris berdiri di tengah-tengah tanpa ekspresi. Seorang prajurit kemudian mengalungkan tali di lehernya dengan erat. Iris tidak memberontak dan hanya berdiri di sana dengan diam. Ia melirik Reon dan Helena dari sudut matanya lalu menyunggingkan senyum sinis. Yang satu sangat pandai berpura-pura menjadi lembut sementara yang lain berpura-pura menjadi orang yang baik dan pengertian. Panggung drama yang sangat indah, namun Iris tidak punya waktu yang tersisa untuk menonton pertunjukan drama kedua orang itu.
Saat waktunya tiba, Reon yang memeluk Helena yang saat ini menangis sambil memejamkan matanya dan menenggelamkan wajahnya di dada pangeran itu, memberi isyarat pada prajurit di sekeliling Iris. Prajurit mengangguk sebagai tanggapan. Detik berikutnya, Iris merasakan lantai di bawahnya menghilang. Tali di lehernya mengencang dengan erat, mencegah Iris mengambil napas walaupun sedikit.
Kesadarannya perlahan hilang saat kepalanya terasa semakin berat dan panas. Paru-parunya meronta ingin mengambil pasokan udara. Kedua bola matanya terasa seolah akan melompat keluar kapan saja. Tubuhnya mulai mati rasa dan otaknya terasa akan meledak. Dia tidak tahan, tapi dia tidak akan bisa terbebas dari hukuman ini.
Iris memejamkan matanya. Bagus. Ini dia. Akhirnya, hidupnya berakhir di sini.
Sebuah pikiran melintas di kepalanya. Sebenarnya, berakhir sekarang lebih bagus, jadi dia tidak perlu melihat drama konyol antara sepasang kekasih itu. Lagipula, dia juga tidak punya hal lain lagi yang perlu dipikirkan.
***
13 bulan XX tahun XXXX, keluarga Alastair dinyatakan dihapus dari daftar keluarga bangsawan di kerajaan Oswald. Karena pengkhianatan berat mereka, seluruh keluarga dihukum mati tanpa keringanan sedikitpun. Kerajaan kacau selama hampir satu tahun dan kembali damai di bawah kepemimpinan Reon dan Helena. Rakyat merayakan kedamaian yang datang dan memberi restu tulus pada pernikahan pasangan Reon dan Helena.
.
.
.
.
.
Ini dia cerita yang terpaksa di publish lebih cepat dari waktu yang sudah di tetapkan. Semoga kalian puas yaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain? Oh, Just Relax
FantasyIrisbella, putri bungsu keluarga Duke Alastair yang arogan dan sombong harus menghabiskan sisa hidupnya di penjara karena melukai putri Marques Houston, Helena. 20 tahun hidupnya berakhir sia-sia saat ia mengetahui kalau dirinya adalah tokoh penjaha...