"Kapan kamu belajar sihir?" tanya Charlos.
"Hah?"
"Lihat," ucap pemuda berambut blonde itu sambil menunjuk panah di sebelah mereka.
Iris melihat ke arah yang Charlos tunjuk dan terkejut melihat es di sekeliling panah. Iris mengerti. Jadi ini maksud pertanyaan Charlos. Tapi kenapa es? Ia jelas ingat kalau sihirnya harusnya api.
"Aku tidak tahu," Iris akhirnya menjawab asal.
"Bagaimana mungkin?" tanya Charlos tidak percaya.
"Ngomong-ngomong, siapa yang menembakkan panah?" tanya Charlos lagi. "Keluar sendiri, jangan biarkan aku menangkapmu!"
"Itu hanya panah," gumam Iris.
"Itu hampir melukaimu!" ucap Charlos.
Di tengah perdebatan kakak beradik itu, seorang prajurit tiba-tiba keluar dan menyela. Ia berlutut di tanah di bawah tatapan semua orang.
"Nona muda, Tuan muda, maafkan kelalaian saya. Saya tidak bermaksud melukai Anda, Nona," ucapnya.
"Kau tahu apa yang kau lakukan? Kalau bukan karena es tadi, Iris akan terluka!" ucap Charlos kesal seketika. Untung saja pelakunya mau keluar sendiri, jika tidak? Ah, Charlos tidak keberatan menebasnya di tempat.
Prajurit itu terdiam sambil menerima amarah Charlos. Pasalnya, itu memang kesalahannya. Jika Iris benar-benar terluka tadi, hidupnya juga akan berakhir di tempat. Iris melirik orang itu sejenak sebelum menarik tangan kakaknya yang masih membentak orang itu.
"Lupakan saja, ya?" pinta Iris. Ia sedang tidak dalam mood melihat pertengkaran seseorang.
"Tidak mungkin!" Charlos menolak mentah-mentah.
"Dia tahu kesalahannya, jadi lupakan saja," ucap Iris memutar matanya.
"Tidak!" tolak Charlos. "Kau tahu apa hukumanmu? Pergi laksanakan sekarang," ucapnya pada orang itu.
"Lupakan saja! Apa susahnya, sih? Ikut denganku!" Iris berucap kesal. Beraninya bocah ini mengabaikannya? Untung status Charlos itu sebagai kakaknya, bukan adiknya. Kalau Charlos itu adiknya, huh! Sudah habis dia di tangan Iris.
"Dan kamu, tidak perlu ada hukuman. Lain kali berhati-hati saja," ucap Iris kemudian pada prajurit itu.
"Hei!" Charlos tak terima.
"Tidak mendengarmu," ucap Iris acuh tak acuh sambil menarik Charlos pergi.
Prajurit yang masih berlutut tadi tercengang. Sampai Iris dan Charlos pergi, seorang rekannya menepuk bahunya untuk menyadarkannya. Ia berdiri, masih dengan tatapan tak percaya dengan ucapan Iris tadi.
"Aku..., tidak salah dengar, bukan?" tanyanya.
"Kau tidak salah dengar. Kita semua mendengarnya dengan jelas," jawab rekannya.
"Bukankah dikatakan nona keempat itu arogan?" seseorang bertanya.
"Itu hanya rumor, kurasa—oh, bukan. Itu pasti hanya rumor. Kalau tidak, nona keempat tidak mungkin melepaskan insiden ini begitu saja."
"Lihat, Bro. Kau harus berterima kasih pada nona keempat."
"Ah, ya."
Diskusi di antara para prajurit berlangsung. Semua di lapangan sepakat bahwa rumor hanyalah rumor. Mereka tidak bisa dipercaya. Buktinya, bukankah nona keempat mereka sangat baik hati dan penuh kasih? Ia bahkan melepaskan insiden ini begitu saja.
Sekarang, siapa yang menyebarkan rumor sembarangan? Memikirkannya, tangan mereka gatal ingin menghajar orang itu!
.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain? Oh, Just Relax
FantasiaIrisbella, putri bungsu keluarga Duke Alastair yang arogan dan sombong harus menghabiskan sisa hidupnya di penjara karena melukai putri Marques Houston, Helena. 20 tahun hidupnya berakhir sia-sia saat ia mengetahui kalau dirinya adalah tokoh penjaha...