Part 23

3.7K 467 11
                                    

Chelsea berlari cepat menembus kerumunan sambil sesekali menoleh ke belakang. Sudahlah ia tidak sengaja bertemu perampok, ia kemudian terancam bertemu dengan ksatria yang tengah berpatroli. Ngomong-ngomong, mereka adalah ksatria di bawah ayahnya jadi Chelsea tidak bisa tidak merasa khawatir sehingga memutuskan untuk berlari.

'Sepertinya mereka tidak--?!?! Hah?! Mereka mengejar?!?!'

Chelsea panik.

Karena panik dan tidak memperhatikan jalan, gadis itu sama sekali tidak menyadari ada seseorang di depannya. Tentu saja ia berakhir menabrak orang tersebut.

"Maaf!" ucapan keduanya terdengar serentak.

Begitu Chelsea mendongak, ia melihat sosok pemuda berambut hitam yang entah bagaimana terlihat familiar baginya. Tapi lupakan saja! Ia tidak sedang ingin berpikir saat ini. Yang ia inginkan adalah kabur dari kejaran para ksatria di bawah ayahnya.

Dia tidak ingin diomeli lagi~ T^T

"Nona Chelsea?"

Chelsea, "....?!!" Bagaimana orang ini mengenalinya dan tahu namanya?!?!?!

Chelsea menatap kaget dan segera berlari. Namun pemuda itu lebih cekatan menariknya. Tentu saja Chelsea memberontak. Tapi apalah daya. Tenaganya tak sebanding dengan tenaga pemuda itu sama sekali.

"Lepas, lepaskan aku!!" seru Chelsea.

"Tunggu, jangan--ck, tenang! Kau bisa jatuh!"

Chelsea mengabaikan peringatan pemuda itu dan menoleh ke belakang sebagai gantinya. Saat melihat para ksatria yang semakin mendekat, ia akhirnya mengambil keputusan tanpa banyak berpikir.

"Tolong aku! Bawa aku pergi!" serunya sambil memegangi lengan pemuda itu.

"Hah?"

"Jangan cuma 'hah'! Cepat, bawa aku pergi, cepat!"

Kemudian, sekelilingnya menjadi putih membuat Chelsea secara refleks memejamkan matanya.



***



"Kau..., baik-baik saja?"

"U-um."

Chelsea terduduk di tanah dengan napas tersengal-sengal. Tangan kirinya menopang dinding di sampingnya sementara tangan kanannya mencengkeram kerah bajunya. Begitu Chelsea mendongak setelah menenangkan diri, barulah ia mulai berpikir siapa pemuda di depannya itu.

"Kamu..."

"Ah. Ini aku, Dylux," ucap pemuda itu membuat mata Chelsea seketika melebar karena terkejut.

"Kenapa kamu ada di sana?!" tanya gadis itu refleks.

"Bukankah harusnya itu pertanyaanku? Lagipula, apa kamu tidak takut ayahmu menangkapmu lagi?" balas Dylux tak berdaya.

Pemuda itu membuka topinya dan menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangannya. Chelsea tanpa sadar menatap bengong ke arah Dylux yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Saat Dylux menunduk dan bertemu tatap lagi dengan Chelsea, gadis berambut blonde itu segera mengalihkan pandangannya sementara dalam hati ia bertanya-tanya.

'Ada apa denganku? Sepertinya detak jantungku meningkat??' pikirnya sementara ia merasa wajahnya memanas.

'Oh! Pasti karena lari tadi!'

Chelsea mengambil kesimpulan cepat. Setelah benar-benar menenangkan diri kali ini, ia berniat berdiri dan membersihkan pakaiannya.

"Ayo. Tanahnya kotor," ucap Dylux tiba-tiba sambil mengulurkan tangannya.

I'm a Villain? Oh, Just RelaxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang